Mohon tunggu...
Meddy Danial
Meddy Danial Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Galaxy Note\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ini Dia Tokoh yang Mengubah Cara Pandang Saya Terhadap Ilmu Pengetahuan

30 April 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tokoh penulis dunia yang mempengaruhi cara pandang saya terhadap ilmu pengetahuan adalah Michael Crichton. Michael Crichton, penulis/novelis terkenal yang menciptakan Jurassic Park, Timeline, dan puluhan novel fiksi thriller lainnya adalah sosok yang mampu mengubah cara pandang saya terhadap kesakralan dan kedaulatan ilmu pengetahuan. Crichton saya pandang sebagai sosok ilimah-kritis paling depan yang menyuarakan keprihatinan bahwa ilmu pengetahuan telah terkooptasi oleh sirkumstansi politik dan kekuasaan. Bagi Crichton, ilmu pengetahuan yang disebarkan ke seluruh dunia harus dipastikan merupakan ilmu pengetahuan yang jujur dan netral. Crichton melalui novelnya, terutama dalam mahakarya yang berjudul State of Fear, dengan sangat memukau berhasil menghancurkan dalil-dalil intelektual mengenai pemanasan global (global warming). Crichton sepertinya sadar, bahwa sebelum meninggal, dia harus meletakkan pondasi mengenai cara pandang yang berbeda mengenai ilmu pengetahuan yang seharusnya senantiasa menjunjung kejujuran dan bersifat netral. Bagi Crichton, ilmu pengetahuan tidak pernah bebas nilai. Ilmu pengetahuan bisa dijadikan alat dan bisa dikendalikan untuk memberikan efek takut pada masyarakat dalam lingkup  lokal maupun global. Suatu kelompok elit atau negara bisa menciptakan rasa takut yang dikemas dalam bungkus ilmu pengetahuan atau informasi. Dalam novelnya, Crichton mengecam vested interest kekuasaan dengan mengutip kata-kata Alston Chase: ”jika pencarian kebenaran dicemari oleh politik, maka pencarian itu akan berubah menjadi perebutan kekuasaan.” Dalam novelnya, Crichton tidak hanya menggugat masalah pemanasan global yang ternyata dalam banyak jurnal dan akademisi lain masih mempertanyakan keabsahan dari pengaruh tanda-tanda pemanasan global seperti kenaikan muka air laut, penurunan kecepatan angin, dan lain-lain. Crichton, sepertinya sangat geram, sehingga mengeluarkan statement-nya yang keras dalam novel tersebut dengan kalimat: “….fakta bahwa kebanyakan penentang pemanasan global adalah mantan guru besar yang sudah pensiun. Orang-orang itu tak lagi harus berkompetisi mencari hibah penelitian……” “Dewasa ini kita semua tahu bahwa teori terkenal yang disambut antusias oleh mayoritas masyarakat dunia itu ternyata hanya teori palsu alias isapan jempol semata…………Teori yang menghebohkan itu dikenal sebagai eugenika, dengan rekor sejarah yang sangat mengerikan” Kalimat ini tidak saya teruskan karena saya sangat terkejut bahwa ending kalimat ini ternyata adalah salah satu jawaban historis-kronologis yang paling mencengangkan dan masuk akal mengenai isu kontroversial kamar gas di Jerman yang membunuhi ras tertentu. Sekali lagi, Crichton dalam novel ini seperti memberikan warning terakhirnya sebelum meninggal (walaupun masih ada satu atau dua novel lainnya) kepada kita semua mengenai satu hal : BAHAYA POLITISASI ILMU PENGETAHUAN. Ingat, politisasi ilmu pengetahuan bisa dilakukan oleh siapa saja dan atas nama apa saja. Bisa atas nama kekuasaan, kepentingan tertentu kelompok elit, bahkan atas nama lingkungan (sehingga kerap diledek sebagai eco-terrorism). Semoga bermanfaat Tetaplah membaca buku M. Meddy Danial NB: Tulisan ini saya persembahkan kepada pembaca Kompasiana untuk mengenang jasa almarhum Michael Crichton, yang menginspirasi saya dan menyadarkan saya untuk tidak percaya kepada politisasi dan dramatisasi ilmu pengetahuan. Sumber foto : http://cdevroe.com/wp-content/mobile/photos/2008/10/michaelcrighton_stateoffear.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun