Mohon tunggu...
D. Prayuda
D. Prayuda Mohon Tunggu... an ISTJ Solo Explorer | Instagram: @yudaaprd_

“Siang kerja untuk korporat, malam menulis untuk merawat cerita.”

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengubah Gram Jadi Gerakan: Komitmen Pegadaian MengEMASkan Indonesia

29 September 2025   10:22 Diperbarui: 29 September 2025   11:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegadaian Cabang Purwantoro (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Di sudut halaman rumahnya, Ibu Mira tersenyum lega melihat dagangannya laris lebih cepat dari biasanya. Baginya, hari itu bukan sekadar soal untung yang lebih banyak, melainkan keyakinan baru bahwa mimpi kecilnya bisa tumbuh. Semua berawal dari Tabungan Emas di Pegadaian, modal tambahan yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit, tanpa harus terjerat bunga mencekik.

"Dulu saya pikir emas hanya untuk orang kaya, tapi lewat Pegadaian, kami bisa menabung sedikit demi sedikit, lalu menjadikannya modal usaha hingga berjalan seperti sekarang," ucapnya dengan haru

Kisah sederhana Ibu Mira adalah potret nyata bagaimana Pegadaian hadir bukan hanya sebagai lembaga gadai, tetapi sahabat bagi rakyat kecil. Dari pasar tradisional hingga pelosok negeri, Pegadaian menyalakan harapan lewat filosofi Pegadaian mengEMASkan Indonesia. Sebuah visi besar yang bukan hanya bicara tentang emas sebagai produk unggulan, tetapi juga tentang keberlanjutan menjaga bumi, merangkul masyarakat, dan membangun kepercayaan publik.

Di tengah gemuruh persaingan sektor keuangan dan gadai, PT Pegadaian melangkah dengan visi yang lebih besar: mengEMASkan Indonesia. Bukan sekadar menjadikan emas sebagai produk bisnis, tetapi juga menjadikan nilai-nilai keberlanjutan sebagai inti dari seluruh operasional dan kontribusi perusahaan ke masyarakat. Bagi sebagian orang, ESG mungkin terdengar teknis. Namun di lapangan, ESG menjelma jadi hal sederhana, seperti: nelayan bisa kembali melihat karang tumbuh di lautnya, pedagang pasar punya modal tanpa terlilit utang, hingga penyandang disabilitas bisa menyalakan usaha kecil dari rumah. Itulah wajah nyata ESG di Pegadaian.

Dewasa ini, Indonesia sedang menghadapi tantangan serius berupa tingginya emisi karbon dan konsumsi energi yang boros atau masalah lingkungan. Kota-kota besar sering terjebak dalam kualitas udara yang buruk, sementara transisi menuju energi bersih berjalan lambat. Kondisi ini menuntut kontribusi nyata dari semua pihak, termasuk perusahaan, untuk ikut menekan jejak karbonnya.  

Di sisi lain, meski program inklusi keuangan Pegadaian terus berkembang, tantangan tetaplah masih ada. Literasi finansial di desa-desa masih rendah, sementara sebagian masyarakat lebih percaya pada pinjaman informal ketimbang lembaga resmi. Pegadaian memang belum sepenuhnya menembus seluruh lapisan, tapi upaya memperluas jangkauan inilah yang membuat visinya terasa relevan. Di saat yang sama, UMKM yang bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional kerap terhambat berkembang karena keterbatasan modal dan literasi keuangan. Perlindungan terhadap konsumen pun masih menjadi pekerjaan rumah di tengah kompleksitas masalah industri keuangan yang perlu dibereskan.

Sementara dalam tata kelola (governance), masih ada tantangan terkait rendahnya kepercayaan publik akibat sejumlah kasus penyalahgunaan wewenang di sektor keuangan. Transparansi, akuntabilitas, dan manajemen risiko yang lemah di beberapa lembaga membuat masyarakat ragu untuk menaruh kepercayaan penuh. Padahal, kepercayaan adalah modal utama agar lembaga keuangan bisa benar-benar berfungsi sebagai agen pembangunan.

Environmental: Jejak Karbon yang Ringan, Alam yang Terjaga

Konservasi Terumbu Karang oleh Pegadain (Sumber: Bisnis)
Konservasi Terumbu Karang oleh Pegadain (Sumber: Bisnis)
Jika lingkungan adalah rumah, maka masyarakat adalah penghuninya, dan Pegadaian memilih merangkul keduanya. Pegadaian berkomitmen menjaga keduanya dengan seimbang. Komitmen ini tercermin dalam langkah nyata menanggapi isu lingkungan, salah satunya lewat penyusunan Net Zero Roadmap,  jalan untuk mencapai operasional tanpa emisi bersih.
Langkah ini bukan sekadar dokumen di atas kertas. Di Sabang, Aceh, Pegadaian bersama komunitas lokal melakukan transplantasi terumbu karang di Pulau Rubiah. Ribuan bibit karang ditanam ulang, menghidupkan kembali ekosistem laut yang rusak. Aktivitas ini bukan hanya simbolis, tetapi berdampak pada keanekaragaman hayati laut, pariwisata, hingga penghidupan nelayan.

Selain laut, Pegadaian juga masuk ke isu daratan. Program Clean and Gold Movement melibatkan masyarakat dalam mengelola sampah. Melalui pembentukan bank sampah di ratusan titik, masyarakat diajak memilah sampah, menabung hasilnya, bahkan menukarnya dengan tabungan emas. Di sini, keberlanjutan tak lagi rumit, tetapi hadir sederhana dalam keseharian. Energi juga jadi fokus. Di beberapa kantor cabang, lampu dan pendingin ruangan mulai dipantau ketat. Perlahan, Pegadaian mencoba menekan listrik berlebih dan melirik energi terbarukan. Jika alam sudah dijaga, bagaimana dengan manusianya? Di sinilah aspek sosial berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun