Mohon tunggu...
Melati
Melati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Halo, perkenalkan saya Melati Sukma Dewi, sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro dengan program studi Ilmu Kelautan. Saya merupakan peserta KKN Tim II 2021 Universitas Diponegoro, melalui platform ini saya akan berbagi artikel mengenai kegiatan yang sudah saya lakukan selama KKN, semoga bermanfaat. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keren! Kurangi Limbah, Mahasiwa KKN Undip Sulap Minyak Jelantah Menjadi Pembersih Lantai

5 Agustus 2021   22:02 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:17 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian "MIPEL", Pembersih Lantai Dari Minyak Jelantah dan Brosur Terhadap Warga (Sumber Foto : Dokumen Pribadi)

Semarang (05/08) -- Terganggunya kesehatan masyarakat yang kerap kali mengkonsumsi minyak berulang hingga menjadi minyak jelantah sudah seharusnya menjadi perhatian. Mengutip pernyataan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan, Irman Agus Nurali pada Ancaman Kesehatan dari Konsumsi Minyak Jelantah di kanal Youtube Harian Kompas, "Minyak goreng yang masih bisa ditoleransi maksimal ya hanya dua kali pemakaian. Setelah itu, akan ada kerusakan pada lemak tak jenuh di minyak jelantah yang kemudian menimbulkan kandungan kolestrol yang tinggi"

Tidak hanya dikonsumsi, mayoritas warga juga cenderung belum memiliki pemahaman mengenai pengelolaan limbah dari sisa minyak penggorengan. Akibatnya, pembuangan limbah minyak jelantah dilakukan tanpa memikirkan bahaya yang dapat ditimbulkan ke ekosistem yang menempati permukaan tersebut apabila terkontaminasi.

"Berdasarkan survey dan pengalaman di lapangan, minyak jelantah dibuang langsung ke wastafel yang akan berdampak pada saluran pembuangan kita yang biasanya akan buntu karena sifat minyak in ikan lengket, jadi dia akan mengikat apapun padatan yang lewat pada pipa pembuangan kita. Dampak yang kedua adalah kalau dibuang ke tanah, tanaman di sekitarnya pasti mati dan yang ketiga, kalau kita buang ke badan air, minyak yang memisah dari air akan berkumpul di satu titik dan menghalangi matahari masuk ke bawah air, maka organisme di dalam air akan terganggu" ucap Anton Witono selaku penggagas Jelantah4Change.

Berangkat dari minimnya wawasan warga mengenai taktik pengelolaan limbah minyak jelantah yang tepat, mahasiswa KKN Undip mengajak warga untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi pembersih lantai. Webinar diadakan pada 4 Agustus 2021 lalu untuk menayangkan demonstrasi pembuatan. Seluruh rangkaian, yaitu peletakkan arang, penyaringan dengan baju bekas, pencampuran dengan NaOH (Natrium Hidroksida) dan arpus, lalu penambahan pewangi dan pewarna diperagakan secara langsung. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pemateri dari warga terkait proses pembuatan. 

Esoknya (04/08), pemberih lantai dari minyak jelantah yang dilabeli "MIPEL" dibagikan secara gratis kepada sasaran program, yakni ibu-ibu warga Jurang Blimbing, Kecamatan Tembalang, Kelurahan Tembalang, Semarang. 

Pemaparan mengenai alat dan bahan, prosedur pembuataan dan penyimpanan serta keuntungan produk disambut dengan antuasisme warga, "Saya baru tau minyak jelantah bisa dimanfaatkan jadi seperti ini. Warnanya jernih, wanginya juga enak, Mbak" ujar Ibu Kepala RT (51) saat ditemui di kediamannya. Salah satu warga, Ibu Wati (49) juga mengatakan, "Kok bisa ndak kotor ya, Mbak, ndak terlihat seperti minyak jelantah ini, Mbak"  

Sosialisasi Prosedur Pembuatan Pembersih Lantai dari Minyak Jelantah kepada Warga (Sumber Foto : Dokumen Pribadi)
Sosialisasi Prosedur Pembuatan Pembersih Lantai dari Minyak Jelantah kepada Warga (Sumber Foto : Dokumen Pribadi)

Dengan diajukannya alternatif pemanfaatan limbah minyak jelatah menjadi pembersih lantai, warga RT 01/RW 04, Desa Jurang Blimbing, Kecamatan Tembalang, Kelurahan Tembalang, Semarang diharapkan mampu menghilangkan kebiasaan mengkonsumi juga membuang minyak jelantah tanpa pengelolaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun