Mohon tunggu...
nfs.melaa
nfs.melaa Mohon Tunggu... Duta Besar - Semangat belajar Istiqomah Ngaji
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak ada hasil yang menghianati usaha :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Anak Masa Neonatal, Anak-anak Akhir (Sosial, Emosi, Bahasa, Agama, Moral)

30 November 2020   02:28 Diperbarui: 30 November 2020   02:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan Sosial (Neonatal -- anak-anak akhir)

Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial. Perilaku sosial ialah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain seperti orang tua atau saudaranya.

Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan

keluarganya turut  mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.

            Pada masa barulahir anak belajar bahwa menangis membawa perhatian, tersenyum menanggapi senyum orang lain, menanggapi namanya secara sosial. Menurut Erikson, bayi mengembangkan rasa percaya melalui interaksi bayi dengan pengasuhnya terutama ibunya.

            Pada usia 3-5 tahun egosentris, Dia meniru orang tua. Perhatikan perbedaan jenis kelamin dan ketahui jenis kelamin sendiri. Pada usia pra sekolah Menurut teori Erikson : Anak prasekolah berada pada tahap di mana dia mengembangkan rasa inisiatif, dimana dia ingin belajar apa yang harus dilakukan untuk dirinya sendiri, belajar tentang dunia dan orang lain. Pada usia sekolah anak Terus menjadi egosentris, Ingin anak-anak lain bermain dengannya, Bersikeras menjadi yang pertama dalam segala hal, Berorientasi pada teman sebaya, Memiliki pengendalian diri yang lebih besar, percaya diri, tulus, Menghormati orang tua dan peran mereka.

Perkembangan Emosi (Neonatal -- anak-anak akhir)

Emosi ialah suatu keadaan atau perasaan yang ada pada diri individu yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan.

  • Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978:94) emosi anak memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Emosi yang kuat
  • Emosi seringkali tampak
  • Emosi bersifat sementara
  • Reaksi emosi mencerminkan individualitas
  • Emosi berubah kekuatannya
  • Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku.

Perkembangan anak pada usia 2 -- 3 tahun anak Mulai bisa mengungkapkan keinginannya ketika ingin buang air kecil dan buang air besar atau meminta sesuatu. Mulai memahami hak orang lain (harus antri, menunggu giliran). Mulai menunjukkan sikap berbagi, menolong, bekerja bersama. Menyatakan perasaan terhadap anak lain (suka dengan teman karena baik hati, tidak suka karena nakal, dsb.). Berbagi peran dalam suatu permainan (menjadi koki, perawat, pasien, dokter, penjaga toko atau pembeli).

Pada usia 3 -- 4 tahun anak Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan. Bersabar menunggu giliran. Mulai menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja dalam kelompok. Mulai menghargai orang lain. Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu). Mulai menunjukkan ekspresi menyesal ketika melakukan kesalahan.

Pada usia 4 - 6 tahun . anak mulai bisa bersikap mandiri dalam memilih kegiatan. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman. Mengendalikan perasaan. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan. Menunjukkan rasa percaya diri. Menghargai orang lain. Bersikap kooperatif, Menunjukkan sikap toleran. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih, marah dsb.) Bangga terhadap hasil karya sendiri. mulai belajar dan menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan anak lain, bergurau dan melucu serta mulai mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Anak usia 6 - 11 tahun perkembangan emosi pada masa ini anak telah menginternalisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya. Semakin bertambah usia anak, anak semakin menyadari perasaan diri dan orang lain. anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan dapat merespon emosional yang terjadi pada orang lain, dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan sedih. pengertian anak tentang baik-buruk, lebih mengerti tentang norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya. emosi mereka juga semakin beragam.                                                                                                               

  • Perkembangan Bahasa (Neonatal -- anak-anak akhir)
  • Pada usia 0 -2  tahun, anak mulai mampu mempergunakan dua-tiga kata sebagai "kalimat" untuk mengekspresikan maksud dan tindakan, seperti "mama maem, papa, mama". Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering ditemukan. Menyimak perkataan orang lain. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya. kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di dalam, di atas dan di samping.
  • 7-11 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang, sudah mampu berkata-kata sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
  • Perkembangan Agama (Neonatal -- anak-anak akhir)
  • Menurut Raharjo (2012: 27- 28), perkembangan keagamaan pada anak adalah proses yang dilewati oleh seseorang untuk mengenal tuhannya. Sejak manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis, walaupun dalam keadaan yang demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten yakni fitrah keberagamaan.
  • Perkembangan keagamaan menurut Jalaludin (1996 : 66) adalah perkembangan keagaan pada anak melalui beberapa fase ( tingkatan) yaitu:
  • The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)
  • Fase  ini dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosional anak.
  • The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
  • Pada fase ini ide tentang ketuhanan sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan atas realistis (kenyataan). Konsep ini timbul melalui lembaga- lembaga keagamaan yang telah di ikuti oleh anak sehingga mereka mendapatkan pengarahan tentang tuhan lebih banyak.
  • The Individual Stage (Tingkat Individu)
  • Pada umur 6 - 12 tahun perhatian anak tertarik dengan dunia luar atau lingkungan sekitarnya, ia belajar menjadi makhluk sosial dan mematuhi aturan-aturan, tata  karma, sopan santun, dan tata cara bertingkah laku sesuai dengan lingkungan rumah dan sekolahannya.
  • Tahap perkembangan agama atau spiritual menurut fowler :
  • Usia 0 -- 3 tahun : masih tidak mampu untuk merumuskan konsep mengenai diri sendiri atau lingkungannya. Pada usia 4 -- 6 tahun : kepercayaan yang diberikan orang lain yang dipercaya, yang digabungkan dengan pengalaman dan imajinasi anak. Pada usia 7- 12 tahun : dunia fantasi dan khayalan pribadi simbol -- simbol mengacu pada sesuatyu yang khusus, kisah-kisah dramatic dan mitos untuk menyampaikan maksud-maksud spiritual.
  • Perkembangan Moral (Neonatal -- anak-anak akhir)
  • Menurut Piaget anak berpikir tentang moralitas dalam 2 cara, yaitu ;
  • cara heteronomous (usia 4-7 tahun), di mana anak menganggap keadilan dan aturan sebagai sifat-sifat dunia (lingkungan) yang tidak berubah dan lepas dari kendali manusia
  • cara autonomous (usia 10 tahun ke atas) di mana anak sudah menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu diciptakan oleh manusia.

Pada usia 5 -- 8 tahun konsep anak tentang keadilan mulai berubah, anak  uli mempertimbangkan suatu keadaan tertentu yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral. Pada umur 7 -- 8 tahun anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang yang mendasarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun