Mohon tunggu...
HEADLINE NEWS
HEADLINE NEWS Mohon Tunggu... Aktual & Terpercaya

Headline News hadir sebagai media daring yang berkomitmen menyajikan berita terpenting setiap hari. Kami mengutamakan akurasi, integritas, dan keberanian dalam mengungkap fakta, demi membangun masyarakat yang lebih kritis dan melek informasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Makan Gratis Sampang Tercemar: Siswa SD Temukan Ulat dalam Makanan

21 September 2025   00:32 Diperbarui: 21 September 2025   00:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa sedang makan makan bergizi gratis. Foto: cna.id

SAMPANG, JAWA TIMUR - Program makan gratis yang digagas untuk memperbaiki asupan gizi siswa di Sampang, Madura, mendapat sorotan tajam setelah beberapa pelajar mendapati adanya ulat dalam hidangan yang dibagikan.

Kronologi Penemuan Makanan Tak Layak

Peristiwa ini terungkap pada Kamis (18/9/2025), ketika para siswa SDN 1 Astapah, Desa Astapah, Kecamatan Omben, hendak menyantap makanan yang disediakan. Didampingi orang tua, beberapa siswa menemukan bahwa lauk pauk yang disajikan tidak hanya mengeluarkan bau tidak sedap, tetapi juga mengandung ulat.

Temuan ini sontak menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di kalangan orang tua murid yang hadir, yang segera menghentikan anak-anak mereka untuk mengkonsumsi makanan tersebut.

Kekecewaan Wali Murid dan Potensi Risiko Kesehatan

Seorang wali murid yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengaku awalnya menyambut baik program tersebut, namun terkejut saat membuka kemasan makanan.

"Kami awalnya senang ada program makan gratis ini, tapi begitu dibuka ternyata lauknya sudah basi dan ada ulat. Bagaimana mungkin makanan seperti ini diberikan kepada anak-anak," ujarnya dengan nada kesal.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar kebersihan dan prosedur penyiapan makanan dalam program tersebut. Ada dugaan kuat bahwa makanan disiapkan tanpa standar sanitasi yang memadai atau didistribusikan setelah melewati batas waktu konsumsi yang aman.

"Pihak sekolah atau kepala sekolah yang memiliki kebijakan, minta tolong ditindak tegas terhadap penyedia makanan yang tidak layak ini, bisa-bisa anak kami sakit gara-gara makan tidak sehat," tambah wali murid lainnya.

Tokoh Masyarakat Desak Evaluasi Menyeluruh

Menanggapi kejadian ini, tokoh masyarakat setempat, Badrus Sholeh, menyatakan bahwa insiden tersebut berpotensi mencederai tujuan mulia program pemerintah. Menurutnya, alih-alih membantu, kelalaian dalam pengawasan justru dapat membahayakan kesehatan anak-anak.

"Kalau begini caranya, bukannya membantu malah bisa membahayakan kesehatan masyarakat. Kita minta pihak terkait segera mengevaluasi penyedia makanan dan memastikan ada pengawasan ketat," tegas Badrus.

Ia bersama sejumlah perwakilan masyarakat berencana melaporkan temuan ini secara resmi kepada instansi berwenang. Desakan tidak hanya ditujukan kepada penyelenggara program, tetapi juga kepada dinas terkait untuk mengambil tanggung jawab penuh.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) turut menyuarakan tuntutan serupa, dengan beberapa di antaranya mendesak agar:

  • Kontrak dengan penyedia makanan (katering) segera dievaluasi.

  • Audit investigatif dilakukan terhadap seluruh proses pengadaan dan distribusi.

  • Pemberian sanksi tegas, termasuk pemutusan kontrak, jika ditemukan bukti kelalaian fatal.

Penyelenggara Belum Beri Klarifikasi

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan atau klarifikasi resmi dari pihak penyelenggara program maupun dinas terkait mengenai temuan makanan berulat tersebut. Publik, khususnya para orang tua siswa, masih menunggu respons dan langkah konkret untuk memastikan insiden serupa tidak terulang di masa depan.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun