Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pesan Edukatif Dongeng Anak Nusantara Bertutur Edisi Agustus-Oktober 2018

9 Agustus 2019   10:25 Diperbarui: 9 Agustus 2019   11:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: facebook/nusantara bertutur

8. Kejujuran membuka pintu kebaikan.

Di era sekarang ini, mencari orang jujur sangatlah sulit. Hal itu dibuktikan banyaknya kasus penipuan yang sering beredar di lingkungan kita. Padahal agama Islam selalu mengajarkan supaya manusia bersikap jujur. 

Seperti salah satu sifat yang dimiliki nabi. Nabi selalu menekankan umatnya untuk bersikap jujur---berbicara dan berperilaku apa adanya tidak mengada-ngada.

Belajar bersikap jujur menjadi tantangan berat di kehidupan ini. Pasalnya, lebih banyak orang berbohong---bersembunyi dibandingkan orang jujur dan terbuka. Sikap demikian itu menjadi penyakit manusia. Seperti yang tergambar dalam dongeng Belajar Kelompok. 

Ahmad Ijazi H menggambarkan tokoh Indah yang bersikap bohong kepada orang, yaitu bundanya dan kedua sahabatnya. Tokoh Indah meminta Pak Gimin, tukang kebun di rumahnya untuk mengatakan kepada kedua sahabatnya bahwa dirinya sedang sakit. Di sini Ahmad menggambarkan dengan jelas tokoh Indah berbohong.

Tokoh Indah juga berbohong kepada bundanya. Tak tinggal diam, tokoh Bunda meminta Indah untuk berkata jujur tentang apa yang terjadi. Lalu, tokoh Indah bercerita. Dari dongeng di atas, hadirlah pesan edukatif untuk mengajak semua orang berbuat dan berkata jujur. Jujurlah! Karena kejujuran itu penting. 

Sebab, kebohongan akan membuka pintu-pintu keburukan, seperti halnya dalam dongeng di atas. Dengan begitu, penting dimengerti bahwa sikap jujur hendaknya tertanam dalam diri supaya akan terbukanya pintu-pintu kebaikan.

9. Gunakan waktu dengan baik.

Waktu adalah uang. Karenanya, gunakan waktu dengan baik. Waktu tidak akan berputar balik. Waktu terus berjalan. Betapa kita sadari, waktu begitu berharga. Menyia-nyiakan waktu sama halnya membuang kesempatan yang bisa dilakukan. 

Menunda merupakan contoh kebiasaan buruk tidak memaksimalkan waktu. Hal itu tergambar pada dongeng Belajar dengan Tekun. Salah satu tokoh Ginting digambarkan menyia-nyiakan waktu.

Tokoh Ginting memanfaatkan waktu belajar saat akan ujian saja. Berbeda dengan tokoh Agam. Yaitu selalu memanfaatkan waktu belajar dengan baik. Tokoh setiap hari belajar sedikit demi sedikit, sehingga saat akan menghadapi ujian tokoh tidak kelelahan harus belajar menghafal dan memahami materi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun