Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bisakah Vitamin D Dijadikan sebagai Obat Penyakit Autoimun?

3 Mei 2018   22:16 Diperbarui: 4 Mei 2018   08:53 4272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sebelumnya sudah membicarakan tentang penyakit autoimun dan apa yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan pengobatan yang kita dapat bila kita terkena penyakit autoimun.

Salah satu yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan pengobatan penyakit autoimun adalah dengan mengkonsumsi vitamin D. Banyak penelitian (bahkan pengalaman klinis) yang menyatakan bahwa vitamin D penting untuk daya tahan tubuh yang kuat. Vitamin D dapat mengurangi resiko terkena kanker dan terinfeksi bakteri.

Untuk memahami bagaimana perjalanan vitamin D di dalam tubuh, pertama mari kita lihat gambar berikut.

Frontier in Imunology
Frontier in Imunology
Tidak perlu sampai mengerutkan dahi mencermatinya. Akan aku ceritakan dengan bahasa yang (semoga) sederhana. Gambar itu akan membantu kalian memahami cerita berikut.

 Jadi, ketika kulit terpapar sinar UV, sebuah zat bernama 7-dehydroxycholesterol di kulit berubah menjadi cholecalciferol (vitamin D). Selain dari hasil sintesis, beberapa makanan juga ada yang mengandung vitamin D. Misalnya, salmon, mackerel, susu, telur, dan sebagainya.

Vitamin D ini kemudian diangkut oleh sebuah protein bernama Vitamin D Binding Protein (DBP) ke hati. Di hati, vitamin D diubah menjadi 25(OH)D3. Oleh DBP, 25(OH)D3 dibawa ke ginjal untuk diubah menjadi 1,25(OH)2D3. Fungsi utama 1,25(OH)2D3 adalah menjaga kesetimbangan kalsium dengan memfasilitasi absorbsi kalsium di usus. Kalau 1,25(OH)2D3 ini jumlahnya kurang, kalsium akan diambil dari tulang. Bukan dari usus. Ini yang menyebabkan pengeroposan tulang.

Selain menjaga kesetimbangan kalsium, dalam beberapa percobaan autoimun, 1,25(OH)2D3 dalam jumlah yang cukup ternyata dapat mencegah bertambah parahnya penyakit collagen-induced arthritis dan autoimun encephalomyelitis. Dalam percobaan yang lain, disimpulkan individu dengan 1,25(OH)2D3 dalam jumlah yang cukup terlindungi dari penyakit lupus dan diabetes tipe 1.

Bisa gitu yah?

Bisa donk...

1,25 (OH)2D3 itu ternyata berpengaruh pada sel-sel dalam sistem imun. Seperti yang ada dalam gambar ini.

Frontier in Imunology
Frontier in Imunology
Ribet ya gambarnya? Aku juga bingung menjelaskannya dengan bahasa populer. Tapi gak perlu dipikir banget-banget sih. Yang pasti, gambar itu menunjukkan kalau 1,25(OH)2D3 itu mempengaruhi sel-sel yang berada dalam sistem imun tubuh. Sehingga kalau kekurangan, memperbesar kemungkinan kita terkena penyakit autoimun.

Ilmuwan, sudah berusaha meneliti kemungkinan-kemungkinan vitamin D sebagai obat untuk penyakit autoimun. Namun, masih ada pertanyaan yang belum bisa dijawab untuk menjadikan vitamin D sebagai obat. 

Seberapa banyak vitamin D yang harus diminum untuk bisa sampai menyembuhkan penyakit autoimun, lupus misalnya? Seberapa banyak vitamin D yang harus dikonsumsi perharinya untuk bisa menghasilkan 1,25(OH)2D3 yang cukup untuk menyembuhkan penyakit? Jangan lupa, vitamin D tidak mempengaruhi sistem imun secara langsung. Dia harus berubah dulu menjadi 1,25(OH)2D3. Atau mungkin gak kalau kita membuat 1,25(OH)2D3?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun