Mohon tunggu...
Meliana
Meliana Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Akuntansi UKWMS

JNH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Gudang ke Meja Makan : Manajemen Risiko untuk Menjamin Keamanan Pangan

7 Oktober 2025   05:16 Diperbarui: 7 Oktober 2025   05:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi gudang bahan baku, sumber AI

Setelah identifikasi risiko dan menganalisanya, langkah ketiga adalah menentukan respon terhadap risiko. Ini merupakan tahapan penting tentang bagaimana perusahaan mengambil tindakan nyata agar risiko tidak menjadi kerugian yang besar.

Pendekatan utama dalam merespon risiko :

  • Avoid yaitu menghapus aktivitas yang menimbulkan risiko
    Contoh -  tidak menyimpan bahan terlalu lama di kulkas, menghindari supplier yang belum memiliki izin BPOM/halal.
  • Reduce yaitu memininalkan kemungkinan atau dampak dari risiko.
    Contoh - dengan menjaga suhu cold storage tetap stabil.
    Pada karyawan melakukan pelatihan rutin tentang hygiene sanitasi, praktik pengelolaan persediaan FIFO/FEFO.
  • Share yaitu risiko tidak dapat dikurangi atau dihindari sepenuhnya, sehingga perlu utk dibagi kepada pihak lain.
    Contoh - membuat kontrak dengan supplier untuk mejamin pengiriman bahan baku tepat waktu.
  • Accept yaitu risiko yang diterima karena biaya pengendalian lebih kecil daripada potensi kerugian. Strategi ini harus disertai monitoring dan review berkala agar risiko tidak berkembang menjadi masalah besar.
    Contoh -  risiko kehilangan kecil akibat salah pencatatan stok dengan batas minimal dibawah 1%.

Manajemen risiko gudang bahan baku bukan tentang meniadakan risiko sama sekali, melainkan mengelola dengan strategi yang tepat. Dengan kombinasi menghindari, mengurangi, berbagi, dan menerima risiko, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara efisiensi operasional, keamanan pangan, dan keberlanjutan bisnis.

Pada akhirnya, dari gudang sampai ke meja makan, konsumen menaruh kepercayaan penuh bahwa setiap bahan yang mereka konsumsi sudah melalui proses pengelolaan risiko yang baik.

Mengapa evaluasi dan monitoring penting ? karena menjamin manajemen risiko berjalan, bukan sekedar formalitas. Apalagi berdampingan dengan sifat risiko yang selalu mengalami perubahan sehingga harapannya risiko dapat dideteksi sedini mungkin, guna mencegah kerusakan besar apabila risiko terjadi. Salah satu contoh pentingnya monitoring adalah, misalkan sistem pendingin di gudang sudah di cek 6 bulan lalu, tapi selama 3 bulan terakir performa naik turun tanpa diketahui mengakibatkan suhu naik yang tidak terpantau akhirnya bahan rusak, dan seluruh produksi bisa terganggu.

Langkah evaluasi risiko digudang bahan baku adalah melakukan audit internal secara berkala terkait kepatuhan staff terhadap SOP, review terhadap daftar risiko guna menyesuaikan pengendalian risiko agar tetap relevan dengan kondisi tertentu, monitoring berbasis data dan teknologi serta mengkomunikasikan kepada manajemen agar dapat membuat keputusan strategis untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.

Karena risiko bersifat dinamis, pengawasan yang konsisten akan menjaga sistem gudang tetap tangguh menghadapi perubahan — baik dari sisi teknologi, regulasi, maupun pasar. Dalam industri F&B, menjaga keamanan pangan berarti menjaga kepercayaan konsumen. Dan kepercayaan itu hanya bisa dibangun melalui pengendalian risiko yang disiplin dari gudang hingga ke meja makan.

Serangkaian tahapan manajemen risiko yang dimulai dari identifikasi, analisis, respons, hingga evaluasi dan monitoring - menunjukkan bahwa risiko tidak pernah dapat dihilangkan, tetapi dapat dikelola secara tepat dan berkelanjutan. Keamanan pangan tidak dimulai di dapur melainkan di balik pintu gudang bahan baku, dimana tempat setiap keputusan kecil memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup banyak orang. Maka, sudah seharusnya perusahaan F&B memperkuat komitmen ini: Gudang bukan hanya tempat penyimpanan bahan, tetapi benteng pertama dalam menjaga kepercayaan dan kesehatan konsumen.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun