Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengurangi Risiko Terkena Kanker dengan Vitamin D

8 Mei 2018   11:30 Diperbarui: 8 Mei 2018   15:44 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi steptohealth.com

Dalam buku berjudul Boost Your Immune System yang ditulis oleh Patrick Holford dan Jennifer Meek, dikatakan bahwa vitamin D dapan mengurangi resiko terkena kanker. Bagaimana vitamin D bekerja melawan kanker? Tidak dijelaskan di buku itu. Jadi, mari kita cari suatu bacaan di Google Scholar. Di Google Scholar, banyak artikel menarik mengenai vitamin D dan kanker ini. Sayangnya, kebanyakan dari artikel di sana hanya bisa diakses abstraknya.

Yah, jadi gimana donk?

Oke, ayo kita coba cari lewat e-resources yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Aku menemukan sebuah artikel review tentang peran vitamin D dalam menurunkan resiko dan perkembangan kanker dengan judul The role of vitamin D in reducing cancer risk and progression. Artikel ini dipublikasi oleh Nature pada bulan Mei 2014. Belum terlalu lama kan ya?

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang perjalanan vitamin D di dalam tubuh kita. Sama halnya dengan peran vitamin D untuk mengurangi penyakit autoimun, dalam mengurangi resiko kanker yang memiliki peranan penting adalah hasil metabolisme vitamin D yang bernama 1,25(OH)2D3 atau yang sering disebut calcitriol.

Caranya gimana?

www.nature.com
www.nature.com
Ada 6 mekanisme yang dilakukan calcitriol dalam menghancurkan kanker. Yang pertama adalah melalui efek anti proliferasi. Apa sih proliferasi itu? Proliferasi adalah fase dimana sel melakukan siklus berkembang biak tanpa hambatan. Kalau sel yang mengalami proliferasi itu sel kanker, kan bisa membesar tuh... Makanya, calcitriol menghambat proliferasi sel kanker ini.

Mekanisme yang kedua adalah dengan menginduksi terjadinya apoptosis. Apoptosis adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis ini diinduksi pada sel kanker supaya dia 'membunuh' dirinya sendiri dan tidak bertambah besar.

Mekanisme yang ketiga adalah stimulasi diferensiasi. Dalam perkembangan sel, istilah deferensiasi ini merujuk pada suatu proses dimana sel terspesialisasi menjadi jaringan sesuai fungsinya. Atau lebih mudahnya, sel yang tadinya tidak memiliki fungsi khusus berubah menjadi sel yang memiliki fungsi khusus. Dapat jatah pekerjaan gitu gampangnya.

Eh, tapi bentar deh. Emang sel kanker trus jadi gak bahaya gitu kalo dia jadi sel yang punya fungsi khusus? Pada sebuah penelitian yang disebutkan dalam artikel review ini, beberapa sel kanker merespon calcitriol dengan merubah diri menjadi sel-sel yang tidak berbahaya. Dalam penelitian tersebut, yang diamati adalah human myeloid leukaemia cells (sel kanker darah) yang terdiferensiasi menjadi monosit dan makrofag.

Mekanisme yang keempat adalah efek antiinflamasi atau anti peradangan. Terjadinya peradangan ternyata mempunyai kontribusi dalam penyakit kanker dan dapat membuat kanker bertambah parah. Oleh karenanya, calcitriol ini menghambat terjadinya peradangan supaya kanker tidak bertambah parah.

Mekanisme yang selanjutnya adalah menghambat metastasis. Metastasis adalah penyebaran sel kanker ke jaringan atau organ tubuh yang lain. Calcitriol menekan gen-gen tertentu di sel kanker sehingga dia sulit untuk menyebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun