Apakah kemajuan dari teknologi bisa menyebabkan keruntuhan pada media massa? Saat ini kemajuan tekonolgi yang sangat pesat, masyarakat pun mulai meninggalkan media konvensional secara perlahan dan beralih ke media sosial yang menyebarkan informasi lebih cepat. Hal itu menyebabkan beberapa media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid jadi gulung tikar. Tidak hanya media cetak, media elektronik seperti radio dan televisi pun perlahan juga mengalami penurunan walaupun belum mengalami gulung tikar.
Kemajuan teknologi yang bisa menyebarkan informasi lebih cepat dan dapat diakses dimana saja dan kapan saja lebih memudahkan masyarakat untuk mencari lebih banyak informasi daripada harus menunggu informasi dari surat kabar, radio dan televisi untuk mengabarkan suatu berita.
Media konvensional yang hanya bersifat satu arah membuat masyarakat hanya menjadi orang yang menerima informasi sedangkan media sosial memiliki sifat dua arah yang dimana masyarakat bebas untuk memberikan tanggapan bahkan bisa berdiskusi lebih lanjut atas berita yang disebarkan tersebut.
Dalam media konvensional hanya pers yang dapat memegang kendali penuh atas penyebaran informasi untuk konsumsi masyarakat tetapi dengan adanya media sosial, masyarakat tidak hanya berperan menjadi konsumen tapi bisa juga menjadi produsen. Semakin canggihnya tekonologi saat ini menyebabkan harga perangkat teknologi pun semakin murah dan bisa dibeli oleh hampir semua kalangan masyarakat. Jadi hampir semua masyarakat yang ada di Indonesia pastinya memiliki media sosial yang bisa mempermudah untuk mendapatkan informasi.
Karena hampir semua masyarakat mulai beralih ke media sosial tentu saja hal itu menjadi ancaman yang sangat besar bagi media massa. Media massa pun harus memikirkan berbagai macam strategi baru agar dapat menguasai kembali kendali penuh atas penyebaran informasi.
Strategi yang pertama yaitu melakukan merger. Merger adalah kesepakatan penggabungan pada suatu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Pada media massa sudah ada beberapa perusahaan yang telah melakukan merger, baik sesama perusahaan media yang sejenis maupun perusahaan media yang berbeda platform. Merger dilakukan untuk menambah efisiensi suatu pekerjaan. Misalnya ada seorang pengiklan yang ingin iklannya dimuat, maka pengiklan tersebut cukup menghubungi satu pihak saja dan iklannya dapat dimuat di berbagai media yang dimiliki perusahaan tersebut. Tidak hanya dalam iklan, efisiensinya juga berlaku dalam SDM. Para pekerjanya juga bisa saling berbagi berita dan dapat berbagi tugas.
Kedua adalah melakukan konvergensi. Konvergensi adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke satu titik tujuan. Dengan kemajuan teknologi, produk media yang dapat diakses oleh khalayak pun semakin luas. Konvergensi dilakukan dengan membuat produk media dalam berbagai format (seperti teks, audio, dan audio-video). Konvergensi memungkinkan produk didistribusikan di berbagai platform, seperti surat kabar, majalah, e-paper, radio, televisi, dan portal. Maka sekarang seorang jurnalis pun dituntut bisa menghasilkan berita untuk berbagai platform.
Ketiga adalah diversifikasi ke media sosial. Karena pengguna internet di Indonesia sudah sangat meningkat dengan pesat, maka perusahaan media massa pun mau tidak mau juga harus merambah ke media sosial. Media konvensional tetap dijalankan untuk menjaga symbol eksistensi yang ada, sedangkan media sosial digunakan untuk menggaet audiens.
Keempat adalah melakukan layanan on demand. Layanan on demand adalah layanan jasa yang menyediakan barang atau jasa saat konsumen membutuhkannya. Layanan on demand dapat dilakukan oleh media cetak dengan menerapkan konsep e-paper dan untuk media audio dengan menerapkan aplikasi podcast.