Bangkit Bukan Sekadar Slogan, Tapi Panggilan untuk Benar-Benar Berbenah
Ada harapan yang membuncah saat Bank Muamalat diselamatkan. Namun di tengah jalan, badai lama seakan kembali menyapa.
Apakah kita sedang menyaksikan bangkitnya sebuah legenda, atau terulangnya siklus klasik "muhasabah tanpa pembenahan"?
Dari Titik Nol ke Titik Harapan
Beberapa tahun lalu, nama Bank Muamalat seolah tenggelam dalam kabut krisis. Bank syariah pertama di Indonesia ini sempat berada di ujung tanduk, dihantui rasio keuangan yang memburuk, dan hanya bertahan berkat loyalitas nasabah yang teguh menjaga prinsip-prinsip syariah.
Namun, cahaya mulai muncul dari ufuk Timur. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dari Islamic Development Bank (IsDB) datang sebagai penyelamat. Injeksi modal pun mengalir deras, membawa harapan bahwa Bank Muamalat akan kembali mengibarkan panji kejayaannya.
Namun Kini, Angka-angka Bicara Lain
Sayangnya, data kuartal I-2025 menunjukkan sinyal waspada. Alih-alih melonjak dengan energi baru, kinerja Bank Muamalat justru mengalami penurunan:
- Total pembiayaan turun 21,5% YoY, dari Rp21,4 triliun menjadi hanya Rp16,8 triliun.
- Rasio NPF (Non-Performing Financing) gross naik ke 3,99%, dari sebelumnya 2,22%.
- NPF net membengkak jadi 3,37%, dari hanya 1,17% di tahun lalu.
Di dunia perbankan, ini bukan angka remeh. NPF yang mendekati 4% adalah lampu kuning yang menyorot tajam ke arah kualitas aset dan manajemen risiko.
Analisis: Apa yang Salah?
-
Pembenahan belum menyentuh akar masalah
Injeksi modal ibarat suntikan vitamin. Tapi jika penyakitnya adalah kebiasaan buruk --- seperti manajemen risiko lemah, kurangnya pengawasan kredit, atau sektor pembiayaan yang terlalu spekulatif --- maka "vitamin" saja tak cukup. Transformasi yang berjalan lambat
Bank Muamalat memang memulai rebranding, memperbaiki aplikasi mobile, hingga memperluas jangkauan digital. Namun, transformasi internal, seperti budaya kerja, strategi bisnis, dan tata kelola pembiayaan, tampaknya belum berjalan secepat ekspektasi.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!