Membuang paradigma lama akan perbedaan gender dengan keampuan seseorang
Gender, berbicara mengenai gender banyak orang langsung menghubungkannya dengan perempuan dan laki-laki. Namun sebenarnya persepsi itu kurang tepat  karena perempuan dan laki-laki adalah jenis kelamin. Sedangkan Gender dan jenis kelamin sendiri sebenarnya berbeda.
Jenis  kelamin adalah sesuatu yang hadir secara lahiriah dan alami. Misalnya bayi berpenis disebut laki-laki, dan bayi bervagina disebut perempuan. Tentu penis dan vagina memiliki fungsi yang berbeda secara biologis, membuat laki-laki tidak akan bisa menstruasi ataupun melahirkan seperti  perempuan.
Sementara gender adalah perbedaan peran, hak, kewajiban, kuasa, dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Jika kelamin bersifat alami (nature).
Gender  bersifat kultural, hasil bentukan sosial dan budaya, bisa sangat bersifat lokal dan berbeda-beda sesuai letak geografisnya, serta mempunyai sifat "menyesuaikan" dengan waktu, sebab gender seseorang berbeda-beda di daerah tertentu, di waktu tertentu pula. (Adam, 2017)
Gende  sendiri mengerucut kepada kemaskulinan dan kefeminiman seseorang. Di mana pada masa ini perbedaan akan gender menjadi sangat jelas perempuan menjadi nomer dua tanpa adanya pilah memilah antara  kelebihan dan jenis kelamin seseorang.Â
Memang kodratnya seorang lelaki menjadi nomer 1, namun dimasa milenial ini kita tidak bisa menggunakan  paradigm lama. Perempuan sendiri juga memiliki kelebihan dimana ia dapat menyesuaikan diri sesuai tempatnya.
Di dunia sedang  gencar-gencarnya menyemarakan kesetaraan gender, dimana kaum perempuan  selalu berada dinomor dua setelah kaum pria, dan kaum perempuan dianggap tidak mampu untuk menjalankan aktifitas kaum pria. Seperti halnya dalam  pekerjaan, banyak perusahaan yang menolak menerima kariyawan perempua  dikarenakan pemberian cap "lemah" kepada perempuan. Dan perempuan  seharusnya berada di rumah untuk mengurus rumah tangga membuat perempuan menjadi terkekang.
Dibeberapa Negara pilah memilah gender terjad  dalam dunia perkerjaan. Perlakuan ini menyebabkan ketimpangan gender  yang didasarkan pada kodrat seorang perempuan yang berkewajiban untu  mengurus rumah tangga.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan gender bukanlah halangan untuk berkarya dan  seorang perempuan. Ia juga mencontohkan seperti dirinya yang memiliki  keberanian untuk menenggelamkan kapal pencuri ikan di perairan  Indonesia.