Seleb TikTok ini memiliki darah keturunan China. Namanya mulai dikenal setelah dia membuat konten yang berupa mukbang dan memasak di aplikasi TikTok. Terdapat salah satu konten yang dibuat Sisca adalah pesta truffle, yaitu sebuah telur ikan yang harganya hingga puluhan juta rupiah. Selain itu, ia juga memperlihatkan sedang menyantap kepiting asal Jepang, ditaksir hingga puluhan juta rupiah. Melalui kontek TikToknya, Sisca tidak ragu untuk memamerkan tumpukan uang pecahan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Tak cuma itu, perempuan yang dijuluki sebagai crazy rich muda ini juga sering berwisata ke luar negeri seperti Jepang hingga Australia hingga Amerika.
- Doni Salmanan
Doni Salmanan kerap memamerkan barang mewahnya. Tak tanggung-tanggung koleksi ini terdiri dari mobil hingga motor super mewah dengan harga mencapai miliaran rupiah. Sebelum menjadi jutawan, Doni yang dikenal sebagai Crazy Rich Bandung diketahui pernah menjadi tukang parkir lantaran hanya bermodalkan ijazah SD. Meski demikian, Doni yakin dirinya kelak akan sukses. Setelah menjadi tukang parkir, Doni kemudian melamar menjadi office boy di salah satu bank di kampung halamannya.
- Indra Kenz
Indra Kenz dengan jargon “wahh murah banget” yang dulunya hidup mewah kini harus mendekam di balik jeruji besi. Pemuda yang dijuluki sebagai Crazy Rich dari Medan ini terlibat kasus penipuan berkedok trading binary option lewat sebuah aplikasi Binomo. Harta yang kerap dipamerkan pun disita oleh polisi. Sebelum ditangkap, dia kerap menggunggah konten-konten berbau pamer harta melalui akun media sosialnya di TikTok dan Youtube.
- Arnold Putra
Arnold Putra merupakan salah satu influencer yang terkenal dengan kekayaannya. Dia adalah seorang clothing desainer muda yang sudah terkenal bahkan di kalangan seleb-selebh Hollywood, seperti Asap Rocky. Beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan berita Arnold Putra memesan organ tubuh manusia yang terdiri dari plasenta tiga buah dan tangan manusia.
Dari contoh-contoh diatas, kita perlu tahu apa yang melatarbelakangi maraknya fenomena flexing yang dilakukan sebagian besar oleh Gen Z:
- Kecenderungan untuk Menunjukkan Keberhasilan dan Gaya Hidup Mewah Melalui Media Sosial.
Gen Z tumbuh dalam era digital yang dipenuhi dengan platform seperti Instagram dan TikTok, di mana mereka dapat dengan mudah memamerkan kekayaan dan prestasi mereka kepada orang lain. Hal ini menciptakan tekanan sosial untuk terus bersaing dan menunjukkan kesuksesan mereka.
- Budaya Konsumerisme yang Kuat
Gen Z banyak terpapar dengan iklan dan konten yang mempromosikan barang-barang mewah dan gaya hidup glamor. Hal ini mendorong mereka untuk membeli barang-barang mahal dan memamerkannya kepada orang lain sebagai simbol status sosial
- Adanya Kebutuhan untuk Mendapatkan Validasi dan Pengakuan dari Orang Lain
Faktor ini juga memainkan peran penting dalam fenomena flexing. Gen Z sering kali mencari perhatian dan dukungan dari teman-teman mereka di media sosial. Dengan memamerkan keberhasilan dan gaya hidup mewah, mereka berharap mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.
- Pengaruh Selebriti
Banyak selebriti terkenal yang sering memamerkan gaya hidup mewah mereka di media sosial, dan ini dapat mempengaruhi penggemar mereka untuk melakukan hal yang serupa.
Perilaku flexing tidak selamanya berkonotasi buruk. Perilaku flexing dengan tujuan strategi marketing (pemasaran) akan memberikan dampak baik yang sangat menguntungkan. Flexing banyak digunakan sebagai strategi pemasaran influencer yang benar-benar penting untuk mendapatkan perhatian dari pengikut mereka. Dari pernyataan tersebut, kita dapat memberi kesimpulan bahwa flexing memiliki dampak positif dan negatif sebagai berikut:
Dampak Positif
- Motivasi