Mohon tunggu...
Ayub Abner Martinus Mbuilima
Ayub Abner Martinus Mbuilima Mohon Tunggu... -

Pastor Indonesia Fukuin Kyokai

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

PENDIDIKAN DI JEPANG (1)

3 Juni 2015   22:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak hal yang dapat dipelajari dalam pendidikan anak-anak  di Jepang.  Salah satunya adalah Masalah membuang  sampah.Pembelajaran untuk membuang sampah pada tempatnya, sudah diajarkan sejak ia memulai masuk sekolah Hoekwen atau Yocien (sekolah penitipan). Dimana, telah disediakan 4 macam tempat sampah. Pertama, adalah tempat sampah yang disediakan bagi sampah basah. sampah basah yang dimaksud adalah sisa makanan yang akan  dibuang, kulit buah-buahan, kertas, dan lain-lain yang sejenis dengan sampah basah atau kertas.  Kedua, Tempat Sampah untuk sampah Plastik. Dimana semua yang berupa sampah plastik dimasukan dalam tempat sampah ini. Ketiga, tempat sampah untuk Sampah botol beling dan kaleng. Keempat, Tempat sampah untuk Sampah botol plastik. Mengenai pembuangan botol plastik ini memiliki aturan khusus. Dimana kita tidak diperbolehkan membuang botol plastik itu begitu saja, namun harus memisahkan tutup botol dan menaruh pada tempat yang disediakan berupa plastik, dll. serta label botol terebut harus dibuka dari badan botol tersebut dan dibuang kedalam tempat sampah plastik, setelah itu, botol yang tanpa tutup dan tanpa label dibuang kedalam tempat sampah botol plastik tersebut.

Warna Plastik yang digunakan untuk menampung empat macam sampah tersebut berbeda-beda. Contohnya ditempat yang kami tinggal. ada warna merah untuk tempat sampah no.1, warna hijau untuk tempat sampah no.2 dan untuk nomor 3 menggunakan plastik warna biru. Sedangkan untuk  botol plastik akan dikumpulkan di supermarket terdekat, pada tempat yang telah disediakan.

pembuangan sampah-sampah tersebut  sesuai dengan jadwal hari yang telah ditetapkan dari syahkusho (kantor walikota), dan akan diangkut oleh truk sampah. Apa bila kita membuang sampah tersebut tidak pada hari yang ditentukan maka truk sampahnya tidak akan membawa sampah tersebut, namun petugas truk sampah akan memasang label peringatan pada plastik sampah tersebut.

Aturan pembuangan sampah seperti ini sangat diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, dengan harapan anak-anak sadar betapa penting membuang sampah pada tempatnya, agar menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Disamping itu dapat memudahkan sampah tersebut akan didaur ulang sesuai dengan jenis sampah tersebut.

Namun bagi saya sebagai orang indonesia,  peraturan membuang sampah seperti itu terasa ribet (sangat merepotkan). suatu ketika saya membuang sampah botol plastik, kedalam tempat sampah yang disediakan tanpa membuka tutup botol dan labelnya, ternyata diam-diam anak saya no. 4 yang baru berumur 5 tahun berada dibelakang saya dan melihat saya membuang botol plastik tersebut tanpa mengikuti aturan yang ada, ia langsung menegur saya  bahwa perbuatan saya itu tidak baik, dimana saya telah melanggar aturan dan juga akan menyusahkan petugas yang akan mengangkat sampah botol plastik. Maka dihadapannya saya memohon maaf kepadanya, dan mengambil botol plastik tersebut dengan perasaan malu, membuka tutup dan labelnya.

Pada akhirnya saya mengerti bahwa bagi orang jepang menjaga kebersihan adalah bukan hanya menjadi suatu kewajiban namun sudah menjadi budaya yang terus ditekankan kepada  semua penduduk dan diajarkan sejak usia dini.  

 

Salam

Ayub

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun