Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Di ruang tengah rumah kami, lampu remang menyala, dan ibu saya duduk di sajadah sambil membuka catatan kecil berisi doa-doa manasik.
Beliau akan berangkat haji bulan depan.
Tapi di tengah keheningan itu, saya tahu ada satu suara yang pelan-pelan mulai terdengar:
“Mecca, doa saat wukuf di Arafah apa, ya?”
Itu suara ibu. Bukan ke saya, tapi ke Mecca AI — fitur unggulan dari aplikasi MeccaBot yang kami temukan beberapa minggu lalu.
Dan malam itu, seperti biasa, Mecca AI menjawab lembut, jelas, dan beradab.
Di Antara Tiket, Manasik, dan Kecemasan yang Diam-Diam Menghantui
Haji bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan jiwa.
Dan jujur saja, meski persiapan sudah maksimal, ada satu hal yang tak bisa dipacking: rasa takut dan gugup.
Ibu saya termasuk jamaah lansia. Beliau sudah ikut manasik, sudah konsultasi dokter, bahkan sudah latihan fisik. Tapi tiap malam, ada saja kekhawatiran kecil yang muncul.
“Kalau nanti lupa urutan ibadah, gimana?”
“Kalau tersesat atau bingung doa, bisa nanya ke siapa?”
Saya yakin banyak jamaah, apalagi yang berangkat sendiri atau tidak didampingi keluarga muda, merasakan hal yang sama.
MeccaBot: Ketika Teknologi Bertemu Kebutuhan Hati
Saya menemukan MeccaBot saat sedang mencari aplikasi pendukung ibadah. Tampilannya sederhana, tapi fitur-fiturnya dalam.
Satu yang paling menyentuh hati: Mecca AI, pendamping cerdas berbasis artificial intelligence yang bisa ditanya apa saja tentang ibadah umrah dan haji — 24 jam penuh.
Bukan sekadar mesin penjawab.
Mecca AI berbicara seperti teman:
tenang, sopan, Islami, dan membuat penggunanya merasa tidak sendirian.