Wah, kalau ingat ramadan di masa kecil, rasanya pengen kembali ke masa itu. Ramadanku terasa indah banget, penuh keceriaan, dan tentu saja menjadikanku selalu menunggu kehadirannya. Ya, berbagai kegiatan bisa kulakukan di sana bersama teman-teman.
Ramadan Pertamaku
Seingatku terjadi ketika usiaku 5 tahun. Puasanya itu tentu saja belum full sampai magrib, ya. Maklum, nyium bau masakan emak dari dapur pasti sudah minta buka.
Apalagi kalau emak habis belanja dari pasar, kresek yang dibawa beliau langsung diserbu sama aku dan saudara-saudaraku. Kalau ingat masa itu, kok aku sendiri yang terbayang keriwehannya.
Emak mengajarkan kami untuk berpuasa meskipun hanya setengah hari. Namun, sudah masuk SD, alhamdulillah aku dan saudara-saudaraku sudah bisa berpuasa full. Ternyata, untuk mendapatkan puasa full itu tidak mudah bagiku. Oleh karena itu, aku banyak melakukan berbagai kegiatan menunggu azan magrib.
Kegiatanku Saat Ramadan
Inilah kegiatan-kegiatanku selama ramadan. Tentu saja kegiatan itu jauh berbeda saat aku mulai mengerti. Semua kegiatan ini kulakukan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kegiatan apa saja itu?
Pertama, biasanya aku dan teman-teman menghabiskan waktu bermain, apa saja. Namun, yang paling sering adalah patok lele, dakocan, dan kelereng. Dengan bermain, tak terasa waktu sudah bergerak ke sore hari.
Kegiatan kedua, ngabuburit. Biasanya, aku, saudaraku, dan teman-teman suka berkeliling perumahan. Nah, di sini kami mendapatkan sesuatu yang berharga. Sesuatu itu adalah jambu.
Pada saat puasa, jambu tetangga itu terasa sangat menggiurkan. Kami akan minta dan memanjat jambu itu untuk dimakan saat buka. Biasanya kami sengaja berlama-lama di atas pohon agar bisa ngadem hehehe.
Ketiga, menunggu buka dengan membantu emak menyiapkan bukaan. Nah, di sini mulai ada kegiatan 'ini milikku, bukan milikmu' saat menghidangkan makanan. Kami mulai membatasi wilayah masing-masing. Makanan diletakkan pada wilayah sendiri.
Keempat, banyaknya makan saat berbuka membuat perut terasa penuh dan sulit untuk bergerak. Sholat magrib yang dilakukan terasa sangat sulit hingga aku harus menahan perut yang berbunyi 'glujuk-glujuk' karena kebanyakan minum air es.
Kelima, sholat tarawih. Biasanya, aku akan mengajak teman-teman atau teman-teman yang menjemputku untuk pergi sholat bersama-sama. Sebelum pergi, kami membawa bekal makanan dan minuman untuk dimakan bersama di antara jeda sholat tarawih. Keriuhan terjadi saat hal itu terjadi. Kami sering dimarah ibu-ibu yang berada di depan kami.