Mohon tunggu...
Melsa Adila Nur Zaen
Melsa Adila Nur Zaen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

بسم الله الر حمن الرحيم🌹

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Membangun Berfikir Kritis di Era Sekarang

12 Juli 2021   16:21 Diperbarui: 13 Juli 2021   10:41 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam kehidupan di era revolusi industri sekarang penting bagi kita untuk membangun berpikir kritis. Apa itu berpikir kritis? Ada beberapa orang-orang  beranggapan bahwa berpikir kritis adalah sikap atau tindakan untuk mencari kesalahan orang lain. Hal itu jelas tidak benar, karena berpikir kritis adalah berpikir secara teliti, cermat dan seksama. Tidak semua filsafat yang kita pelajari itu membantu kita untuk berpikir kritis, tetapi malah kontraprotektif. Karena filsafat secara umum atau filsafat modern yang kita warisi dari barat itu cerminan dari "Cinta Kebijaksanaan" (Philosophia), tetapi filsafat modern  justru tidak membawa kita kepada cinta kebijaksanaan, tetapi malah membawa kita kepada benci kebijaksanaan. Ada filusuf yang mengatakan tidak ada kebenaran atau tiak ada realitas dunia kecuali benda manusia. Corak filsafat seperti ini disebut Irealisme. Irealisme adalah filsafat yang menolak adanya realitas diluar diri manusia. Kita perlu keluar dari "misosophia" dan kita perlu kembali pada "philosophia" yakni ikhtiar untuk mencari kebijaksanaan dan meraih kebenaran. 

Dunia ini real, ada sebagian filusuf mengatakan bahwa dunia ini tidak ada yang ada adalah pikiran kita tentang dunia. Filusuf tersebut disebut kaum Shofis (orang yang pandai berbicara dan menggunakan pikirannya untuk mencari uang dan jabatan), sehingga yang dicari bukan kebenaran tetapi dia hanya asal mengucapkan saja agar mendapatkan uang dan jabatan. Filusuf yang sejati tidak seperti itu, akan tetapi filusuf sejati adalah filusuf yang berusaha memahami dunia ini, sekaligus mencari kebijaksanaan hidup. Sedangkan sains yang sejati adalah untuk memahami dunia ini sekaligus melakukan perbaikan-perbaikan untuk di dunia ini. Mengapa dunia disebut real? Karena dunia bisa diindera dan dunia memiliki efek untuk kita. Tetapi yang memiliki efek belum tentu bisa diindera, misal: Tuhan dan Cinta. Apakah kita bisa meliha Tuhan dan Cinta? Tentu tiak, akan tetapi kita bisa merasakan efek dari Tuhan dan Cinta. Filusuf dikategorikan menjadi dua: yang pertama filusuf modern murni adalah filusuf sains yang mengemaskan dunia ini sekaligus cara kerja sains dan pengandaiannya. Dan yang ke dua adalah filusuf modern sekaligus filusuf klasik adalah mengkombinasikan antara filsafat modern dengan filsafat modern dengan filsafat klasik. Itu semua berusaha untuk memahami dunia ini dan untuk memcari kebijaksanaan, dan akhir hidup kebijaksanaan adalah kebahagiaan.

Jadi, penting untuk kita mempunyai kesadaran bahwa kita berada di dunia saat berpikir harus bisa dipertanggung jawabkan. Sesungguhnya pikiran kita mempunyai efek atau dampak untuk orang yang mempercayai pikiran kita dan orang tersebut bertindak sesuai dengan pikiran kita. Maka yang harus kita lakukan adalah berpikir secara tanggung jawab. Apa yang dimaksud berfikir secara tanggung jawab? Berpikir secara tanggung jawab adalah berpikir dengan sepenuhnya  sadar bahwa mereka hidup di dunia ini, karena itu kita harus memperhitungkan dunia ini. Para ilmuwan apabila berpikir juga seperti itu yaitu mereka menyadari bahwa mereka hidup di dunia ini dan menghadapi dunia ini, seperti: ilmuwan sosial, ilmuwan politik, ilmuwan ekonomi, ilmuwan alam itu ketika melakukan penelitian mereka ingin memahami dunia ini, baik dunia sosial maupun dunia alam, para filusuf juga seperti itu. Bedanya filusuf dengan ilmuwan adalah apabila filusuf ketika memahami dunia itu tujuannya untuk mencari kebijaksanaan sedangkan apabila para ilmuwan ketika memahami dunia ini tujuannya semata-mata hanya untuk memahami dunia ini saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun