Praktek kepemimpinan telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Untuk mempermudah pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya, seorang pemimpin perlu memiliki gaya kepemimpinan. Dengan keadaan zaman yang terus menerus mengalami perubahan, pada akhirnya mendorong pemimpin untuk mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sedemkian rupa supaya tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan pada dunia yang stabil mungkin tidak akan cocok jika diterapkan pada dunia yang tidak stabil (chaotik) seperti saat ini.
Secara umum, evolusi kepemimpinan melewati 4 tahapan dimana masing-masing tahapan tersebut terbagi menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi tingkat mikro dan makro serta dimensi lingkungan yang stabil dan chaos/kacau (Daft dan Lengel, 1998 dalam Riley, 2014). Dalam tingkatan mikro, pemimpin berfokus pada seorang individu pada waktu tertentu. Sedangkan dalam tingkatan makro, pemimpin berfokus pada organisasi untuk menciptakan budaya, iklim, nilai-nilai yang terkait dengan keseluruhan organisasi.
Selanjutnya, lingkungan yang stabil dalam konteks ini diartikan sebagai lingkungan yang tidak mengalami perubahan serta kondisi lingkungannya bisa diperkirakan atau dipastikan keadaannya. Di sisi lain, lingkungan  yang tidak stabil (chaotik) dalam konteks ini diartikan sebagai lingkungan yang mengalami perubahan dengan cepat serta sering dihadapkan dengan ketidakpastian. Lingkungan yang tidak stabil ini dicirikan dengan adanya globalisasi, arus informasi yang melimpah, persaingan bisnis antar banyak kompetitor, dan sebagainya.
Secara singkat, penjelasan 4 tahapan dari evolusi kepemimpinan adalah sebagai berikut (Daft, 2015):
Era pertama ini disebut sebagai era Great Person Leadership dimana terjadi pada zaman pra-industri atau pra-birokatik yang ditandai dengan adanya organisasi kecil yang dipimpin oleh individu di lingkungan yang stabil. Seorang pemimpin dipilih karena memiliki kualitas pribadi yang lebih unggul dibandingkan orang lain. Selain itu, pemimpin juga masih dianggap sebagai seorang pahlawan bagi para pengikutnya.
B. Era kedua: Kepemimpinan makro pada dunia yang stabil
Era kedua ini disebut sebagai era Rational Management dimana dunia masih berada pada lingkungan yang stabil sehingga organisasi dapat berkembang dengan cepat. Muncul struktur hirarki dan birokrasi sebagai mekanisme yang menjadi pedoman dalam menjalankan organisasi agar lebih efisien dan efektif. Selain itu, seorang pemimpin dipilih berdasarkan berbagai keterampilan yang dimilikinya.
C. Era ketiga: Kepemimpinan mikro pada dunia yang chaotik
Era ketiga ini disebut sebagai era Team or Lateral Leadership dimana dunia sudah mulai mengalami berbagai perubahan akibat lingkungan yang tidak stabil. Persaingan antar bisnis menjadi semakin ketat karena banyaknya kompetitor yang ada. Akibatnya, pemimpin dituntut untuk membentuk tim kerja yang solid, menghilangkan hambatan hirarkis, serta memberdayakan pengikutnya untuk meningkatkan kinerja dan komitmen mereka.
D. Era keempat: Kepemimpinan makro pada dunia yang chaotik