Pedagang Balon yang bersemangat Dengan nama panggilan Bapak ai ini dikenal sebagai penjual Balon anak-anak yang berusia 57 tahun, biasanya dia berjualan di sepanjang jalan GDC Depok. Demi mencukupkan kehidupan keluarga kecilnya ia rela berjualan dari pagi hingga pada malam hari. Dia harus menjalankan kehidupannya seperti ini karena keterbatasan pendidikan yang ia dapat. Bapak ai hanya bersekolah hingga SD sehingga membuat ia sulit memperoleh pekerjaan yang lebih layak. Biasanya dia hanya memperoleh 100 rb perhari dari hasil penjualan  balonnya yang ia bawa. Bapak ai memiliki istri dan 3 orang anak. Dua dari ketiga anaknya masih bersekolah sehingga ia harus terus mencari uang di usia nya yang semakin tua, belum lagi harus membayar uang kontrakan sederhana yang dia sebut kontrakan Bilik yaitu tidak  bertembok melainkan menggunakan bambu. Ia harus membayar kontrakannya sebesar 450 rb per bulan.
Menurut bapak ai selagi masih diberi kesehatan menjadi kepala keluarga haruslah tetap bertanggung jawab untuk keluarga, sehingga ia harus tetap bersemangat untuk mencari uang yang halal. Bapak ai memiliki keyakinan bahwa roda akan terus berputar
Tak jarang ketika hari sudah menjelang malam bapak Ai terlihat sedang tidur di atas trotoar jalan dekat dengan sekolah Al-Azhar  sehingga ada salah satu orang yang tergerak untuk mengupload foto bapak ai yang sedang tidur kedalam akun Instagram. Dengan harapan bapak ai mendapat bantuan yang layak. . Kesulitan yang dialaminya memang sangatlah besar. Biaya hidup dan biaya sekolah kedua anaknya yang semakin tinggi membuat Bapak Ai terus berjualan dari pagi hingga pada malam hari bahkan hingga jalanan di sekitar sudah semakin sepi. Tapi hal itu tak membuat semangatnya surut. Meskipun dia harus bekerja keras dan menghidupi kedua anaknya sendiri, dia tetap tegar. Karena dia yakin sebuah perjuangan yang keras tak akan dibayar murah kelak.
Hal ini menginspirasi kita bahwa dalam kehidupan tetaplah harus bersyukur  karena kesusahan yang berat menurut kita mungkin belum cukup berat untuk kehidupan orang lain. Semua akan indah pada waktunya jika kita akan terus berjuang, seperti yang di lakukan Bapak Ai tersebut.
by : Mahasiswi Universitas Pancasila
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI