Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Voice of Baceprot: Dulu Protes Lewat Mading, Kini Lewat Lagu 'Metal'

25 Juli 2022   09:57 Diperbarui: 25 Juli 2022   09:57 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota grup band Voice of Baceprot di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (22/4/2021) [KOMPAS.com]

Oleh: Intania Ayumirza Farrahani

Voice of Baceprot (VoB) adalah grup musik metal yang beranggotakan tiga perempuan berhijab asal Garut.

Grup musik ini lantang menyuarakan isu-isu, seperti pendidikan, lingkungan, hingga kesetaraan gender. Para personelnya mengaku bahwa inspirasi mereka dalam bermusik lahir dari pengalaman pribadi.

Single perdana mereka, yakni "School Revolution" terinspirasi dari pengalaman selama menjadi siswa di sekolah. Salah satu hal yang disoroti adalah metode pengajaran dan ketidakdisiplinan di lingkungan sekolah.

"Dulu tuh kita sering... Misal, guru jarang masuk kelas, jadi dia kayak 'nyatet nih'. Itu kan nyatet, misal satu bab gitu dicatet. Jadi kan murid lomba-lombaan siapa yang nyatet; cepet-cepetan nyatet. Tapi kita tuh enggak tahu, apa yang kita catet itu apa," terang Marsya, vokalis-gitaris VoB.

Metode pengajaran yang mereka nilai kurang efisien itu semakin diperburuk dengan ketidakhadiran guru di pertemuan-pertemuan berikutnya.

Paksa mimpi yang tak satupun ku mengerti, terlempar kepala dipaksa pintar, terdampar moral digoda bingar, begitu bunyi lirik "School Revolution".

Selain itu, menurut mereka terdapat hal sederhana dan sering dianggap sepele, seperti perbedaan perlakuan antara guru dan siswa ketika melakukan kesalahan yang sama. Hal itu ternyata menjadi sesuatu yang membekas di benak mereka.

"Kayak datang telat, barengan sama guru yang telat juga, kita dihukum keliling dulu. Gurunya melenggang bebas gitu, masuk aja," ujar Marsya.

Ia menambahkan bahwa siswa sering kali menunjukkan protes melalui karya di majalah dinding (mading) sekolah. Namun, selang beberapa waktu, tidak jarang mereka menemui karya tersebut telah dirusak oleh pihak tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun