Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menemukan Monumen Askar Pejuang Kemerdekaan Saat Menyusuri Kampung Kauman

10 Agustus 2025   08:31 Diperbarui: 10 Agustus 2025   09:02 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan jalan kaki Kampung Kauman,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Pagi itu, langkah saya dimulai dari SM Tower Malioboro, sebuah hotel milik Suara Muhammadiyah yang berdiri di Jalan KH Ahmad Dahlan No.107, Ngampilan. Bangunannya menjulang bersih dengan arsitektur modern, namun menyimpan semangat historis yang tak bisa dipisahkan dari denyut dakwah dan literasi Muhammadiyah. 

Hotel ini bukan sekadar tempat menginap, tetapi juga ruang inspiratif yang melekat dengan sejarah pergerakan Islam di Indonesia.

Dari pelataran hotel, saya berjalan kaki menyusuri Jalan KH Ahmad Dahlan. Udara masih segar, sinar matahari menyusup pelan di antara bangunan tua dan toko-toko kecil. 

Hanya beberapa ratus meter dari sini, gerbang Kampung Kauman mulai terlihat---kokoh, bersahaja, dan tetap menjadi pusat gravitasi spiritual masyarakat Yogyakarta. Di sinilah narasi sesungguhnya dimulai.

Gerbang Kauman -- Portal Spiritual dan Sosial

Gapura Kauman berdiri kokoh dengan bentuk lengkung di bagian atas, mencerminkan pengaruh arsitektur Timur Tengah. Di tengahnya terpampang lambang Muhammadiyah: matahari bersinar dua belas dalam lingkaran hijau. Ini bukan sekadar simbol organisasi, tetapi penanda bahwa saya memasuki wilayah yang telah melahirkan gerakan Islam progresif sejak awal abad ke-20.

Gerbang Kampung Kauman, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Gerbang Kampung Kauman, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Gerbang ini bukan hanya pintu masuk fisik, tetapi juga portal menuju lorong waktu---ke masa ketika agama, pendidikan, dan keberanian rakyat bersatu dalam satu napas perjuangan. 

Di balik gapura ini, saya melangkah ke ruang yang pernah menjadi pusat dakwah, tempat kelahiran Hizbul Wathan, dan medan tempur spiritual melawan penjajahan.

Filosofi Jalan Kaki -- Menanggalkan Status Sosial

Di Kampung Kauman, kendaraan bermotor dilarang masuk. Jalan-jalan sempit dirancang agar setiap orang yang melintas harus berjalan kaki---sebuah filsafat kesetaraan yang menghapus batas status sosial. Di sini, semua orang adalah pejalan, pencari ilmu, dan bagian dari komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun