Mohon tunggu...
Melanius Oematan
Melanius Oematan Mohon Tunggu... Guru - Olahraga, sastra, musik, jurnalistik, video editor

Melton Oematan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Problematika Tahu Tempe, Subsidi, dan Kemandirian Pangan

22 Februari 2022   20:13 Diperbarui: 23 Februari 2022   04:08 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini kisruh tahu tempe mulai mewarnai  kehidupan perekonomian bangsa. Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Kasudin KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti pada selasa 22 Februari 2022 mengatakan bahwa ada 7 pasar di Jakarta yang tidak menjual tahu tempe pada hari ini. Ke tujuh Pasar itu adalah Pasar Kebon Melati, Pasar Palmerah, Pasar Tanah Abang Blok G, Pasar Lontar, Pasar Gembrong, dan Pasar Johar Baru.

Ketiadaan penjualan tempe tahu di pasar-pasar tersebut terjadi karena kelangkaan tahu tempe yang terjadi akhir-akhir ini.  Menurut Ketua Kpoerasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun, penyebab kelangkaan tahu tempe di pasar adalah adanya aksi mogok dari pengrajin tahu tempe akibat kenaikan bahan pokok kedelai. Kenaikan ini menyebabkan kerugian di pihak pengrajin.

Tentu saja dapat dikatakan bahwa jakarta menjadi barometer kehidupan masyarakat Indonesia. hal ini berarti kelangkaan tahu tempe menjadi masalah di seluruh wilayah negara Indonesia. 

TAHU TEMPE SEBAGAI MAKANAN KESUKAAN MASYARAKAT INDONESIA

Makanan Tahu Tempe di Indonesia bukanlah hal yang baru. Tahu dan Tempe telah menjadi makanan yang disukai masyarakat Indonesia sejak nenek moyang. Jika dilihat makanan ini sudah dikonsumsi masyarakat  Indonesia sejak zaman penjajahan.

Seiring dengan munculnya kemudahan transportasi dan media komunikasi, makanan tahu tempe sudah diperjualbelikan di hampir seluruh wilayah di Negara Indonesia. Itu berarti hampir seluruh masyarakat Indonesia adalah konsumen makanan tahu dan tempe.

Kesukaan masyarakat Indonesia terhadap tahu dan tempe juga dapat dilihat dari pasokan bahan baku pembuatan tahu tempe. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lewat katadata.co.id, impor pada tahun 2018 sebanyak 2,6 juta ton, 2019 sebesar 2,7 juta ton dan pada th 20020 sebanyak 2,5 juta ton. 

Selain itu, menurut BPS konsumsi tahu dan tempe per kapita di Indonesia sudah sangat merakyat, yaitu dalam sepekan rata-rata pada th 2019 sebesar 0.15 kg untuk tahu, sedangkan tempe sebesar 0.14 kg per kapita. Data ini menunjukkan banyaknya produksi tahu tempe per tahun. Secara implisit menegaskan tingkat komsumsi yang tinggi masyarakat Indonesia  terhadap tahu tempe.

PENYEBAB KELANGKAAN TAHU TEMPE

Menurut Kementerian Perdagangan melalui suaramerdeka.com, kenaikan bahan baku kedelai impor dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

Pertama adalah naiknya harga kedelai impor yang disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, dan ketidakpastian cuaca di negara produsen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun