Mohon tunggu...
Meisakh Anugrah
Meisakh Anugrah Mohon Tunggu... Guru

Menulis bukan sekadar hobi, tetapi cara menyuarakan pikiran, merawat jiwa manusia. Saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk mengubah cara pandang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Understanding by design/ Backward Design dalam Pembelajaran PJOK : Merancang Aktivitas Yang Bermakna. (Seri 1)

27 Mei 2025   05:05 Diperbarui: 27 Mei 2025   05:12 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sering kali dipersepsikan hanya sebagai mata pelajaran yang berfokus pada aktivitas fisik dan permainan. Namun, jika dirancang dengan pendekatan yang tepat, PJOK bisa menjadi sarana penting untuk membangun pemahaman mendalam tentang kesehatan, kebugaran, dan keterampilan hidup. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang pembelajaran PJOK yang bermakna adalah Understanding by Design (UbD).

Understanding by Design adalah kerangka kerja perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe. Prinsip utama UbD adalah memulai perencanaan dari hasil akhir yang diinginkan, bukan dari materi atau aktivitas semata. Dalam konteks PJOK, ini berarti guru terlebih dahulu harus memikirkan pemahaman dan keterampilan apa yang diharapkan peserta didik miliki setelah mengikuti pembelajaran.

Misalnya, dalam pembelajaran tentang kebugaran jasmani, hasil akhir yang diinginkan bukan sekadar peserta didik dapat melakukan push-up atau lari cepat, melainkan memahami pentingnya kebugaran jasmani untuk kesehatan tubuh dan kesejahteraan hidup. Dengan menetapkan tujuan ini, guru dapat merancang pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membangun pemahaman mendalam tentang manfaat aktivitas jasmani.

Setelah menetapkan hasil akhir, guru PJOK perlu memikirkan bagaimana menilai pemahaman dan keterampilan peserta didik. Dalam UbD, penilaian bukan hanya berupa tes tertulis atau pengamatan semata, tetapi bisa berbentuk tugas atau proyek yang memungkinkan peserta didik menunjukkan pemahamannya secara nyata. Contohnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat rencana latihan kebugaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka sendiri, lalu mempresentasikan rencana tersebut kepada teman-teman mereka. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar tentang latihan, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.

Langkah selanjutnya adalah merancang pengalaman belajar yang mendukung tercapainya hasil akhir tersebut. Guru dapat merancang aktivitas yang kontekstual dan menyenangkan, seperti permainan olahraga, diskusi kelompok tentang gaya hidup sehat, kunjungan ke fasilitas olahraga, atau membuat video pendek tentang pentingnya menjaga kebugaran tubuh. Aktivitas-aktivitas ini harus dirancang untuk memfasilitasi pemahaman, bukan sekadar mengisi waktu pelajaran.

Menggunakan Understanding by Design dalam PJOK juga membantu guru dan sekolah memanfaatkan aset yang dimiliki. Guru dapat memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia, bekerja sama dengan masyarakat sekitar, atau mengintegrasikan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada, guru PJOK dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan berdampak bagi peserta didik.

Selain itu, UbD mendorong guru PJOK untuk berpikir lebih kreatif dan reflektif dalam merancang pembelajaran. Guru ditantang untuk tidak hanya memikirkan aktivitas fisik yang akan dilakukan, tetapi juga bagaimana aktivitas tersebut dapat membangun pemahaman dan keterampilan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Misalnya, dalam topik tentang pola hidup sehat, pembelajaran dapat dirancang agar peserta didik memahami hubungan antara pola makan, aktivitas jasmani, dan kesehatan tubuh mereka.

Understanding by Design menjadikan pembelajaran PJOK lebih dari sekadar aktivitas fisik. Dengan pendekatan ini, pembelajaran menjadi terarah, bermakna, dan kontekstual. Peserta didik tidak hanya aktif bergerak, tetapi juga memahami alasan di balik aktivitas yang mereka lakukan. Mereka belajar untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan PJOK dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun