Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Male" Simbolisasi Hikmah Maulid, di Perayaan Maulu' Masyarakat Bugis-Makassar

22 Oktober 2021   00:10 Diperbarui: 22 Oktober 2021   00:16 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: kompasiana.com

Male disiapkan di bakul-bakul atau sekarang ini ember yang dihiasi kertas minyak dan kertas krep warna-warni atau kalau pembuat male orang yang mampu, mereka membungkusnya dengan kain batik atau sarung batik.

Bakul atau ember male ini berisi nasi ketan, Orang Makassar menyebutnya ka'do' minnya' atau songkolo, dan Orang Bugis menyebutnya sokko', di atas nasi ketan ini diltaruh sepotong paha atau dada ayam goreng, biji cengkeh, irisan buah pala, irisan jeroan ayam yang digoreng, serta telur dadar yang diiris tipis selebar tali rapiah sebagai pelengkap dan pemanis male.

Male kemudian dibungkus dengan daun pisang. Sebagai pelengkap tambahan ada pula telur male yang telah direbus, diberi warna memakai kesumba kuning, merah, dan hijau, telur kemudian ditusuk atau diletakkan pada ujung batang bambu yang dihias dengan kertas dengan berbagai bentuk dan warna yang dibuat menarik. 

Batang bambu yang berisi telur male ini lalu ditancapkan mengelilingi tepi bakul, kadang hingga 10 tusuk dalam satu bakul. Telur male juga ditancapkan pada batang pisang dan dihias sehingga nampak seperti  kembang warna-warni. 

Pada bagian tengah bakul male atau induk male dibuatkan semacam wadah es cream raksasa, isinya kadang uang, makanan ringan, permen, kacang goreng tanpa kulit atau orang Makassar menyebutnya langkoseng.

Setelah semua acara ritual Maulid selesai sampailah dipuncak acara, yakni berbagi berkah Maulid yaitu membagi-bagikan bakul/ember male kepada para hadirin, dan salah satu yang biasanya menjadi warna dari kemeriahan perayaan Maulid Nabi ini adalah rebutan male oleh anak-anak kecil.

Pernak-pernik male seperti telur, batang pohon pisang, dan nasi ketan atau songkolo/sokko pada acara Maulid yang oleh orang Bugis-Makassar menyebutnya Maulu'/Maudu' tersebut merupakan hasil akulturasi budaya masyarakat Bugis-Makassar dengan ajaran Islam. 

Pernak-pernik tersebut dipercaya sebagai simbol yang mengandung falsafah hidup dan nilai-nilai keislaman. Telur dimaknai sebagai simbol kehidupan, bentuknya yang bulat melambangkan dunia tempat kita tinggal. 

Selain itu telur juga dimaknai sebagai awal kehidupan yang bersih dan masih suci, sebagaimana manusia yang terlahir dalam keadaan suci.

Demikian pula telur yang memiliki 3 unsur yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur dimaknai sebagai 3 pilar utama dalam Islam yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Ketiga pilar tersebut tidak dapat dipisahkan dari diri seorang muslim. 

Telur yang ditancapkan pada bilah bambu bermakna bahwa Iman, Islam, dan Ihsan haruslah ditegakkan sebagaimana pokok bambu yang tumbuh tegak, lurus dan kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun