Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Prioritas Chief Finance Officer Menghadapi Badai Ekonomi Global

9 Februari 2023   03:56 Diperbarui: 9 Februari 2023   04:00 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Risiko pertumbuhan masa depan (File by Merza Gamal)

Walaupun pandemi COVID-19 tampaknya sudah reda, tetapi dampaknya masih mendominasi bentang alam. Para pemimpin keuangan (CFO= Chief Finance Officer) mengatakan risiko terbesar terhadap pertumbuhan di masa depan berpusat pada tiga kekhawatiran yang mengguncang pasar selama pandemi COVID-19, yakni: kenaikan suku bunga, inflasi, dan gangguan rantai pasokan.

Kekahawatiran para CFO tersebut terungkap dalam Survei Global McKinsey terbaru.  Dengan potensi perlambatan ekonomi yang membayangi, CFO telah mempertajam fokus mereka tahun ini dalam mengelola inflasi yang menghambat pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Gangguan rantai pasokan dan kenaikan suku bunga juga telah menarik perhatian para CFO, dan hanya memiliki sedikit waktu untuk fokus membangun kemampuan dan pertumbuhan organisasi. Sementara itu, secara terpisah, para petugas di bagian keuangan menetapkan prioritas yang agak berbeda dari organisasi mereka, terutama dalam hal perencanaan strategis dan pengelolaan kas.

Saat awal-awal pandemi Covid-19, sebagian CFO mulai beralih ke penganggaran berbasis nol. Metode akuntansi ini digunakan oleh CFO dengan pertimbangan untuk mengurangi pengeluaran di tengah  biaya ekonomi global yang meningkat. Pendekatan tersebut mengharuskan CFO untuk menginterogasi dan menjelaskan setiap item dalam periode anggaran baru. Berbeda dengan teknik penganggaran tradisional yang bergantung pada modifikasi pengeluaran tahun sebelumnya. Banyak CFO di berbagai sektor bisnis mulai dari barang konsumen hingga industri otomotif mengadopsi praktik tersebut. (The Wall Stret Journal, 27 November 2022 )

Berbeda dengan eksekutif lainnya, CFO melihat langsung angka-angka yang menunjukkan sedikit inflasi atau efek buruk dari perlambatan ekonomi. Pengeluaran sulit ditahan karena lonjakan harga, sementara biaya pembiayaan terus meningkat, dan kemungkinnan untuk meminjam dana lebih sulit dari sebelumnya. Meskipun perusahaan bisa saja memiliki kekuatan penetapan harga, tetapi mereka tidak dapat menaikkan harga tanpa batas waktu untuk membantu keuntungan perusahaan. Apalagi pada perusahaan multinasional yang terkena dampak pukulan keras oleh fluktuasi dolar.

Akibat kerasnya dunia keuangan global, pada akhir tahun 2022, lebih banyak CFO mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. (Fortune, 6 Desember 2022). Hal tersebut dimungkinkan karena CFO berada di bawah pengawasan yang lebih ketat saat bisnis mengevaluasi kinerja akhir tahun mereka. Bisa juga terjadi karena CFO yang memimpin selama masa tenang mungkin tidak dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi resesi. Akibatnya, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, jumlah CFO yang pensiun meningkat.

Berdasarkan Survei terbaru McKinsey Global Institute (Desember 2022),  empat puluh enam persen CFO mengatakan kenaikan suku bunga menimbulkan potensi risiko terbesar bagi pertumbuhan perusahaan mereka selama 12 bulan ke depan. Tiga puluh dua persen mengatakan hal yang sama untuk inflasi, dan 26 persen menyebutkan gangguan rantai pasokan sebagai yang teratas. Serta, 12 persen responden yang mengatakan bahwa pandemi itu sendiri merupakan risiko yang menonjol bagi pertumbuhan perusahaan.

Akibat kondisi perekonomian global yang semakin sulit, CFO menjadi sangat fokus pada penetapan harga, suku bunga, dan inflasi. Dan, mereka tampaknya menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tujuan strategis jangka panjang.  Berbeda dengan hasil survei McKinsey yang serupa pada tahun 2021, menunjukkan bahwa para CFO lebih sering terlibat dalam penetapan strategi perusahaan, transformasi skala besar, dan Merger & Acquisition dibandingkan dengan survei 12 bulan terakhir (tahun 2022).

Dari hasil survey McKinsey, dalam beberapa kasus, CFO mengatakan bahwa mereka memprioritaskan tujuan secara berbeda dari cara yang dilakukan organisasi mereka.  CFO yang menjadi responden melaporkan bahwa meskipun organisasi mereka memprioritaskan perencanaan strategis, mereka secara pribadi lebih peduli dengan peningkatan pengelolaan risiko keuangan, likuiditas, dan alokasi sumber daya.

Image: Prioritas perbaikan perusahaan dalam 12 bulan ke depan (File by Merza Gamal)
Image: Prioritas perbaikan perusahaan dalam 12 bulan ke depan (File by Merza Gamal)

Banyak CFO memprioritaskan area yang dapat mereka pengaruhi secara langsung. Banyak CFO tidak lagi melihat perencanaan strategis yang tepat menjadi penting. Padahal, bagi CEO dan organisasi perusahaan, strategi sangat penting untuk mengelola ketidakpastian. CFO melihat misalignment pada penganggaran dan peramalan sebagai area yang terkendali dengan baik dan tidak membutuhkan banyak fokus mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun