Mohon tunggu...
meita suci ramadhani
meita suci ramadhani Mohon Tunggu... Guru - Guru Ekonomi pemerhati ekonomi

TTL : Cianjur 6 Mei 1987

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Nggak Enak Kerja Sama Orang Lain, Mending Punya Bisnis Sendiri", Apakah Itu Benar?

16 Juli 2020   19:45 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:42 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menarik nih ketika ada seseorang yang memberikan tahu saya kalau dia sudah keluar dari kerjaannya dengan alasan tidak nyaman atau tidak enak kerja sama orang, maunya bisnis sendiri saja. 

Hmmh menarik kan, apalagi kalau ini diutarakan oleh seseorang yang baru lulus SMA. Tidak salah sih, tapi rasanya ada keliru sedikit, ini nih yang seharusnya mereka pahami dan pelajari lebih lanjut, yuk kita simak.

Kalau kebanyakan orang membagi pekerjaan menjadi dua yaitu Pekerja karyawan yang bekerja hanya untuk satu lembaga/ perusahaan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore seminggu 5 hari, dan pekerja freelance yang bekerjanya bisa untuk beberapa lembaga dengan jam kerja yang tidak menentu. 

Kalau saya membaginya dengan sebutan yang berbeda yaitu independent worker with deal dan worker that follow by instruction/rules.

  1. Independent worker with deal (seperti freelance worker/ pembisnis) adalah mereka yang bekerja sesuai kesepakatan antara perkerja dengan klien baik dari segi pembayaran, kesamaan ide dan konsep dan lain sebagainya dimana sudah disepakati secara bersama-sama. Lalu setelah disepekati maka akan ada target, dimana target ini harus dipenuhi berdasarkan jangka waktu bisa harian, mingguan, bulanan atau bahkan tahunan, bukan waktu detail yang harus ditentukan tiap jamnya atau tiap menitnya. Kemudian setelah sepakat dengan targetnya, kemudian cara kerjanya diberi kebebasan kapada pekerjanya. Pada tipe ini, pekerja harus lebih menonjolkan sikap leadership-nya, dimana dialah yang menjadi pemimpinnya.
  2. Worker that follow by instructions/rules, ini adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan, yang bekerja dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore. Dimana para karyawan ini bekerja sesuai arahan atasan, tidak bisa sesuai dengan keinginan kita sendiri. Bahkan tempat bekerja, cara bekerja, dan waktu bekerja pun juga sudah ditentukan oleh atasan dari lembaga tempat kita bekerja. Dengan kata lain pekerja tipe ini dipimpin bukan memimpin.

Baiklah kita akan kembali kepada anak yang baru lulus SMA yang merasa tidak nyaman bekerja dengan orang lain ini. Memang kalau kita liat dari perbedaannya, sepertinya Indenpendent worker ini lebih memiliki keleluasaan sedangkan pekerja karyawan memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan pekerjaannya, maka hampir semua orang akan memilih menjadi indenpendent worker.

Nah inilah yang harus diketahui, bahwa kedua tipe pekerja ini sebenarnya saling berhubungan, bahkan saling mendukung, dimana sebelum menjadi Indenpendent worker kita harus melalui menjadi Worker that follow by instructions/rules terlebih dahulu. Atau istilah mudahnya adalah kalau kamu mau jadi pemimpin yang baik, maka harus bisa menjadi orang yang dipimpin dengan baik juga.

Selain itu juga, kedua tipe pekerja ini juga memiliki kesamaan perilaku yang sama-sama yang harus dimiliki, yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama, termasuk kemampuan mengatasi konflik. 

Nah supaya kita bisa mempelajari kemampuan-kemampuan tersebut sambil mempraktekkannya, maka kita bisa memulainya dengan ketika menjadi karyawan.

Kemampuan berkomunikasi dengan atasan, bawahan dan teman sejawat, pastilah berbeda caranya, di sinilah kita bisa berlatih untuk hal tersebut. Selain itu kamu juga bisa mempelajari cara berkomunikasi dari atasanmu, bawahanmu dan teman sejawatmu, jadi kelak ketika kamu menjadi seorang pemimpin kamu bisa berkomunikasi dengan cara yang lebih baik lagi. 

Istilahnya kalau kamu mau menuju puncak menggunakan tangga dari bawah ke atas sebanyak 10 anak tangga, maka kamu harus melewati dan mempijaki ke sepuluh tangganya, tidak boleh sampai melewatkan satu anak tangga pun. 

Jadi ketika kamu sudah ada di puncak dan akan memandu orang lain untuk menaiki tangga tersebut kamu sudah tahu betul seluk beluk tangga tersebut sehingga akan barhasil memandunya dengan baik. 

Dan ketika kamu menjadi pemimpin, kamu tidak hanya akan berkomunikasi dengan bawahan mu saja, tapi juga dengan partner kerja yang posisinya sejajar ataupun lebih tinggi dari kamu. 

Jadi jangan nyerah dulu yah ketika kamu jadi karyawan, terus kamu merasa tidak sreg dengan atasanmu atau teman kerja mu, karena justru itu saatnya kamu berlatih berkomunikasi agar pekerjaanmu tetap dapat terselesaikan dengan baik walau dengan cara berbeda dengan kunci komunikasi yang baik.

Maka yang selanjutnya terjadi adalah dengan siapa pun kamu bekerja, dengan tim manapun kamu bekerja, bahkan dengan orang yang sangat kamu tidak sukai sekalipun, pekerjaan dapat tetap terselesaikan dengan baik. Wah kalau sudah bisa seperti itu, insya allah deh konflik sebesar apapun pasti bisa kamu atasi dengan baik. 

Tapi ingat jangan terus-terusan jadi karyawan yah, akan ada juga saatnya kamu memiliki bisnis dan memimpin bisnismu sendiri dengan bekal pengalaman mu sebagai karyawan. So have a good time as employee to be enterpreneur in the future. Laksanakan sebaik-baiknya amanah pekerjaan mu, baik sebagai bawahan maupun pemimpin, supaya menjadi amal sholeh untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun