Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bermetamorfosa dalam Kompasiana. Ehh.... Ternyata!

25 Oktober 2020   21:53 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:00 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto ilustrasi (diunggah dari harapanrakyat.com)

MUNGKIN tak banyak kisah yang bisa dibagi di balik kebaradaan penulis di Kompasiana. Setidaknya, dua kata saja yang pas menggambarkannya: 'Kompasiana, wow banget!' He...


Ada sedikit sih yang bisa diceritakan. Tetapi, sebelumnya ijinkan penulis memperkenalkan diri dulu sebagai Kompasianer debutan alias pendatang baru, dan baru bergabung sejak 20 September 2020 lalu. Salam kenal!


Sebagai platform media bagi pembaca sebenarnya sudah bisa dimengerti penulis dari tagline Beyond Blogging Kompasiana. Istilah blog berarti platform ini bisa menampung semua jenis tulisan siapapun. Namun, kata kunci yang saya pahami dari tagline tersebut adalah beyond, yang kurang lebih artinya lebih dari atau tak sekadar wadah bagi tulisan para blogger.

Karuan saja, begitu penulis bergabung menjadi Kompasianer, saya pun menemukan banyak sekali kemasan baru di laman Kompasiana yang cukup menantang. Sebagai penulis, Kompasianer sejatinya dituntut tidak hanya produktif membuat konten tulisan, tetapi juga kreatif membingkai kata-kata menjadi narasi yang enak dibaca.


Semakin mengikuti, bertambah saja kaget bercampur kagum serta keingintahuan yang dialami penulis. Kaget dengan inovasi tim Kompasiana yang pandai menyajikan hal-hal baru yang menantang. Tidak seperti platform jurnalisme warga/pembaca lain, Kompasiana cukup interaktif, terbuka dan mendatangkan inspirasi bagi lahirnya ide-ide baru dalam setiap konten tulisan.


Ya, Kompasiana juga pandai menjaga motivasi penulis sekaligus pembacanya (sesama Kompasianer). Dari rating yang dimunculkan, Kompasiana sejatinya menjadikan kita untuk setidaknya bisa membuat konten tulisan analisa tajam, aktual, berbobot, inspiratif, dan tentunya menarik pembaca lain.


Sampai di sini, penulis baru sadar, sekaligus sempat menyesal tidak dari dulu-dulu mengenal platform ini. Saya lebih mengenal koran Kompas memang, bahkan semasa masih kuliah dulu. Yang lebih familiar juga sebetulnya pada rubrik Citizen reporter (Cipro), milik harian Surya yang masih satu grup Kompas Gramedia.


Sedikit soal penulis sendiri, memang sudah terbiasa dengan tulisan jurnalistik sebelumnya. Tetapi, situasi pandemi sedikit banyak membuat jengah. Kebetulan, beberapa waktu terakhir saya juga jadi berkurang beraktifitas reportase, dan lebih banyak waktu menulis bebas saat stay at home. Karya kepenulisan saya sedikit berubah, bergeser dari reportase menjadi tulisan artikel opini, esai, dan sejenisnya. Sedikit bermetamorfosa, lah.


Perjumpaan saya dengan Kompasiana bermula dari mengulik rubrik-rubrik kolom dan opini di media online, termasuk kolom Kompas.com. Dari sini lah awal perjumpaan penulis dengan Kompasiana. Tak lama, saya pun langsung jatuh cinta pada Kompasiana dan tak berpikir panjang bergabung menjadi Kompasianer.


Tulisan pertama saya hanya tentang 'jihad kecil' menulis di sela kebiasaan ngopi.  Temanya tentang coffeestory, yang berkisah banyak keresahan dan atensi pada isu dan gejala sosial kekinian, yang banyak ditulis sembari menikmati kopi. Tulisan perdana ini ditayangkan sebulan lalu dengan label Pilihan Kompasiana, dan kini mentok dibaca 451 pembaca. Cukup senang sih sebagai tulisan debutan. Upss...!


Ada pengalaman khusus sesama Kompasianer? Belum ada tentunya. Lha wong pengikut saja baru 8 (tujuh) gelintir follower. Meski begitu, saya cukup penasaran dan kerap tertarik pada tulisan-tulisan dengan jumlah pembaca yang sudah mencapai ratusan meski tak lama diunggah. Termasuk, tulisan yang nangkring menjadi artikel utama pilihan Kompasiana.


Bisa terbaca lebih dari 500 hingga ribuan pembaca tentu tidak mudah di Kompasiana. Ada sih yang langganan menjadi penulis artikel terpopuler dan dapat nilai tertinggi. Sosok Kompasianer Penjelajah sekelas Tjiptandi, Yupiter Gulo, Himam Miladi, Henhie Triana atau juga Yanna Haudy adalah beberapa contohnya. Begitu saya mengulik profil mereka, jelas-jelas bukan penulis angin-anginan. Mereka juga bukan orang baru atau 'anak kemarin sore' yang masih mencoba-coba menulis. Melihat tulisan-tulisan mereka, salut dan memang sudah layak tentunya!


Semakin rajin mengikuti Kompasiana, saya kian tersadar. "Ehh...saya belum ada apa-apanya nih, masih sangat amatiran ternyata!" Bahkan, mungkin belum sepantasnya mensosokkan diri sebagai seorang penulis sekalipun. Berbagai contoh jenis tulisan yang muncul di Kompasiana, juga kompetisi blog, sebenarnya memberi tantangan pada kita, apakah juga bisa menulis sesuai kriteria? Tentunya, dengan karakter dan gaya penulisan sendiri. Terlebih, Kompasiana menekankan tulisan betul-betul orisinil tanpa plagiasi sedikitpun.


Masih optimis bisa jadi Kompasianer sejati dengan produktif menulis apapun? Ya, penulis memang tidak lantas ciut nyali dan minder, dan tetap meyakinkan diri untuk terus belajar dan belajar pada tulisan-tulisan Kompasianer hebat lainnya. Setidaknya, tulisan khas dan rutin penulis dengan label #coffeestory diharapkan bisa ajeg mewarnai laman platform Kompasiana.


Terakhir, tim Kompasiana memastikan diri akan lebih kreatif mewadahi konten yang tidak semata tulisan. Ini sangat bagus tentunya, karena era konvergensi media dengan produk dan konten lebih variatif kini sudah bukan hal baru. Dengan konsep ini, Kompasianer juga bisa dirangsang dengan menghasilkan berbagai narasi alternatif dan konten-konten lain seperti infografis, disain poster, meme ataupun karikatur.


Selamat dan lebih maju tentunya bagi Kompasiana di usianya yang ke-12 tahun! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun