Mohon tunggu...
meypramita suudi
meypramita suudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga. Saya memiliki hobi membaca dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Pinjaman Online Masyarakat Milenial dalam Kajian Budaya Populer

8 September 2022   10:35 Diperbarui: 9 September 2022   12:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk yang memiliki banyak objek kajian budaya. Mulai dari perilaku, kebiasaan dan tradisi. Perilaku masyarakat sering bersifat dinamis dan kebutuhannya beragam. Kondisi lingkungan tempat tinggal bisa mempengaruhi perilaku serta kebutuhan. Cepat atau tidaknya suatu perkembangan budaya tergantung tempat budaya itu berada dan manusia sebagai pelakunya.

Jika dicermati, berbagai perkembangan budaya dalam masyarakat disebut budaya populer. Contoh yang paling terasa saat ini adalah belanja melalui aplikasi online.  

Meningkatnya aktivitas belanja online tidak lepas dari keberadaan teknologi yang melahirkan media baru, yang secara sadar atau tidak sadar menggeser budaya manusia ke arah perubahan sebagai akibat dari perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi.

Berbelanja dengan sistem online merupakan salah satu gaya hidup dan telah menjadi budaya populer yang dipraktikkan oleh masyarakat Indonesia.  Sejak perkembangan Internet meningkat, sebagian besar aktivitas dilakukan lebih cepat.  Belanja juga lebih praktis.  

Konsumen memesan, mentransfer dan barang dapat diterima konsumen dengan mudah.  Tak jarang harga barang di toko online lebih murah dibandingkan di toko offline, hal ini dikarenakan toko online tidak memerlukan biaya operasional yang tinggi.  Budaya populer belanja Online mendukung perdagangan dan mengagungkan konsumerisme, ditambah dengan keuntungan dan pasar yang diberikan, serta dapat menyangkal tantangan intelektual.

Kemudahan yang diperoleh konsumen dari melakukan transaksi belanja online rupanya membuat beberapa penyedia jasa layanan belanja online menyediakan fitur pembayaran berupa kredit hingga pinjaman uang bagi para konsumen.

Beberapa aplikasi belanja online seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, akulaku telah menambahkan fitur pinjaman online sebagai salah satu metode pembayaran. Selain memudahkan konsumen yang mengalami krisis uang, dengan adanya pembayaran kredit akan semakin menarik konsumen untuk membeli kebutuhan meskipun uang yang dimiliki terbatas.

Pinjaman online merupakan fasilitas berupa pinjaman dana oleh penyedia jasa yang dilakukan secara online. Dengan persyaratan yang mudah pinjaman dapat diterima konsumen untuk berbelanja di aplikasi penyedia jasa maupun di aplikasi lain. Metode pembayaran ini digunakan masyarakat milenial sebagai kartu kredit.

Selain persyaratan yang mudah, konsumen yang mengajukan pinjaman juga mendapatkan beberapa keuntungan seperti voucer belanja di aplikasi penyedia jasa.

Perubahan perekonomian dan arus globalisasi yang didukung dengan media pembayaran berupa pinjaman maupun kredit berjangka membuat perubahan perilaku membeli di kalangan masyarakat, di mana seseorang dapat membeli beberapa barang bukan didasarkan pada kebutuhan sebenarnya.

Perilaku membeli yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilakukan hanya untuk kesenangan semata karena metode pembayaran yang mendorong konsumen untuk meningkatkan pembelian terhadap beberapa barang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun