Mohon tunggu...
Meidina Zein
Meidina Zein Mohon Tunggu... Pekerja Sosial -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dan Karir, "Why Not?"

16 Agustus 2017   16:40 Diperbarui: 22 Agustus 2017   19:26 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlahir menjadi seorang perempuan merupakan karunia yang sangat indah, dimana perempuan merupakan makhluk yang diciptakan untuk dapat melahirkan manusia-manusia generasi bangsa yang akan melanjutkan kehidupan setelah kita. Pernah gak sih terfikir bahwa perempuan adalah makhluk dengan sejuta fungsi dan manfaatnya?!...

Berangkat dari hal tersebut, kali ini saya akan membahas bagaimana perempuan dan karir..

Yupss.. sesuai janji dipostingan sebelumnya klik disini http://www.kompasiana.com/meidina/kiat-ibu-pintar_597ecb9f52da381da5134ba2 saya akan membahas perempuan dengan sejuta aktifitas.. Perempuan dan Karir, Why Not?!

Hal pertama yang akan saya bahas, kenapa Perempuan?? bukan wanita??, Wellmari kita cermati bersama. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak. Apasih kehebatan seorang perempuan?! mulai dari kita (perempuan) dilahirkan sampai dewasa perempuan sudah dibekali dengan naluri sifat perempuan. Sifat yang dimaksud adalah kebaikan, kelembutan, kesabaran dsb. Biasanya perempuan dianggap lemah oleh kaum laki-laki atau bahkan perempuan itu sendiri yang menganggap perempuan itu lemah. 

Tidak mudah menjadi seorang perempuan, dari anak-anak hingga dewasa perempuan selalu menjadi andalan dalam keluarga. Saat masih anak-anak perempuan sudah dikenalkan dengan urusan domestik rumah tangga misalnya; belajar memasak, membersihkan rumah, menyiapkan makan, bahkan beberapa orangtua menerapkan agar anak perempuannya bisa (wajib) memasak sehingga ketika ia dewasa sudah bisa mengurus dirinya dan keluarganya apabila sudah menikah. Ketika perempuan itu beranjak dewasa sudah menyelesaikan pendidikan dan bekerja, ini bukan akhir dari segalanya karena akan ada satu hal yang akan terus menerus ditanya oleh orangtua, kerabat, sahabat, teman sekolah adalah "kapan menikah?"hmmm.. sepertinya pertanyaan ini layaknya makan pedaas level 10 yaa guys membuat telinga menjadi panas hihihi...

Ketika perempuan sudah berumah tangga biasanya seorang perempuan bisa menghabiskan waktunya dirumah  dengan melakukan aktifitas-aktifitas rutin seperti mengurus anak,  membersihkan rumah, merawat tanaman, memasak, mencuci pakaian, mencuci  popok anak belum lagi harus memandikan dan menyiapkan makan anak dan  keluarga daaaan satu hal yang belum disadari oleh banyak perempuan yang sudah berumah tangga adalah perempuan akan bangun lebih awal ketika pagi dan tidur paling akhir memastikan keluarganya sudah tertidur terlebih dahulu, bener gak guys.... Sebegitu padat kegiatan yang harus dilakukan oleh perempuan, kebayangkan... Nah, bagaimana dengan karir??? saya merasa bahwa beberapa perempuan ketika sudah menikah ia rela meninggalkan pekerjaan demi untuk menjaga buah hati dan bisa lebih banyak waktu bersamanya, sebuah penghargaan bagi perempuan seperti kalian bisa mengambil keputusan yang sangat berat.... 

Mari kita lanjutkan pembahasan ini. Karir sendiri memiliki arti perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang.  Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu. Biasanya pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan  imbalan berupa gaji maupun uang. Saya pribadi merupakan seseorang yang masih mau berkarir setelah menikah bukan karena tidak ingin dekat dengan buah hati, tetapi saya merasa bahwa ini adalah hidup saya dan sepenuhnya milik saya. Untuk menjadi seorang perempuan dengan karir saya rasa ini wajar dan tidak melebihi batas yang ditentukan. Karena menurut saya perempuan itu berhak atas hidupnya sendiri. Bagaimana ia mau menghabiskan waktunya dengan tetap berkarir atau menjadi ibu rumah tangga (saja). Tidak ada yang salah menjadi seorang ibu rumah tangga, saya disini hanya akan menjelaskan perempuan dan karir. 

Saya pernah berfikir juga untuk meninggalkan pekerjaan tetapi saat cuti hamil saja rasanya sudah jenuh karena hanya itu-itu saja yang dilakukan tidak ada perubahan berarti, baik dalam pengetahuan maupun financial (hihihi). Hal utama yang saya ingin jelaskan dalam berkarir adalah bertambahnya pengetahuan, teman, dan bisa menjadi perempuan yang produktif. Yups... perempuan yang produktif, saya yakin menjadi perempuan produktif sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga. Perempuan juga harus pintar karena perempuan merupakan guru pertama bagi anak-anaknya kelak. 

Memiliki keputusan untuk tetap berkarir juga tidak mudah dan ini menjadi suatu tantangan bagi perempuan yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Begini misalnya, ketika perempuan yang belum menikah disibukkan dengan karir biasanya ia akan tersadar bahwa ia masih sendiri dan butuh seorang pendamping maka akan ada resiko bahwa perempuan itu bisa disebut sebagai perawan tua, eiitssss tenang menurut saya hal seperti ini tidak usah menjadi beban apalagi harus dimasalahkan karena dalam hidup menikah atau tidak merupakan keputusan diri kita sendiri bukan menikah karena omongan orang lain jangan pernah terpancing dengan hal sepele seperti ini ya guys karena perempuan memiliki sifat kelembutan dan kesabaran sehingga saya yakin kita sebagai perempuan mampu menghadapinya ya gak?!

Raihlah cita-cita setinggi mungkin, puaskan dahulu masa-masa kesendirian ini dan jadilah perempuan berkarir yang mampu membagahiakan orang sekitar. Lantas bagaimana dengan perempuan berkarir dengan status sudah menikah???... Nah ini tantangan yang paling berat. Untuk bisa berkarir biasanya perempuan harus mendapat ijin terlebih dahulu dari suami ya kan?!.. Resiko apa saja ketika perempuan mengambil keputusan untuk tetap berkarir setelah menikah. Harus dipastikan kembali komitmen apa saja yang disepakati sebelum pernikahan itu terjadi, jangan hanya karena lingkaran pernikahan itu sendiri sehingga tidak ada ruang untuk perempuan bisa berkarir. Menikah bukanlah jawaban atas apa yang diimpikan oleh sebagian perempuan dengan cita-cita yang melambung tinggi. 

Begini misalnya; dengan pendidikan tinggi dan pengalaman bekerja yang sudah banyak maka ketika perempuan menikah akhirnya mau tidak mau ia harus meninggalkan dunia kerja yang sudah dilakukan selama ini. Pastinya akan ada omongan bias seperti "ko lulusan sarjana hanya menjadi Ibu rumah tangga" begitu pula kalau kita balik faktanya misalnya sebagai seorang ibu kita masih bekerja, ini juga tidak lepas pasti akan ada omongan bias seperti "ko sudah punya anak tetap saja bekerja" jadi serba salah kan?!.. disinilah letak tantangan kita sebagai perempuan kalau saran saya pribadi kita tidak perlu memperdulikan apa yang orang lain katakan tentang diri kita, keluarga kita, fokus saja dengan apa yang menjadi impian kita, menjadi impian keluarga kita. Bahwa perempuan juga berhak memenuhi apa yang ia inginkan, perempuan juga berhak untuk mengapresiasikan apa yang dicitakan selama ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun