Ketika sepiring mie berempah menjadi jembatan kenangan dan cita rasa yang tak tergantikan
Setiap kali kembali ke Banda Aceh, saya tak pernah melewatkan satu ritual yang sudah seperti panggilan hati: menikmati Mie Aceh. Tapi kali ini bukan sekadar mie biasa, melainkan seekor kepiting utuh yang disiram kuah dan mie berempah khas Peunayong, pengalaman kuliner yang bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga membangkitkan kenangan dan rasa hangat yang tak lekang oleh waktu.
Menikmati Mie Kepiting Razali di Peunayong, Banda Aceh, menghadirkan sensasi kuliner otentik yang tak tergantikan. Dari cita rasa rempah yang pekat hingga pengalaman di berbagai kedai mie Aceh populer lainnya, Â inilah perjalanan rasa dan kenangan di Tanah Rencong.
"Ada rasa yang tak pernah lekang waktu, aromanya menuntun langkah, dan kehangatannya membuat kita selalu ingin kembali."
Setiap kali pesawat mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, ada perasaan hangat yang tak bisa dijelaskan. Udara Banda Aceh yang lembut menyapa, memunculkan nostalgia yang tak pernah padam. Bagi saya, kota ini bukan sekadar tempat singgah, ia adalah rumah bagi rasa dan kenangan.
Di antara begitu banyak pesona Banda Aceh, satu hal yang selalu saya rindukan adalah Mie Aceh. Bukan hanya karena kelezatannya, tetapi karena setiap helai mie yang tersaji seperti membawa cerita panjang tentang budaya, keramahan, dan cinta masyarakat Aceh terhadap kuliner mereka.
Mie Razali: Cinta Lama yang Tak Pernah Pudar
Setiap kali menginjakkan kaki di Banda Aceh, langkah saya hampir otomatis menuju Mie Razali. Dari kejauhan saja, aroma rempah yang menyeruak dari dapurnya sudah seperti salam selamat datang yang hangat.
Menu andalan saya di sini tentu Mie Kepiting Razali.
Jika di Jakarta Mie Aceh Kepiting berarti mie dengan topping daging kepiting, maka di Razali artinya jauh lebih istimewa. Seekor kepiting utuh disajikan di atas piring beralas daun pisang, lalu disiram dengan mie berkuah kental beraroma rempah kuat dan harum kaldu segar.
Kuahnya berwarna merah kecokelatan, berpadu dengan rasa pedas gurih yang mantap. Saat saya aduk, kuah meresap ke setiap helai mie dan celah cangkang kepiting, menciptakan harmoni rasa yang menggoda.