Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merenungi Kembali Surah Al Baqarah 183-184 dalam Mempersiapkan Diri Menyambut Ramadan

8 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 8 Maret 2024   07:51 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dengan tersisihnya hari-hari menuju bulan Ramadan yang mulia, cahaya bulan Ramadan pun semakin dekat. Suasana penuh kekhusyukan dan kebersihan rohani menyambut kita, memanggil untuk merenungkan kembali ajaran yang disampaikan dalam Surah Al Baqarah ayat 183-184. 

Dalam kisah ayat-ayat tersebut tersemat petunjuk-petunjuk penting tentang persiapan diri menghadapi bulan Ramadan yang suci.

Makna Ayat 183-184: Renungan dalam Memasuki Bulan Ramadan

Mari kita melangkah lebih dalam dalam kisah ayat-ayat yang penuh hikmah ini. 

Ayat 183 mengingatkan kita bahwa puasa Ramadan adalah kewajiban bagi orang-orang beriman, sebagaimana juga telah diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya. Puasa ini bukanlah sekadar menahan lapar dan haus, tetapi merupakan panggilan untuk mencapai taqwa, kesadaran spiritual yang mendalam terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan kita.

  1. Panggilan kepada Orang-orang Beriman: Ayat dimulai dengan panggilan kepada orang-orang beriman, menekankan pentingnya iman sebagai landasan dalam menjalankan ibadah.
  2. Kewajiban Berpuasa: Puasa Ramadan diwajibkan kepada umat Muslim sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah dan kesinambungan ajaran agama.
  3. Tujuan Utama Puasa: Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi sarana untuk mencapai taqwa, kesadaran spiritual yang membawa kita lebih dekat kepada Allah.

Puasa Ramadan bukanlah sekadar kewajiban, melainkan kesempatan untuk meraih taqwa, kesadaran spiritual yang mendalam. Begitu juga dengan ayat 184, yang memberikan petunjuk tentang puasa dalam kondisi-kondisi khusus. Dalam setiap kata, terdapat panggilan untuk meningkatkan kesadaran dan ketaatan kepada Sang Pencipta.

  1. Kondisi Khusus: Puasa hanya diwajibkan dalam beberapa hari tertentu, menegaskan keistimewaan bulan Ramadan sebagai bulan suci yang penuh berkah.
  2. Fleksibilitas dalam Hukum: Allah memberikan kelonggaran bagi mereka yang sakit atau dalam perjalanan untuk tidak berpuasa, dengan syarat mereka menggantinya di hari-hari lain.
  3. Kewajiban Fidyah: Bagi yang tidak mampu menjalankan puasa, mereka dapat membayar fidyah sebagai ganti, menunjukkan keadilan dan rahmat Allah dalam agama Islam.

Langkah-langkah Memperkuat Iman dan Taqwa Setelah Ramadan Berlalu

Namun, persiapan untuk Ramadan bukanlah akhir dari perjalanan spiritual kita. Setelah bulan suci itu berlalu, tantangan sejati dimulai. Kita harus memastikan bahwa peningkatan iman dan taqwa kita tidak berhenti begitu saja. Inilah saatnya untuk menjaga nyala keimanan dan ketakwaan kita menyala terus, bahkan setelah bulan Ramadan berakhir.

  1. Mempersiapkan Niat yang Kokoh: Perkuatlah niat untuk terus menjaga ibadah dan ketaatan kepada Allah setelah Ramadan berakhir.
  2. Berlaku Konsisten: Jaga konsistensi dalam ibadah dan amal baik, tidak hanya selama Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun.
  3. Berlaku Bijaksana dalam Kehidupan Sehari-hari: Terapkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang dipelajari selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan-pesan Khusus dalam Menyambut Ramadan dan Menjaga Penigkatan Iman dan Taqwa

Dalam setiap langkah kita, ada pesan-pesan yang mengingatkan kita akan esensi Ramadan dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah. Kesadaran spiritual, kebaikan kepada sesama, konsistensi dalam ibadah, semua itu adalah bagian dari perjalanan panjang kita menuju-Nya.

Dan ketika kita memahami dan menghayati pesan-pesan tersebut, kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang tiada tara, tidak hanya selama Ramadan, tetapi sepanjang hidup kita, meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Kesadaran Spiritual: Manfaatkan Ramadan untuk mendalami hubungan spiritual dengan Allah.
  2. Kebajikan dan Kepedulian Sosial: Maksimalkan peluang untuk berbuat kebaikan kepada sesama dan menjauhi segala bentuk dosa.
  3. Konsistensi dan Kesungguhan: Jadilah pribadi yang terus berkembang dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun