Virus Covid-19 yang kian hari kian bertambah jumlah pasiennya menyebabkan perubahan dalam berbagai sistem kegiatan, salah satunya kegaitan belajar mengajar. Berbagai cara dilakukan pemerintah agar proses belajar mengajar terlaksana namun tetap mementingkan keselamatan semua pihak salah satunya dengan belajar mengajar yang dilakukan secara daring dari rumah.
Pembelajaran daring di rumah sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi. siswa, orang tua maupun guru saling berkomunikasi melalui jejaring online untuk proses pembelajaran, media pembelajaran dan cara menyampaikan materi yang tepat sangat diperlukan karena minimnya interaksi langsung antara siswa dan guru.
Salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran secara daring ialah SMPN 1 Panjalau yang terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupatén Ciamis. Dimulai dari anjuran pemerintah untuk melakukan pembelajaran daring hingga saat ini SMPN 1 Panjalu telah melaksanakan pembelajaran daring tersebut.
Dalam rangka KKN Daring yang diselenggarakan Universitas Pendidikan Indonesia ini, penulis ikut melaksanakannya dengan salah satu temanya ialah KKN Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan Tahun 2021 yang didalam programnya berisi program mengenai penguatan, pendampingan dan membantu guru, peserta didik dan orang tua dengan memberi arahan-arahan mengenai proses belajar mengajar. Program ini berlangsung selama satu bulan yang diharapkan mampu memberikan manfaat untuk siswa, orang tua dan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring.
Dalam pembelajaran secara daring memberikan kesempatan kedapa orang tua untuk bisa lebih memantau proses pembelajaran siswa di rumah. Namun, tentu saja banyak sekali tantangan yang harus dihadapi selama proses pembelajaran daring ini, menurut salah satu orang tua siswa ia mengatakan “Kalau dirumah, anak lebih keliatan lagi apa-apanya tapi cape nyuruh buat belajar soalnya semaunya dan saya juga kalo anak nanya gak ngerti sama pelajarannya.
Terus saya juga sibuk kerja jadi tidak diperhatikan” Keresahan orang tua siswa yang lain pun hampir sama, selama pembelajaran daring keluhannya seputar sulitnya mengatur anak,orang tua yang kurang paham dengan teknologi dan materi belajar, juga terlalu sibuk untuk memperhatikan.
Guru yang merupakan fasilitator dalam proses belajar mengajar, Ibu Ius yang merupakan guru Bahasa Sunda di SMPN 1 Panjalu mengungkapkan pandangnnya mengenai hal ini, “Guru memang berperan penting dalam proses mengajar, namun dalam kasus belajar di rumah sepertinya orang tualah yang paling berperan penting karena mereka 24 jam bisa memantaunya. Sulit untuk guru memantau melalui WA karena kadang siswa tidak membalas pasti akhir-akhirnya menghubungi orang tuanya.”
Keberhasilan belajar siswa daoat dipengaruhi faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal bisa berupa lingkungan, keluarga sedangkan internal bisa berupa kesiapan dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Dengan berlangsungnya pembelajaran daring ini, mau tidak mau guru dan orang tua harus bekerja sama meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa.
Di SMPN 1 Panjalu, guru pengajar selalu mengusahakan partisipasi siswa dalam keaktifannya dalam pembelajaran juga tetap mementingkan komunikasi dengan orang tua siswa. Dalam kasus siswa yang sulit di hubungi, guru menghampiri siswa ke rumah secara door to door namun tetap memperhatikan prosedur kesehatan sebagai bentuk upaya yang dilakukan sekolah dalam memaksimalkan hasil belajar siswa.