Mohon tunggu...
Mboi Coy
Mboi Coy Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Money

Bukan Sekolah Berbayar, Tapi Siswa Berbayar!

29 Juli 2010   07:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

"Bangsa yang maju bukanlah bangsa yang kaya, melainkan bangsa yang terdidik" -saya

Saya selalu berpendapat bahwa titik awal dalam merubah negara yang saya tinggali ini bukan dari kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi kita harus beranjak dengan membentuk bangsa yang terdidik terlebih dahulu. bangsa yang akan membuat peluang dan kesempatan. bangsa yang merubah potensi menjadi keahlian. bangsa yang berkompetensi. Selanjutnya kemakmuran dan keimanan akan berjalan menghampiri dengan sendirinya.

Berikut khayalan saya.

Sewaktu kuliah saya suka berkhayal untuk mendirikan sekolah. Tapi bukan sekolah-sekolah berbeasiswa atau sekolah gratis, melainkan sekolah yang membayar siswanya untuk bersekolah. benar, kamu tidak salah baca.. sekolah yang membayar siswanya untuk bersekolah. Kenapa hal ini menjadi point yang saya titik beratkan? karena target sekolah yang saya akan dirikan adalah Sekolah Dasar (SD) dengan siswa-siswa dari daerah tetapi tidak harus daerah terpencil dimana sebagian besar siswanya berasal dari kalangan tidak mampu.

Alasan saya hanya mendirikan sekolah dengan tingkat pendidikan SD saja, karena saya merasa siswa dengan usia tersebut mempunyai semangat tinggi untuk mempelajari sesuatu (tidak hanya belajar dikelas), tetapi kita akan mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi potensi-potensi yang dimiliki para siswa tersebut. Dan sepertinya, mereka lebih cepat dalam mempelajari sesuatu ketimbang orang yang lebih tua dari mereka.

Disini kita akan berevolusi dalam dunia belajar dan mengajar. Siswa tidak perlu jago matematika atau kemampuan atlit dalam pelajaran olahraga, atau kemampuan-kemampuan lainnya yang harus terpenuhi di sekolah-sekolah lain pada umumnya. Karena model pengajaran disini adalah sistem kompetensi, maka pengajar harus mampu menggali dan menemukan potensi-potensi yang dimiliki siswa, per individu. Penjurusan sudah diterapkan, dan penjurusan ini didasarkan kepada kemampuan dan kemauan setiap siswa. Setiap ilmu adalah baik, dan tidak ada kewajiban untuk siswa menguasai semua ilmu yang ada. Mempelajari semua ilmu adalah kewajiban tetapi menguasai semuanya adalah tidak mungkin untuk sebagian besar manusia.

Mereka bersekolah dengan suasana seperti sekolah lainnya. Dengan seragam lengkap dan belajar didalam ruangan yang layak akan memotivasi mereka dalam proses pembelajaran. Karena bagaimanapun, Bersekolah adalah impian anak-anak. Sehingga proses belajar tidak berhenti di saat guru menurunkan ilmunya ke siswa, tapi suasana sekolah juga harus tercipta.

Lalu apa bedanya dengan sekolah yang digratiskan? Ada faktor yang terlupakan dalam penerapan sekolah gratis untuk orang yang tidak mampu. Yakni, dengan hidupnya yang serba kekurangan maka orang tua lebih berpikir sang anak lebih 'berfungsi' untuk membantu mencari uang ketimbang menghabiskan waktunya di sekolah, walaupun itu gratis.

Nah, dengan model sekolah yang membayar siswanya maka selain memotivasi anak untuk sekolah (walaupun mereka sudah sangat termotivasi) tetapi juga orang tua mereka akan lebih terdorong untuk memasukan anaknya ke sekolah untuk belajar.

Mungkin yang jadi pertanyaan terbesar yaitu darimanakah dana untuk semua itu. Untuk tenaga pengajar dan administrasi bisa didapatkan dari para sukarelawan dengan motivasinya yang mungkin dari satu ke yang lainnya berbeda. Entah itu motivasi diri untuk mengisi waktu senggang, melatih ilmu mengajar, menurunkan ilmu sebagaimana yang diajarkan oleh agama atau sebuah motivasi yang memang ingin bangsa ini mempunyai generasi penerus yang unggul dalam banyak hal. Terlepas dari motivasi mereka menjadi sukarelawan, saya rasa masih ada banyak orang yang mempunyai hati, dedikasi dan waktu untuk tugas luhur ini.

Kemudian biaya yang dikeluarkan untuk membayar para siswa dan biaya operasional bisa didapatkan dari sponsor. Sudah banyak Perusahan-perusahaan yang mengalokasikan dana untuk keperluan pendidikan ini. Seperti beasiswa kuliah, pendidikan di luar negeri dan bantuan dalam bentuk lainnya. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan menjadi sponsor pendidikan macam ini. Diantaranya seperti, memberi ruang untuk perusahaan menunjukan bahwa mereka peduli juga terhadap dunia pendidikan dan kemajuan bangsa, publisitas positif dan yang pasti, konsep ini merupakan investasi jangka panjang untuk kemajuan dunia usaha di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun