Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Transaksi

10 Januari 2019   11:32 Diperbarui: 10 Januari 2019   17:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adzan dzuhur berkumandang dari pengeras suara masjid-masjid sekitar Novotel Surabaya Hotel and Suites. Fio melirik jam tangan perak yang dikenakannya di tangan kanan. Pukul 12.15. Fio meletakkan kepalanya di atas kemudi mobil. Fio memejamkan mata. Terbayang olehnya kejadian setahun yang lalu. Kejadian yang mengakhiri karir bintang sinetronnya. 

"Tolong jangan sebar chat itu, gue mohon," kata Fio sambil berlutut di hadapan seorang perempuan sebayanya yang menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Kalau gitu, kasih gue 200 juta," sahut perempuan itu sambil mengangkat kepalanya. Matanya melirik Fio yang sedang memohon-mohon di kakinya.

"Gue nggak punya uang sebanyak itu," isak Fio.

"Masak sih?" perempuan itu membungkukkan badannya hingga mukanya hanya berjarak 2 jengkal tangan dari kepala Fio. "Kalau gitu, lo ngelacur lagi aja. Seminggu masak nggak dapet sih 200 juta?"

"Le, gue nggak mau berbuat kayak gitu lagi," kata Fio lirih. Air matanya mengalir deras melewati pipinya. "Gue aja melakukan itu karena terpaksa."

"Sekarang masak nggak terpaksa, sih?"

"Gue bakal lakuin apa aja, Le. Asal jangan minta uang atau nyuruh gue ngelacur."

Perempuan itu terdiam. Matanya menyipit memandang tajam ke arah Fio.

"Oke," perempuan yang dipanggi Le itu akhirnya buka mulut. "Gue gak bakal sebar screenshot chat transaksi lo ini. Dengan syarat lo mesti nolak semua job sinetron, iklan, FTV, film, dan semuanya. Dengan kata lain, lo keluar dari dunia hiburan. Kalau gue sampai lihat lo ada di TV, YouTube, atau endorse barang di Instagram. Chat transaksi ini bakal sampe ke polisi. Transaksi yang adil, kan?"

Fio menggelengkan kepala. Sayangnya, dia tidak punya pilihan lain. Sebaiknya dia mencari cara lain untuk menghidupi dirinya daripada dia harus menanggung malu atau bahkan masuk penjara. Dengan uang yang tersisa, Fio sekolah di fakultas ekonomi dan bisnis sebuah universitas swasta sambil berjualan. Ketika sudah lulus, dia mencoba mengembangkan dagangannya dan menyewa toko. Fio sibuk dengan bisnisnya dan tidak pernah tampil lagi di layar kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun