Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pertarungan Sengit Sura dan Baya, Fabel Cikal Bakal Nama Kota Surabaya

20 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 20 Juni 2022   23:12 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Sura dan Baya (DOK. Kompaspedia)

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Ristiana D. Putri

Ketika mendengar Surabaya, kita pasti teringat berbagai hal ikonik kota tersebut, seperti kuliner manis pedas rujak cingur, Ibu Risma Tri Maharani---Menteri Sosial era Jokowi yang pernah menjabat sebagai walikota Surabaya, atau lambang ibu kota provinsi Jawa Timur tersebut, yaitu Patung Sura dan Baya. 

Penamaan kota Surabaya bukanlah tanpa makna. Dikutip dari situs Pemerintah Kota Surabaya, kata sura dan baya dalam Surabaya berarti berani dan bahaya. Secara harfiah, penamaan ini melambangkan semangat keberanian menghadapi mara bahaya yang akan datang. 

Uniknya, konon penamaan sura dan baya ini juga erat kaitannya dengan cerita dongeng fabel asal Surabaya. Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk "Dongeng Asal Usul Kota Surabaya", diceritakan Sura, ikan hiu penguasa lautan, dan Baya, seekor buaya penguasa sungai, bertarung memperebutkan wilayah ketika mencari makan.

Semua bermula dengan kebosanan Sura memakan ikan di laut setiap hari. Tak tinggal diam, ia berusaha mencari alternatif makanan lain di penjuru lautan. Sura kemudian berenang kesana kemari hingga menemukan sungai yang bermuara di laut. 

Lantas, ia jadi berangan-angan bahwa di sungai terdapat banyak santapan lezat yang bisa disantap. Sura lalu memutuskan untuk pergi ke sungai esok hari. 

Keesokannya, seperti yang sudah diputuskan, Sura pergi berenang menuju sungai. Ketika sudah berada di sungai, ia melihat seekor anak kijang sedang meminum air sungai dengan tenang. 

Rasa lapar tak terbendung ketika Sura melihat anak kijang tersebut. Tidak perlu waktu lama, dilahaplah anak kijang tersebut oleh Sura. 

Sura sangat senang melahap anak kijang tersebut. Rasa nikmat dan lezat menari-nari di lidahnya sehingga membuatnya ketagihan. Ia lalu memutuskan untuk kembali lagi ke sungai keesokan hari, lusa, dan seterusnya. 

Suatu ketika, Baya merasa ada yang tidak beres di sungainya karena semakin hari semakin sulit untuk mencari makanan. Ia lantas menyelidiki penyebab keanehan ini. Ternyata, ia menemukan Sura sedang lahap menyantap seekor anak monyet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun