Mohon tunggu...
Tonnly Mejuah Juah
Tonnly Mejuah Juah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

AAL IZZ WELL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berhati-hatilah, Jangan sampai seperti Ini!!

17 Februari 2011   08:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman ini memang benar terjadi dan mungkin sebagian dari kita sudah pernah mengalaminya. Mari kita belajar lewat pengalaman ini dengan sebuah harapan bahwa hal seperti in tak akan menimpa kita kelak.

Tak jarang sesama manusia itu saling ingin menyerang dan mengambil keuntungan dari masing=masingnya. Kekerasanpun tak bisa dielakkan demi mencapai tujuan, contohnya mencuri, memalak, mengancambahkan sampai membunuh. Apa mau dikata semua orang tak ingin melakukan hal-hal jahat itu tapi karena sebuah alasan khususnya alasan ekonomi dan desakan susahnya mencari penghasilan semuapun dihalalkan.

Sudah menjadi kebiasaan si sada untuk pulang kampung setiap tahunya ke kampung halamanya. Banyak persiapan yang telah ia persiapkan demi bertemu para kerabat keluarga dan sahabat lama dikampung halaman. Untuk mencapai kampung halamanya ia pun harus menggunakan bis yang berpusat disebuah terminal. ternyata pengalaman ingin pulang kampung ini tak hanya dilakoni oleh si sada saja tapi banyak orang yang seperti dia ini dan memilih bis sebagai sarana yang paling tepat.maka jadilah terminal menjadi tepat yang paling ramai tak seperti biasanya.

Bangga akan pulang kampung beserta barang bawaan yang sudah tersususn dalam kotak,si sadapun bergegas menuju terminal untuk mendapatkan tiket. tapi ketika ia melewati sebuah jalan yang bisa dikatakan agak sepi tas si sadapun langsung diserang oleh bajing/maling. Sontak si sadapun kaget, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Iapun bersuara minta tolong dan syukur ada dua orang pria yang mau menanggapinya. Kedua orang itupun setuju mengikuti jejak sang pencuri. Tak puas dengan situasi ini si sadapun ikut mengejar pecuri tasnya bersamaan dengan kedua lelaki yang berniat menolongnya. Lama mereka mengejar sang copet/maling itu tapi tak juga berhasil hingga tiba disebuah tempat yang lumayan sepi yang sudah jauh dari terminal dan keramaian.

Si sadapun heran setengah mati kenapa pencuri itu malah berhenti saat dikejar.ternyata si sada sudah masuk jebakan sang pencuri itu. Barang yang pencuri itu ambil dari si sada hanyalah sebuah umpan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar lagi. Kedua teman yang bermaksud mengejar para pencuri itu juga adalah sebenarnya komplotan dari pencuri itu. Mereka hanyalah berpura-pura untuk menolong si sada namun pada hasilnya itu hanyalah sebuah jebakan saja. Singkatnya jadilah si sada menjadi orang yaang tak berdaya. Tiga lawan satu. Akibatnya semua barang-barang si sadapun akhirnya menghilang. Sedih!!!! Tak jadi pualng kampung.

Marilah kita berhati-hati ketika kita ingin bepergian. Jaga barang-barang kita, jangan sampai menjadi incaran sebagian pihak. Tidak bermaksud untuk meragukan pertolongan yang diberikan orang yang belum dikenal tapi demi menjaga keselamatan pribadi, saya kita tak apa walau tak semua orang yang memberi pertolongan itu memiliki niat jahat pada kita.

Kata bang napi, kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari si pelakuknya tapi juga diakibatkan oleh adanya sebuah kesempatan. Jadi jangan berikan kesempatan anda diperdaya oleh para pelaku kriminal...waspadalah.

Salam waspada,

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun