Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Wukuf di Arafah Saat Tidak Berhaji

8 Juli 2022   10:45 Diperbarui: 27 Juni 2023   14:05 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Tenda-tenda jamaah haji di Arafah pada tanggal 8-9 Dzukhijah (dokpri)

Arafah artinya kenal (ta'arruf), dapat pula diartikan mengajari (arrafa), dan mengakui (i'tarafa).

 Arafah diartikan tahu dan mengenal, karena di tempat ini, tepatnya di Jabal Rahmah, Nabi Adam dan Hawa ber-ta'arruf, saling melihat, mengenal dan bertemu kembali setelah 200 tahun berpisah karena dikeluarkan Allah dari Jannah (surga). Menurut banyak riwayat, Nabi Adam diturunkan di India dan Hawa diturunkan di sekitar daerah Irak.

Beratus-ratus tahun dalam pencariannya, maka bertemulah kedua orang pertama di dunia ini. Mereka berdua bertemu di padang Arafah, tepatnya di pegunungan kecil bernama Jabal Rahmah. Keyakinan bahwa bertemunya Adam dan Hawa di Jabal Rahmah itu kemudian dikukuhkan dengan dibangunnya sebuah tugu oleh pemerintah Arab Saudi di tempat tersebut.

Setelah bertemu, mereka berdua berkumpul, mengembangkan keturunan dan menetap di sekitar wilayah Masjidil Haram Makkah. Peristiwa ta'arruf ini dibadikan setiap tahunnya oleh Nabi Adam sendiri dan diteruskan oleh anak keturunannya di padang Arafah sampai saat ini, dengan didatangi dan diziarahi oleh para jamaah haji.

Dalam kisah lain, diceritakan saat Jibril memberi tahu Ibrahim bagaimana cara menunaikan manasik haji di tempat padang Arafah. Jibril bertanya; "Arafta, tahukah engkau?" Ibrahim menjawab; "Araftu. Aku mengetahui". Dialog ini bisa jadi berarti bahwa di tempat itu manusia mengenali Rabbnya, dan manusia datang ke tempat itu untuk mengakui dosanya serta untuk memohon ampunan pada Rabb-nya dengan penuh kerendahan.

Penamaan Arafah menurut Ibnu Abbas karena di tempat ini manusia (jamaah haji) mengakui kesalahan dan dosa-dosanya, lalu mereka bertobat, sebagaimana yang dilakukan Adam dan Hawa setelah keduanya dikeluarkan dari surga ke bumi. Di Arafah-lah keduanya insyaf menyadari kesalahan dan dosanya kepada Allah, lalu memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.

"Keduanya berkata: 'Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi'." (Qs. Al-A'raf [7]: 23)

Image: Padang Arafah tempat berkumpulnya jutaan jemaah haji setiap tahun hijriah (dokpri)
Image: Padang Arafah tempat berkumpulnya jutaan jemaah haji setiap tahun hijriah (dokpri)

Dari peristiwa itu, kemudian para jamaah haji berkumpul untuk melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mendengarkan khutbah Arafah kemudian shalat Dhuhur dan Asar jamak takdim qasar (dilakukan 2:2), dengan satu azan dan dua kali iqamat, disusul dengan lantunan doa-doa kepada Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Haji adalah Arafah."

Haji adalah Arafah, Arafah adalah Hari Perenungan. Sebuah perenungan tentang Sang Khalik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun