Mohon tunggu...
PMI21
PMI21 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PMI IAIN Kudus

Mahasiswa pengembangan Masyarakat Islam Institut Agama Islam Negeri Kudus 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinergitas Akademisi dan Komunitas Lingkungan, Mahasiswa Prodi PMI Melakukan FGD bersama Kresek Kudus Membincang Kebencanaan

13 Desember 2023   20:56 Diperbarui: 16 Desember 2023   14:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi FGD bersama Kresek Kudus

Guna memaksimalkan peran mahasiswa dalam masyarakat, mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN Kudus melakukan focus group discussion (FGD) bersama Komunitas Kresek Kudus untuk membincang terkait kebencanaan. Kegiatan ini dilakukan pada hari kamis, (07/12/2023) tepatnya di daerah Jati rumah Bapak Faesal Adam selalu ketua Kresek Kudus atas rekomendasi beliau sekitar pukul satu siang hingga pukul tiga sore waktu setempat.

Kegiatan FGD ini dilaksanakan oleh kelompok RAMPOK (Remaja Amanah Paling Oke) guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Manajemen Bencana yang diampu oleh Ibu Nuril Maghfirah, M.Sc. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Prodi PMI untuk merealisasikan hasil pembelajaran mata kuliah Manajemen Bencana kepada masyarakat ataupun komunitas serta mensosialisasikannya bahwa manajemen bencana sangatlah penting. Hal ini sangat serasi mengingat Kresek Kudus merupakan komunitas sosial yang bergerak di bidang lingkungan, sedangkan berita maupun kabar terkait bencana tidak jauh dari aspek lingkungan dalam kehidupan manusia.

Adapun dalam kegiatan ini, mahasiswa mengajak representasi dari Komunitas Kresek Kudus untuk melakukan diskusi yang terarah ini. Untuk itu, mahasiswa mengajak Ketua Kresek, Faesal Adam dan juga sekretarisnya, Amalia Zulfana untuk melakukan pembicaraan yang fokus di bidang bencana ini. Dengan demikian, diskusi ini dihadiri oleh 8 orang mahasiswa dan 2 orang perwakilan komunitas. 

Adapun yang dibahas pada diskusi kali ini menyangkut tiga poin, yaitu hakikat bencana, manajemen bencana, dan juga peran Kresek Kudus dalam manajemen bencana. "Selama ini mungkin yang kita tahu ketika mendengar bencana adalah bencana alam. Padahal, pada dasarnya bencana terbagi menjadi tiga, yaitu bencana alam, non alam, dan juga bencana sosial", jelas Hudatil, salah satu mahasiswa. Hudatil juga menambahkan, "Hakikat bencana sendiri adalah segala fenomena atau kejadian yang merugikan umat manusia." Dalam hal ini, fokus yang dibincang terkait hakikat bencana adalah pengertian terhadap bencana dan juga macam-macam bencana.

"Manajemen bencana pada dasarnya terbagi menjadi tiga periode, yakni pra bencana, kejadian, dan juga pasca bencana", jelas Saepudin selaku mahasiswa. Setelah memahami hakikat dan manajemen bencana, kini giliran Kresek Kudus menyampaikan apa saja program yang ada, untuk kemudian diidentifikasi bersama mahasiswa terkait perannya dalam manajemen bencana.

Sumber : Dokumentasi FGD bersama Kresek Kudus
Sumber : Dokumentasi FGD bersama Kresek Kudus

Amalia selaku sekretaris mengungkapkan, "Kalau di Kresek Kudus sendiri itu mungkin peran dalam manajemen bencana tidak berbentuk gerakan langsung sebagaimana lembaga yang fokus di bidang bencana. Akan tetapi, Kresek Kudus memiliki program dengan tujuan menjaga lingkungan. Mungkin dari situ peran kami dalam melakukan pencegahan bencana."

Amalia juga menambahkan, "Kegiatan kami antara lain sedekah sampah dan minyak jelantah, sosialisasi menjaga lingkungan, dan juga event lingkungan seperti tanam pohon dan bersih-bersih tempat wisata alam."

Adam selaku Ketua Kresek menambahkan, "Kalau yang terdekat itu ada yang baru kemarin kami lakukan dalam memeringati Hari Pohon Sedunia, yaitu tanam pohon di Area Wisata Tiga Rasa, Japan, Kab. Kudus."

Adam menambahkan, "Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah sumber air yang berasal dari sungai daerah sana mulai menurun intensitasnya."

"Nah, itu termasuk dalam manajemen bencana, yakni masuk dalam tahap pasca bencana, yaitu setelah adanya kekurangan sumber air, diadakan perbaikan tanah guna menangkap sumber air untuk disalurkan", ujar Mefti, salah satu mahasiwa.

Selain itu, program sedekah sampah dan minyak jelantah adalah mengajak masyarakat untuk menyumbangkan sampah dengan kategori tertentu untuk kemudian diakomodasikan menjadi dana bagi Kresek untuk melakukan kegiatan seperti konservasi alam. Program tersebut dikategorikan ke dalam tahap pra bencana karena dengan adanya program tersebut, masyarakat menjadi tidak membuang sampah sembarangan, dan minyak jelantah juga tidak dibuang asal-asalan sehingga merusak lingkungan.

Dapun kegiatan sosialisasi bisa dilakukan di sekolah-sekolah maupun komunitas masyarakat seperti PKK. Untuk hal ini, biasanya Kresek Kudus menjadi pihak yang diundang guna menyampaikan sosialisasi terkait lingkungan.

Dengan demikian, diharapkan dengan adanya sinergi yang dibangun ini menjadikan masyarakat, dalam hal ini khususnya Kresek Kudus dapat mengembangkan misi dan program yang selain bertujuan menjaga lingkungan, juga untuk mengantisipasi bencana. Oleh karena itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi salah satu tambahan wawasan bagi mahasiswa maupun masyarakat untuk berusaha bermanfaat bagi sesama, dan dalam hal ini di bidang penanggulangan bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun