Mohon tunggu...
mellyna anadrota
mellyna anadrota Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sukses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Sila ke-2 Pancasila sebagai Landasan Etika dalam Menghadapi Hoaks di Media Sosial

14 Oktober 2025   07:39 Diperbarui: 14 Oktober 2025   07:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era informasi digital yang begitu cepat, media sosial menjadi tempat utama bagi publik untuk berinteraksi, mencari berita, dan menyusun pendapat. Namun, kemudahan ini juga menghadirkan ancaman yang signifikan, yaitu meningkatnya penyebaran hoaks atau berita yang tidak benar. Hoaks tidak hanya menimbulkan kesalahpahaman, tetapi juga dapat memecah belah masyarakat, mengurangi kepercayaan publik, dan merusak nilai-nilai kebangsaan. Dalam konteks ini, Pancasila, khususnya sila ke-2 yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", memiliki peranan penting sebagai landasan etika untuk menghadapi isu moral di dunia digital.

Sila kedua mengisyaratkan bahwa setiap individu memiliki martabat serta hak yang harus dihormati. Nilai "adil dan beradab" mengharuskan masyarakat untuk berpikir dengan bijak, bertindak cermat, dan memperlakukan orang lain dengan manusiawi. Dalam konteks media sosial, nilai ini dapat diwujudkan dengan sikap hati-hati sebelum membagikan informasi, menghindari ujaran kebencian yang dapat memperburuk situasi, serta menghormati berbagai pendapat yang muncul di ranah publik. Penyebaran hoaks mencerminkan pengabaian terhadap nilai kemanusiaan, karena dapat merugikan perasaan, menghancurkan reputasi, dan menciptakan konflik sosial dalam masyarakat.

Fenomena hoaks sebenarnya bukan hanya berkaitan dengan informasi yang keliru, tetapi juga menunjukkan adanya krisis moral dan etika di dunia digital. Ketika seseorang dengan mudah menyebar berita tanpa memeriksa kebenarannya, hal itu mencerminkan hilangnya sikap beradab dalam berkomunikasi. Sila ke-2 Pancasila mengingatkan bahwa manusia yang beradab adalah mereka yang dapat menggunakan akal dan hati nurani dalam menilai kebenaran informasi. Di sinilah pentingnya literasi digital yang berlandaskan nilai kemanusiaan, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang menyesatkan.

Lebih lanjut, penerapan sila ke-2 juga menuntut hadirnya empati serta tanggung jawab sosial dalam aktivitas di dunia digital. Kebebasan berekspresi di media sosial harus sejalan dengan kesadaran bahwa setiap unggahan memiliki dampak pada orang lain. Sebelum membagikan sebuah informasi, kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah informasi ini benar, apakah bermanfaat, dan apakah dapat membawa kebaikan? Pertanyaan sederhana ini mencerminkan penerapan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kehidupan digital sehari-hari.

Menghadapi hoaks tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu saja. Ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Indonesia. Sekolah, universitas, media, dan keluarga memiliki peranan penting dalam menanamkan pendidikan karakter serta literasi digital yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila. Kerjasama antar sektor sangat dibutuhkan untuk membangun budaya media sosial yang sehat, etis, dan menghargai kebenaran. Dengan demikian, media sosial dapat menjadi sarana untuk memperkuat solidaritas, menyebarkan kebaikan, serta meningkatkan rasa kemanusiaan antarwarga negara.

Pancasila bukan hanya dasar negara yang tercantum di atas kertas, tetapi merupakan pedoman hidup yang tetap relevan di setiap zaman, termasuk di era digital yang penuh tantangan ini. Melalui penerapan sila ke-2, kita diajak untuk menjadikan nilai kemanusiaan sebagai pedoman utama dalam berperilaku di dunia maya. Menyaring informasi sebelum membagikannya, melakukan pengecekan sebelum mempercayai, dan berpikir sebelum memberikan komentar adalah bentuk nyata dari sikap beradab yang diajarkan oleh Pancasila. Jika setiap pengguna media sosial mampu mencerna nilai tersebut, maka ruang digital Indonesia akan menjadi lebih sehat, cerdas, dan bermartabat. Pada akhirnya, melawan hoaks bukan sekadar soal membedakan benar dan salah, melainkan juga tentang menjaga kemanusiaan serta martabat bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun