Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyambut Maulid Nabi saw; Menyusuri Jejak Cahaya di Bulan Rabiul Awwal

5 September 2025   08:56 Diperbarui: 5 September 2025   08:56 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari ini, kita kembali berjumpa dengan 12 Rabi'ul Awwal. Bagi sebagian orang, ini hanya tanggal dalam kalender Hijriah. 

Tapi bagi hati yang rindu, ia adalah hari penuh cahaya, hari lahirnya Rasulullah salallahi alaihi wassalam , manusia pilihan yang membawa rahmat bagi semesta.

Bayangkan, di sebuah rumah sederhana di Makkah, lahirlah bayi mungil yang kelak mengguncang sejarah. Tanggal itu bukan sekadar catatan, tetapi jawaban doa Nabi Ibrahim as. yang memohon agar Allah mengutus seorang rasul di tanah suci:

"Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka..." (QS Al-Baqarah [2]:129).

Dan benar, pada tahun itulah Allah juga memperlihatkan tanda kebesaran-Nya. Pasukan bergajah Abrahah yang hendak meruntuhkan Ka'bah dihancurkan burung ababil (QS Al-Fl). 

Seakan Allah ingin berkata: Inilah saatnya cahaya kebenaran lahir, dan segala kesombongan akan runtuh di hadapannya.

Bahagia dengan Cara Rasulullah saw 

Kalau ditanya, apa rahasia bahagia Rasulullah saw ? Jawabannya sederhana: senyum, syukur, dan iman.

Senyumnya bukan basa-basi. Beliau bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi). Senyumnya menenangkan siapa pun di sekitarnya.

Syukurnya luar biasa. Meski kaki beliau sampai bengkak karena shalat malam, ketika ditanya mengapa, beliau hanya berkata: "Tidakkah aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari & Muslim).

Imannya teguh. Itulah yang membuat beliau sabar, lembut, dan tetap tegar menghadapi ujian.

Dari sini kita belajar: bahagia sejati bukan soal harta atau kedudukan, tapi hati yang penuh iman, selalu bersyukur, dan rela berbagi.

Rabi'ul Awwal: Jejak Perjalanan Hidup Rasulullah saw 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun