Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati Sebelum Mengucapkan atau Menuliskan 'Hmm...'

5 September 2023   20:10 Diperbarui: 5 September 2023   20:16 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Berkomentar dengan Bijak dan Berempati

Ketika berbicara atau berkomunikasi secara tertulis, kita sering kali menghadapi momen di mana kata-kata tampaknya terhenti sejenak, digantikan oleh kata "Hmm...".

Kata "Hmm..." tersebut adalah ungkapan yang sangat umum dalam percakapan sehari-hari, tetapi apa yang sebenarnya kita maksudkan ketika kita mengucapkannya?

"Hmm..." adalah salah satu kata penghubung yang multifungsi. "Hmm..." dapat digunakan dalam berbagai konteks dan memiliki makna yang berbeda tergantung pada bagaimana dan di mana itu digunakan.

Beberapa arti yang mungkin dari "Hmm..." termasuk pertimbangan, ketidaksetujuan, ketidakpastian, atau bahkan pengalihan perhatian. Masalahnya, ketika kita menggunakan "Hmm..." dalam komunikasi tertulis, ini dapat menjadi sumber potensi mis-interpretasi.

Ketika Anda mengomentari tulisan seseorang dengan kata "Hmm..." dalam bentuk komentar tertulis, Anda meninggalkan banyak ruang bagi orang lain untuk mengisi makna di balik kata-kata tersebut. Tanpa ekspresi wajah atau nada suara yang mendukungnya, "Hmm..." bisa diartikan dalam berbagai cara oleh pembaca, bahkan bisa dianggap pelecehan.

Mungkin pembaca akan bertanya-tanya apa yang Anda maksud dengan "Hmm...": Apakah Anda merenungkan tulisan itu? Apakah Anda setuju atau tidak setuju? Apakah Anda merasa tidak yakin tentang informasinya? Atau Anda melecehkan si penulis?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin muncul dalam pikiran pembaca, dan ini bisa merusak komunikasi yang efektif.

Untuk menghindari potensi misinterpretasi dan memastikan komunikasi yang lebih jelas, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika Anda ingin menggunakan "Hmm..." dalam komentar tertulis:

  1. Berpikir Sebelumnya: Pertimbangkan dengan cermat apa yang ingin Anda sampaikan. Apakah Anda merenungkan informasi tersebut, atau apakah Anda ingin menyatakan ketidaksetujuan atau ketidakpastian? Pastikan makna Anda jelas.
  2. Tawarkan Umpan Balik Konstruktif: Jika Anda merasa perlu memberikan tanggapan, cobalah untuk memberikan umpan balik yang lebih konkret atau pertanyaan yang spesifik untuk memulai diskusi yang bermakna.
  3. Gunakan Kata-kata yang Jelas: Alihkan "Hmm..." dengan kata-kata yang lebih jelas dan ekspresif untuk mengkomunikasikan pandangan Anda secara lebih tepat.

Penggunaan kata "Hmm..." dalam komunikasi tertulis bisa menjadi potensi sumber misinterpretasi. Untuk memastikan pesan Anda lebih jelas dan menghindari konflik yang tidak perlu, berpikir sebelumnya dan berkomunikasi dengan kata-kata yang lebih tepat adalah kunci.

Dalam komunikasi daring, di mana ekspresi wajah dan nada suara tidak dapat dilihat atau didengar, upaya lebih lanjut diperlukan untuk memastikan pesan kita disampaikan dengan benar.

Menggunakan "Hmm..." dengan Bijak

Sebagai makhluk sosial yang terlibat dalam percakapan sehari-hari, kita seringkali mencari kata-kata yang sesuai untuk merespons pemikiran, ide, atau pendapat orang lain. Salah satu kata yang paling umum digunakan adalah "Hmm...". Namun, sederhana seperti kata ini, bisa memiliki dampak besar pada bagaimana kita berkomunikasi.

Ketika kita menggunakan "Hmm..." dalam komentar atau respons kita, kita seharusnya tidak hanya memandangnya sebagai ungkapan sepele. Sebaliknya, kita harus menganggapnya sebagai potensi sumber pemahaman yang lebih dalam atau konflik yang tidak perlu.

Penggunaan yang bijak dan berempati dari kata "Hmm..." dapat memperkuat komunikasi kita, sementara penggunaan yang sembrono bisa merusaknya.

Saat Anda merenungkan penggunaan kata "Hmm..." dalam interaksi Anda, pertimbangkan konteks, niat, dan dampak potensialnya. Apakah Anda ingin menyatakan ketidaksetujuan, ketidakpastian, atau sekadar merenungkan informasi?

Jika Anda berhati-hati dan menggunakan kata-kata dengan tepat, Anda dapat membantu mendorong diskusi yang lebih produktif dan pemahaman yang lebih baik.

Ingatlah bahwa di balik kata-kata kita terdapat pemikiran dan perasaan orang lain. Sebuah "Hmm..." yang merenung bisa menjadi titik awal untuk pemahaman yang lebih dalam, sementara "Hmm..." yang sembrono bisa menjadi batu loncatan menuju ketidakpahaman dan ketegangan.

Dalam komunikasi, kata-kata kita adalah alat penting, dan pemahaman adalah kuncinya. Oleh karena itu, mari gunakan "Hmm..." dengan bijak dan berempati, dan kita dapat membangun jembatan pemahaman yang kuat dalam percakapan kita sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun