Pendahuluan: Sebuah Momentum, Sebuah Harapan
Setelah melewati hiruk-pikuk politik yang penuh dinamika, dari arena kampanye yang hangat, debat publik yang sengit, hingga pemungutan suara yang menentukan. Hari ini, Manggarai Raya resmi memiliki pemimpin baru. Pelantikan bupati Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat menjadi penanda dimulainya babak baru dalam perjalanan panjang masyarakat. Pelantikan ini bukan hanya sekadar seremoni serah terima jabatan, melainkan momen refleksi yang menuntut komitmen tulus dan tindakan nyata.
Sebagai bagian dari masyarakat yang peduli akan masa depan daerah, kami dari Ikatan Mahasiswa Pelajar Manggarai Ende (Imapelma-Ende) menyambut momen ini dengan penuh harapan, sekaligus kegelisahan. Harapan akan perubahan yang lebih baik, namun juga kegelisahan bahwa euforia politik ini bisa saja berlalu tanpa jejak jika pemimpin lupa pada janji-janjinya.
---
Realitas yang Masih Menganga
Manggarai Raya, dengan segala potensi alam dan budayanya, seharusnya menjadi daerah yang maju dan sejahtera. Namun, kenyataan di lapangan sering kali berkata lain. Jalan-jalan berlubang masih menjadi pemandangan umum, akses pendidikan dan kesehatan yang belum merata, tingginya angka pengangguran, serta permasalahan lingkungan yang diabaikan. Lebih miris lagi, suara rakyat kecil kadang hanya menjadi pelengkap dalam pesta demokrasi---dikenang saat pemilu, dilupakan setelahnya.
Bukankah pemimpin itu hadir untuk menjawab jeritan rakyat, bukan sekadar menikmati fasilitas kekuasaan? Kami tak ingin janji-janji kampanye hanya berakhir menjadi dokumen usang yang tertumpuk di meja kerja bupati.
---
Harapan dan Tuntutan Kami
Sebagai representasi suara kaum muda, kami dari Imapelma-Ende menyampaikan harapan sekaligus tuntutan berikut kepada para pemimpin yang baru dilantik:
1. Prioritaskan Kesejahteraan, Bukan Kepentingan Politik