Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kopaja71 dari 02 Corner Kompas Gramedia Menuju Indonesia Emas

19 Agustus 2025   21:16 Diperbarui: 20 Agustus 2025   12:52 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolabirasi tua-muda, senior-yunior, Sumber: Dokumentasi KOPAJA71/ Nur Taufik 

Literasi, Lomba, dan Harapan yang Tak Pernah Padam

Di tengah riuh rendah perayaan kemerdekaan yang kerap dipenuhi seremoni formal dan rutinitas tahunan, Komunitas KOPAJA71 memilih jalur yang berbeda. 

Mereka berkumpul di O2 Corner, Gedung Kompas Gramedia, bukan sekadar untuk merayakan, tetapi untuk merenungkan: Apa arti kemerdekaan hari ini? 

Indonesia tengah berdiri di persimpangan sejarah: antara peluang besar dan tantangan yang tak kalah serius. Dua potensi utama yang seharusnya menjadi perhatian dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 adalah bonus demografi dan potensi pariwisata. 

Keduanya menyimpan kekuatan transformatif, jika dikelola dengan bijak, beretika, dan berpihak pada pembangunan manusia.

Dalam semangat peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Komunitas KOPAJA71 menyelenggarakan sesi bedah buku  yang secara tepat dan relevan mengangkat dua isu strategis tersebut. Dua buku yang dibedah bukan hanya menyajikan gagasan, tetapi juga membuka ruang refleksi dan aksi:

- Mempersiapkan Gen Alpha Memasuki Dunia Kerja Sejak Dini karya Merza Gamal, yang menyoroti pentingnya membentuk karakter dan kesiapan kerja generasi muda sejak dini, sebagai bagian dari pengelolaan bonus demografi.

- Pariwisata Indonesia Harus Memupus Anggapan Turis Sebagai Calon Mangsa karya Syaiful W. Harahap, yang mengajak kita mereformasi cara pandang terhadap wisatawan dan membangun pariwisata yang beretika, berkelanjutan, dan bermartabat.

Kehadiran dua buku ini dalam satu forum bukan kebetulan. Ia mencerminkan bahwa kemerdekaan hari ini bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi tentang keberanian membentuk masa depan dengan literasi, etika, dan semangat kolaboratif.

Dan bagaimana kita mengarah ke Indonesia Emas 2045, bukan Indonesia yang semakin cemas?

Bedah Buku Ganda: Literasi untuk Masa Depan dan Etika Wisata yang Berdaulat

Acara dimulai dengan bedah dua buku dimoderatori oleh jurnalis senior, Ibu Ery Siahaan, yang menggugah kesadaran publik:

Sesi bedah buku, Sumber: Dokumentasi KOPAJA71 / Nur Taufik
Sesi bedah buku, Sumber: Dokumentasi KOPAJA71 / Nur Taufik

1. Mempersiapkan Gen Alpha Memasuki Dunia Kerja Sejak Dini karya Merza Gamal, yang menyerukan reformasi ekosistem pendidikan dan pengasuhan agar lebih adaptif, reflektif, dan manusiawi. 

Buku ini mengajak pembaca untuk tidak mengulang kesalahan generasi sebelumnya, dan membangun masa depan kerja yang sehat secara nilai dan struktur. 

Data dari World Economic Forum menunjukkan bahwa 65% anak-anak yang masuk SD hari ini akan bekerja di bidang yang belum ada saat ini---menegaskan urgensi transformasi pendidikan.

2. Pariwisata Indonesia Harus Memupus Anggapan Turis Sebagai Calon Mangsa karya Syaiful W. Harahap, yang menyoroti praktik eksploitatif dalam industri pariwisata. 

Ia mengajak kita untuk mengubah paradigma: dari melihat turis sebagai sumber uang semata, menjadi tamu yang dihormati dalam ekosistem budaya yang berkelanjutan. 

Dalam konteks overtourism dan krisis etika pariwisata global, gagasan ini menjadi sangat relevan dan mendesak.

Diskusi lintas buku ini membuka ruang refleksi yang luas: tentang masa depan generasi muda dan masa depan pariwisata Indonesia. 

Keduanya bertemu dalam satu titik: kemerdekaan adalah ketika kita mampu membangun sistem yang sehat, adil, dan berdaulat secara naratif.

Lomba-Lomba: Merayakan Kemerdekaan dengan Kegembiraan Kolektif

Setelah sesi reflektif, suasana berganti menjadi lebih riang. Komunitas KOPAJA71 menggelar berbagai lomba bertema kemerdekaan yang sederhana namun penuh makna: Estafet Sarung, Balap Kelereng, Memasukkan Benang ke Jarum Jahit, serta sesi Kuesioner yang menggugah pemikiran peserta tentang nilai-nilai kebangsaan dan refleksi pribadi.

Meski sudah manula, semangat tetap anak muda; Sumber: Dokumentasi KOPAJA71 / Nur Taufik 
Meski sudah manula, semangat tetap anak muda; Sumber: Dokumentasi KOPAJA71 / Nur Taufik 

Bukan sekadar hiburan, lomba-lomba ini menjadi ruang interaksi lintas generasi, tempat anak-anak belajar tentang perjuangan melalui permainan tradisional, dan orang dewasa mengenang masa kecil mereka dengan senyum nostalgia.

Kolabirasi tua-muda, senior-yunior, Sumber: Dokumentasi KOPAJA71/ Nur Taufik 
Kolabirasi tua-muda, senior-yunior, Sumber: Dokumentasi KOPAJA71/ Nur Taufik 

Semangatnya bukan kompetisi, melainkan kolaborasi. Di tengah tawa dan sorak-sorai, terselip nilai-nilai yang tak ternilai: kebersamaan, solidaritas, dan rasa memiliki terhadap tanah air.

Penutup yang Hangat: Makan Siang dan Harapan Bersama

Acara ditutup dengan foto bersama dan makan siang sederhana. Namun yang dibawa pulang oleh para peserta bukan hanya dokumentasi atau hadiah lomba, melainkan semangat kemerdekaan yang hidup dan harapan akan Indonesia Emas 2045.

Di tengah kecemasan global: krisis iklim, ketimpangan digital, dan polarisasi sosial, mereka memilih untuk percaya. 

Bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa yang reflektif, inklusif, dan berdaulat secara naratif. 

Komunitas KOPAJA71 Ngetem di Kompas Gramedia,  Sumber: Dokumentasi KOPAJA71/ Nur Taufik 
Komunitas KOPAJA71 Ngetem di Kompas Gramedia,  Sumber: Dokumentasi KOPAJA71/ Nur Taufik 

Bahwa kemerdekaan bukan hanya soal masa lalu, tetapi tentang keberanian membentuk masa depan.

Penulis: Merza Gamal (Kompasianer Sejak Awal Kompasiana)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun