Mohon tunggu...
Melly Ridya Putri Meiyori
Melly Ridya Putri Meiyori Mohon Tunggu... Mahasiswa - Progressor

Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Media Sosial sebagai Bentuk Validasi Diri?

13 Februari 2022   11:25 Diperbarui: 13 Februari 2022   11:44 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan globalisasi tidak bisa di pungkiri lagi, terlebih lagi media sosial dengan penyebaran yang cepat, mudah digunakan dan juga merambah di berbagai kalangan. 

Media sosial yang pada awalnya hanya untuk berinteraksi secara online, namun kini dijadikan sebagai ajang pembandingan diri dengan orang lain, sebagai tempat untuk validasi atau bahkan sebagai tempat untuk "mempromosikan diri". Tidak ada yang salah dengan hal itu memang, tetapi karena media sosial, kita semakin merasa takut dan insecure karena membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain.

Kita selalu melihat di media sosial dengan orang-orang yang lebih segalanya. Misalnya lebih pintar, lebih kaya, lebih cantik, lebih tampan dan lain-lain. Bahkan, secara tidak sadar, kita malah membandingkan dengan artis yang tidak bisa di pungkiri bahwa ia memiliki "privillege".

Media sosial kini dijadikan tempat untuk rasa haus pengakuan dan validasi. Bukan lagi sebagai bentuk apresiasi tapi berubah menjadi suatu unjuk diri. Pada akhirnya kita selalu merasa rendah diri, merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa, tidak memiliki prestasi seperti yang lain, meragukan diri sendiri, men-cap diri gagal karena tidak seperti yang lain, strees, merasa gelisah dan lain-lain.

Semua orang berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik. Melelahkan memang, banyak orang yang pada akhirnya terjebak dengan hustle culture, dimana seseorang bekerja terus menerus tanpa beristirahat hingga menjadi toxic productivity.

Kita harus akui bahwa beristirahat adalah suatu hal yang dibutuhkan oleh tubuh, jangan sampai kita mengejar hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan, tetapi karena melihat orang lain mengerjakan kegiatan tersebut, kita malah ikut-ikutan tanpa mengetahui makna dan pencapaian yang sebenarnya.


Kita harus lebih memahami diri sendiri, mengenal potensi yang kita miliki, sehingga kita tahu mengenai batasan diri. Kita bisa berprestasi dengan cara-cara yang kita miliki, kita bisa berkarya dengan diri sendiri tanpa melihat orang lain. Dan tentunya kita bisa fokus kepada diri sendiri tanpa membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun