Dunia kepenulisan sedang marak dan bangkit. Literasi harus digalakkan secara maksimal.  Proses itu terjadi dengan  adanya beberapa dukungan antara lain, digital dan masa covid kemarin. Di akui beberapa persen sebagian masyarakat mengeluti dunia kepenulisan saat keterbatasan ruang dan aktivitas ketika covid melanda.
Selain itu dunia penerbitan indie yang juga tumbuh di sana-sini. Ini tentunya bisa mewujudkan sang penulis untuk memeluk hasil karya cetaknya. Ditambah lagi banyaknya komunitas yang menyelenggarakan menulis keroyokan. Â Istilah lainnya adalah nubar atau nulis bareng, nah bahasa kerennya antologi.
Komunitas ini nantinya meng-share flyer tuh yang isinya mengenai syarat dan ketentuan, tema, benefit, serta tanggal tengat naskah harus disetor. Adalagi, bahkan memberi materi dulu mengenai dunia kepenulisan, saling berbagi ilmu, sharing pengalaman dan hal lain pun dibahas berkaitan dengan tema naskah misalnya. Gendrenya juga variatif, kita tinggal lirik mana suka. Ada cernak, roman, horor, slice of life atau fantasy.
Bagi pemula, kek saya ini tentunya ini sangat membantu dan tertarik banget . Bonusnya juga kita akan bertambah teman yang sealiran, frekuensi yang sama membuat kita saling dukung. Memberikan motivasi serta masukkan jika mendapat kendala dalam menyelesaikan naskah.
Kesana-kemari ikutan sampai akhirnya memiliki puluhan karya antologi. Itu pun ada juga yang tak wajib di beli. Terkadang lagi nggak ada anggaran dana, Jadinya tak saya beli hasil tulisan naskah antologi saya. Ya, rugi juga sih, tetapi gimana lagi, kebanyakan ikutan, anggap nyumbang naskah aja deh jadinya. Seru satunya jika dikejar-kejar DL campur stres deh tu.
Bagi teman-teman yang tertarik menulis, saran nih sebagai pemula ya, mungkin ikutan ajang event antologi salah satunya sebagai latihan bagi kita. Saya aja gitu, sampai akhirnya berhasil ke solo sebuah novel dan satu lagi kumpulan cerpen. Yuk semangat menulis, salam literasi!
