Media komunikasi yang digunakan oleh masyarakat Desa Rangan terdiri dari berbagai jenis, baik tradisional maupun modern. Media tradisional yang masih digunakan antara lain pengumuman melalui pengeras suara masjid atau musala, surat edaran dari kepala desa untuk menyampaikan informasi resmi, serta obrolan langsung antarwarga dalam kegiatan sehari-hari. Sementara itu, media modern juga mulai dimanfaatkan oleh beberapa warga, seperti penggunaan WhatsApp untuk komunikasi kelompok dan akses media sosial seperti Facebook dan Instagram  untuk berbagi informasi. Namun, akses internet masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat, terutama di daerah yang jauh dari pusat desa.
Meskipun komunikasi di Desa Rangan berjalan dengan cukup baik, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penyampaian informasi. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan akses internet. Tidak semua warga memiliki jaringan yang stabil, sehingga penggunaan komunikasi digital belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, tingkat literasi digital yang masih rendah, terutama di kalangan warga lanjut usia, menjadi tantangan tersendiri. Banyak dari mereka belum terbiasa menggunakan perangkat teknologi, sehingga lebih mengandalkan metode komunikasi tradisional.
Menggunakan konsep Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) yang dikembangkan oleh Nurudin, sistem komunikasi di Desa Rangan dapat dianalisis dalam beberapa aspek berikut. Ragam dan corak komunikasi di desa ini masih didominasi oleh komunikasi interpersonal dan berbasis komunitas. Keunikan pola komunikasi terlihat dari budaya gotong royong dan musyawarah yang menjadi ciri khas utama dalam interaksi masyarakat. Dalam penggunaan media, masyarakat masih mengandalkan media tradisional seperti pengeras suara masjid, papan pengumuman, serta pertemuan warga, meskipun sebagian mulai beradaptasi dengan media digital dengan keterbatasan akses. Opinion leader seperti kepala desa, tokoh agama, dan tokoh adat memainkan peran besar dalam menyampaikan informasi serta memengaruhi opini masyarakat.
Jika dikaitkan dengan unsur-unsur Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) menurut Nurudin, komunikasi di Desa Rangan mencerminkan sekumpulan unsur yang saling terhubung, seperti masyarakat, aparatur desa, serta berbagai media komunikasi yang digunakan. Wartawan dalam konteks desa ini dapat diwakili oleh kepala desa dan tokoh masyarakat yang berperan sebagai opinion leader dalam menyebarkan informasi. Karyawan dalam sistem ini bisa merujuk pada aparatur desa atau relawan sosial yang membantu mengelola komunikasi dan informasi di komunitas. Komputer dan mesin mulai digunakan oleh sebagian masyarakat yang memiliki akses ke media digital, meskipun penggunaannya masih terbatas. Barang, buku kertas, dan fasilitas lain seperti papan pengumuman, surat edaran, dan balai desa tetap menjadi sarana utama dalam penyebaran informasi dan musyawarah warga. Tujuan sistem komunikasi di desa ini adalah untuk menyebarkan informasi, mempererat hubungan sosial, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis musyawarah. Wujud hasil kegiatan dari sistem komunikasi ini dapat dilihat dari meningkatnya koordinasi masyarakat dalam kegiatan desa, partisipasi aktif dalam musyawarah, serta bertahannya budaya gotong royong meskipun ada pengaruh modernisasi. Dalam hal pengolahan data, meskipun belum sepenuhnya digital, informasi masih diproses secara manual melalui pencatatan aparatur desa dan penyebaran informasi melalui media tradisional maupun digital bagi yang memiliki akses. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi di Desa Rangan masih berbasis komunitas dengan dominasi komunikasi interpersonal dan tradisional, tetapi perlahan mulai mengadopsi unsur-unsur komunikasi modern dalam keterbatasannya.
KESIMPULAN
Sistem komunikasi di Desa Rangan masih didominasi oleh pola komunikasi tradisional yang berbasis komunitas dan interaksi langsung, seperti musyawarah desa, pertemuan RT, serta gotong royong. Tokoh masyarakat seperti kepala desa, pemuka agama, dan tokoh adat berperan penting sebagai opinion leader dalam menyebarkan informasi. Media komunikasi yang digunakan masih mengandalkan pengeras suara masjid, surat edaran, dan pertemuan warga, meskipun penggunaan teknologi digital seperti WhatsApp dan Facebook mulai diperkenalkan.
Namun, ada beberapa tantangan dalam komunikasi desa ini, terutama keterbatasan akses internet dan rendahnya literasi digital di kalangan warga, terutama yang berusia lanjut. Meski begitu, sistem komunikasi di Desa Rangan tetap berfungsi efektif dalam mempertahankan budaya gotong royong dan musyawarah, yang menjadi ciri khas utama dalam interaksi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi, ada potensi bagi masyarakat desa untuk semakin mengadopsi media digital dalam komunikasi mereka, meskipun perubahan ini masih berlangsung secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Nurudin. (2020). Sistem Komunkasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
https://rangan.desa.id/
https://paserkab.bps.go.id/id/statistics-table/2/ODgjMg==/proyeksi-penduduk-kabupaten-paser--jiwa-.html