Mohon tunggu...
Mella sari Pili
Mella sari Pili Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Keterangan menegenai sosial dan politik dan juga seluruh isi hati dari berbagai penjuru

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dinamika dan Proses Pilkada 2020 Kota Medan

11 Januari 2021   20:04 Diperbarui: 11 Januari 2021   20:26 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

sebelumnya melihat dinamika awal akan adanya pilkada 2020 khususnya di kota medan adalah peragaan yang lebih nyyata terhadap konflik internal pendukung jokowi yang setelah periode ini pun menjadi sebuah pangggung politik hal ini juga karena konstitusi membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode. 

kemudin secara analisis yang saya berikan kini belum ada kesepataka antara koalisi jokowi dimana akan memajukan untuk pilpres yang mungkin sangat sensitif, dengann itu juga sangat jelas cengkraman jokowi itu cukup relatif dan efektif sehingga partai PDIP sendiri pun bisa memutuskan akan pula menjadi merelakan kadernya yaitu akhyar nasution demi menantu jokowi boby nasution.

Jumlah manusia di kabupaten/kota di Sumut terus berkembang. BPS belum mengumumkan hasil sensus 2020, sehingga data kependudukan teranyar dimiliki oleh Kementerian Dalam Negeri. Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, sebanyak 23 kabupaten/kota akan melaksanakan Pilkada 2020 secara serentak. Jumlah daerah tingkat II tersebut lebih banyak dari Jawa Tengah (21 kabupaten/kota) dan Jawa Timur (19 kabupaten/kota).Deretan daerah yang memilih kepala daerah juga dikenal sebagai kabupaten/kota berpenduduk gemuk di Sumut. Kota Medan dan Kabupaten Simalungun menjadi dua daerah terbesar dalam Pilkada 2020 di Sumut.

kemudia tanpa faktor intervensi jokowi pun normalnya akan bertarung antara lain PDIP dan Gerindra kolisi keduanya ditambah kemungkinana koalisi lain semisal PKS dan PAN ataupun seperti partai-partai yang masing masing beroleh 4 kursi pada pemilu 2019 lalu. kemudian dinamika- dinamika yang dihasilkan dari katalog yang bisa di ambil karena intervensi jokowi yang membawa konflik besar dibawahpermukaan yang sengaja disembunyikan dari khalayak yang menjadi tudak dalam peta poltik yang,

berikut kandidat yang akan bertarung

1. Muhammad Bobby Afif Nasution-Aulia Rachman

2. Akhyar Nasution-Salman Alfaris

Pelaksanaan Pilkada serentak sebenarnya tidak hanya alasan politik. Jadwal Pilkada serentak sudah ditetapkan jauh hari. Karena itu, bukan hal yang sulit untuk menunda Pilkada karena situasi darurat, tetapi mungkin pemerintah melihat Pilkada adalah salah satu jalur untuk memutar ekonomi, dengan peredaran uang selama tahapan Pilkada dapat mencegah pelambatan ekonomi yang mengarah pada resesi.

Pilkada serentak memang masih perlu disempurnakan sejalan dengan kebutuhan dan tantangan yang menyertainya. Berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak perlu terus berbenah diri, termasuk di dalamnya regulasi di bidang kepemiluan. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pilkada, perlu penegasan kembali peran pemerintah daerah, KPU, Bawaslu terhadap Pilkada. Perbedaan yang pemilu edngan yang sekarang adalah kehadiran jarak jauh yang menjadihkan sebuah arah komuniksi dalam peilu dan menjadikn fleksibelitas waktu dan peran yang dipertukarkan lali memiliki kesadaran akan ruang dan  lingkungn komunikasi da menjadikan tingkat pengendalian pada lingkungan komunikasi serta melihat dalam tujuan yanag di amati khususnya pada pertukarandan persusasi yang terarah.

Namun kekurangan dan klebihan para kandidat yang tentang Bobby mungkin sudah banyak yang berangapan dan dikemukakan dala jawaban untuk pertanyaan kedua yang dimana saat menunggu event yang ditunda pada desember 2020. dimana bobby adalah membuang jauh-jauhan kesan dinasti dengan kapasitas yang harus jelas terlihat dan meyakinkan bagi rakyat. 

Namunsedangkan akhyar adalah seorang pembelajar dengan tekat yang kuat membawa ruh kota medan yang dia pahami dan kapitalisasi di dalam diirnya yang bukan orang sua pencitraan meski politik kontemporer tak bisa menghindarinya dimana akhyar sendiri tidak menempuh cara resep seribu janji yang ia memnag tidak punya visi miss kecuali dokumen yang disampiakan ke kpu saat mendaftar sebgai pasangan berama Dzulmi Eldin yang diperdakan d DPRD kota medan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun