Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pesan Edukatif Dongeng Anak Nusantara Bertutur Edisi Agustus-Oktober 2018

9 Agustus 2019   10:25 Diperbarui: 9 Agustus 2019   11:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: facebook/nusantara bertutur

Pesan edukatif merupakan sebuah pesan yang di dalamnya berisikan perintah, nasihat, permintaan, dan amanat yang ingin disampaikan kepada orang lain. Pesan bisa dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (dari orang lain). 

Pesan yang disampaikan secara langsung dilakukan dengan memberikan nasihat secara langsung bertemu atau bertatap muka dengan orang yang akan diberikan nasihat. 

Seperti yang sering kita alami dan jumpai, seorang ibu yang menegur anaknya karena memiliki kebiasaan tidak mencuci piring setelah selesai makan. Ibu itu kemudian menegur, supaya membiasakan diri melakukan hal paling sederhana, yaitu mencuci piring sendiri.

Pesan yang disampaikan secara tidak langsung, contohnya ketika seseorang menuliskan sebuah surat dengan mengatakan supaya orang yang membaca surat itu tetap semangat, jangan mudah menyerah dan putus asa. 

Contoh lain adalah seorang kepala sekolah ingin menegur siswanya supaya membiasakan diri masuk kelas dengan tertib. Karena ketertiban itu jika dilakukan secara perlahan akan menjadi kebiasaan yang baik. 

Nasihat itu tidak langsung diutarakan kepala sekolah. Akan tetapi, beliau meminta wali kelas menyampaikan dengan siswa yang dimaksudkan.

Di sini kita dapat belajar, bahwasanya pesan edukatif memiliki arti sesuatu hal yang bersifat mendidik untuk mengubah sesuatu yang kurang baik menjadi baik, sesuatu yang salah menjadi benar, sesuatu yang kurang tepat menjadi tepat, dan lain sebagainya. 

Dari pesan-pesan edukatif yang disampaikan seseorang itu diharapkan orang lain dapat menerapkan dengan hati dan tindakan di kehidupan sosial.

Pesan edukatif dapat kita temukan di mana saja dan lewat apa saja. Dalam dongeng anak contohnya. Dongeng tidak sekadar menyampaikan cerita kepada pembaca. Akan tetapi, penulis juga bermaksud menyampaikan pesan yang diselipkan dirangkaian cerita yang disajikan. 

Dongeng anak Kompas Nusantara Bertutur edisi Agustus-Oktober 2018 menarik untuk dianalisis pesan-pesan edukatif apa saja yang terdapat dalam cerita. Dari ke-12 judul dongeng anak tersebut terdapat pesan edukatif berdasarkan nilai-nilai pendidikan karakter.

Berikut ini adalah analisis pesan edukatif dongeng anak.

1. Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan cara instan.

Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan cara instan. Percayalah. Orang sukses pasti pernah gagal. Orang gagal pasti ingin sukses nantinya. Kesuksesaan itu buah dari perjuangan. Ada banyak hal yang harus dilewati. Satu per satu harus dipecahkan dan terpecahkan. Rintangan dan tantangan adalah gelombang kehidupan.

Rumus ingin sukses adalah kuadrat kerja keras dikali usaha ditambah optimis. Optimis terhadap sesuatu yang telah dilakukan, tidak ragu-ragu, dan percaya apa yang dilakukan akan membuahkan hasil dari sesuatu yang dikerjakan. Seperti yang terjadi pada tokoh Ulo dalam dongeng Hombo Batu karya Yeni Endah.

Tokoh Ulo harus mengalami cidera pada kakinya sebelum ia berhasil melompati bangunan yang disusun dari bebatuan setinggi dua meter. Kegagalan tokoh Ulo saat melompati batu hingga cidera, tidak menjadi penghalang menyerah. Justru ia semakin memantapkan diri belajar mendarat yang baik. 

Dukungan dari tokoh Ama membuatnya tambah semangat. Tokoh Ulo menjadi optimis, pasti bisa. Hingga akhirnya, berkat kegigihan, semangat berlatih, dan pantang menyerah, tokoh Ulo mampu melompati batu setinggi dua meter.

Dari contoh kesuksesan tokoh Ulo di atas dapat dijadikan pelajaran bersama, bahwa tidak ada kesuksesaan itu yang diraih dengan cara instan. Sebagaimana pengalaman hidup Joni Ariadinata, cerpenis dan redaktur jurnal cerpen Indonesia. Joni pernah gagal berkali-kali saat mengirimkan naskah di media massa. 

Akan tetapi, penolakan naskah oleh redaktur itu tidak membuat Joni menyerah. Ia terus berkarya dan mengirim, hingga naskahnya benar-benar diterima, dapat dinikmati pembaca.

2. Kreativitas adalah buah dari pemikiran.

Sesuatu akan berkesan ketika sesuatu itu hadir dengan cara dan gaya yang baru. Kreatif adalah salah satu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berkesan itu. 

Seperti yang digambarkan dalam dongeng Kekayaan Bahasa Daerah karya Salsabila Zahratusyyita. Yaitu kreativitas untuk menampilkan sesuatu yang baru di acara pentas seni penyambutan siswa baru akan dipersembahkan.

Diceritakan dalam dongeng, setelah banyak pertimbangan lagu apa yang akan dibawakan. Tiba-tiba, tokoh Putu hadir dengan pemikiran kreatif. Tokoh Putu mengusulkan menyanyikan lagu Janger dari Bali. 

Sebab, lagu Janger bisa dinyayikan sambil menari. Usulan itu pun diterima meskipun masih perlu diskusi lagi. Di sini memiliki pesan edukatif bahwa kreativitas seseorang itu ada karena dipikirkan.

Orang-orang yang memiliki jiwa dan pemikiran kreatif pada umumnya adalah mereka yang suka tantangan, berani mengambil risiko, dan berimajinasi tinggi. 

Mereka berusaha akan menciptakan hal lain, belum pernah ada. Jiwa dan pemikiran kreatif demikian itu menunjukkan adanya sikap ingin maju dengan memerlihatkan hasil kreativitasnya kepada orang lain. 

3. Siapa yang disiplin, ia akan berhasil mencapai target diri.

Menurut Jim Rohn, "Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaian." Manusia hidup memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu sendiri, bisa dikatakan cita-cita. 

Manusia akan melakukan segala hal supaya ia meraih apa yang telah dicita-citakan. Berusaha adalah jembatan mencapai tujuan seperti yang didambakan, diinginkan, dan dimimpikan.

Selain berusaha, disiplin terhadap diri juga penting dilakukan. Belum kita jumpai orang yang berhasil (mencapai tujuan) tanpa adanya usaha dan disiplin diri. 

Bung Karno, berkat setiap hari latihan berpidato, akhirnya fasih membaca pidato. Begitu pula dengan Zig Ziglar, seorang pembicara motivasional. Hari-harinya dilalui dengan berlatih dan berlatih berbicara. Sehingga, apa yang dikatakan tidak saja menggugah seseorang, melainkan mengubah seseorang itu.

Sebagaimana dalam dongeng Belajar dengan Tekun. Herdita Dwi R. Dwi R lewat tokoh Agam memberikan pencerahan bagi teman-temannya yang selama ini memiliki kebiasaan cara belajar yang salah. 

Sebutlah tokoh Ginting. Ia memiliki kebiasaan belajar menjelang ujian. Sementara, tokoh Agam selalu membiasakan diri setiap hari belajar. Tokoh Agam merasakan cara belajar yang demikian itu sangat kondusif karena masih hangat materi pelajaran di otaknya.

Sikap disiplin yang dilakukan tokoh Agam penting dijadikan pelajaran dan pesan bagi semua pelajar, khususnya. Bahwa dengan disiplin belajar akan mudah mencerna materi, sehingga ketika akan ulangan tidak harus belajar keras. Tugas seseorang hanyalah memanggil memori pelajaran yang sudah tersimpan di otak. Karena itulah kedisiplinan belajar akan membawa orang pada target yang memuaskan.

4. Bersama kita mampu dan bisa.

Bersama kita mampu dan bisa seperti peribahasa yang berbunyi, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" Artinya sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan dengan kerja sama gotong royong. 

Peribahasa tersebut tercermin pada dongeng Tari-Tarian Nusantara. Anton melalui tokoh Kissa dan teman-temannya membuktikan bahwa ketika seseorang melakukan sesuatu dengan cara bersama, sudah dipastikan bisa dan mampu. Karena tidak dilakukan sendiri. Ketika bersama magnet positif terhadap apa yang ingin dicapai akan berkumpul menjadi satu.

Kebersamaan mencapai tujuan adalah energi yang saling tarik menarik. Ia akan saling memotivasi dan menyemangati lainnya. Seperti yang sering terjadi di kehidupan kita. Ketika dihadapkan pada suatu tugas yang berat, seseorang mampu menyelesaikan tugas itu dengan baik. Hal itu terbukti bahwa energi kebersamaan adalah ion-ion yang saling tarik-menarik. 

5. Lakukan yang terbaik untuk dirimu dan orang lain.

Tidak ada sesuatu di dunia ini yang dilakukan tanpa alasan. Semua memiliki alasan mengapa dilakukan dan untuk apa dilakukan. Pesan edukatif, "Lakukan yang terbaik untuk dirimu dan orang lain" adalah nasihat batin. 

Seperti yang dilukiskan Anton Dwi Ratno dalam dongengnya Tari-Tarian Nusantara. Diceritakan Kissa dan teman-temannya sedang berlatih giat Tari Piring. Tari tersebut akan dipentaskan di malam peringatan Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia di Kampung Gading.

Semangat dan tekun berlatih nari dilakukan tokoh dongeng supaya dapat memberikan persembahan terbaik untuk penonton. Mereka melakukan atas dasar untuk menghibur orang lain, dan untuk diri mereka pula. Sebab, Tari Piring belum pernah mereka tarikan.

6. Belajarlah dari orang lain.

Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman di sini dimaksudkan adalah pengalaman diri sendiri dan orang lain. Pengalaman diri sendiri adalah sesuatu yang teralami langsung. 

Sedangkan pengalaman orang lain adalah sesuatu yang dialami secara tidak langsung (orang lain). Belajar dari orang lain adalah jalan tempuh yang bisa dijadikan pembelajaran bagi diri. Tidak harus mengalami, akan mengetahui dari cerita orang tersebut.

Seperti yang terjadi pada Shedon Andelson, salah seorang self-made billionaire terbesar di dunia. Kesuksesaannya didapatkan berkat belajar dari orang lain. Sejak kuliah ia sering mengamati dan mendengar saran dari orang lain. Salah satunya adalah seorang penjual koran. Selain itu juga, Shedon suka membaca buku tentang orang sukses. Lewat jalan-jalan itulah, akhirnya Shedon kini menjadi orang sukses di bidangnya.

Sebagaimana tampak  di dongeng, belajar dari orang lain tergambar pada dongeng fabel berjudul Belajar dengan Semut. Hamidah Jauhary, menghadirkan tokoh Pak Mossi untuk melerai perdebatan antara Elli, Belo, dan Gaga tentang siapa yang berhak masuk rawa terlebih dahulu. Pak Mossi meminjam sifat ramah dan sikap kompak serta cinta damai dari semut. 

Semut memiliki jumlah yang sangat banyak, tetapi mereka bisa hidup dengan damai dan kompak. Sifat dan sikap yang dimiliki semut membuat Elli, Belo, dan Gaga tercenga. Mereka malu pada semut. Akhirnya, mereka berdamai dan masuk rawa bersama-sama.

7. Hormati dan hargailah sesama.

Dalam kehidupan sehari-hari menghormati dan menghargai orang lain menjadi keharusan setiap manusia. Karena merupakan sikap yang terpuji sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan---selalu membutuhkan orang lain. 

Semua orang di dunia ini hidup dengan keragaman. Setiap pribadi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menghormati orang lain sama halnya menghormati perbedaan. Sedangkan, menghargai orang lain sama halnya dengan menerima perbedaan.

Menghormati dan menghargai sesama tercemin pada dongeng anak Nusantara Bertutur berjudul Belajar Pada Semut. Hamidah menghadirkan tiga tokoh gajah, Elli, Gaga, dan Belo. Tokoh Gaga tidak memiliki sikap menghormati Belo, Si gajah Sumatera. 

Sikap itu terbukti dengan tokoh Gaga ingin masuk rawa terlebih dahulu. Padahal Belo lebih dulu sampai rawa-rawa. Mereka bertengkar hingga terdengar Pak Mossi.

Dongeng lain, juga tergambar pada tokoh Zain, Zamit, dan Ziyad. Mereka tidak saling menghormati dan menghargai sesama. Terbukti, tokoh Zain tidak menghormati apa yang menjadi pilihan Ziyad.  

Dan, tokoh Zayid tidak menghargai apa yang menjadi pilihan Zamid. Baruntunglah Pak Agus datang dengan bijak supaya masing-masing saling menghormati dan menghargai atas pilihannya.

Dari contoh konflik dongeng di atas membuktikan bahwa menghormati dan menghargai sesama menjadi suatu keharusan setiap orang. Karena berkat dua sikap terpuji itu akan menciptakan sikap saling menghormati dan menghargai antarsesama. Sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.

8. Kejujuran membuka pintu kebaikan.

Di era sekarang ini, mencari orang jujur sangatlah sulit. Hal itu dibuktikan banyaknya kasus penipuan yang sering beredar di lingkungan kita. Padahal agama Islam selalu mengajarkan supaya manusia bersikap jujur. 

Seperti salah satu sifat yang dimiliki nabi. Nabi selalu menekankan umatnya untuk bersikap jujur---berbicara dan berperilaku apa adanya tidak mengada-ngada.

Belajar bersikap jujur menjadi tantangan berat di kehidupan ini. Pasalnya, lebih banyak orang berbohong---bersembunyi dibandingkan orang jujur dan terbuka. Sikap demikian itu menjadi penyakit manusia. Seperti yang tergambar dalam dongeng Belajar Kelompok. 

Ahmad Ijazi H menggambarkan tokoh Indah yang bersikap bohong kepada orang, yaitu bundanya dan kedua sahabatnya. Tokoh Indah meminta Pak Gimin, tukang kebun di rumahnya untuk mengatakan kepada kedua sahabatnya bahwa dirinya sedang sakit. Di sini Ahmad menggambarkan dengan jelas tokoh Indah berbohong.

Tokoh Indah juga berbohong kepada bundanya. Tak tinggal diam, tokoh Bunda meminta Indah untuk berkata jujur tentang apa yang terjadi. Lalu, tokoh Indah bercerita. Dari dongeng di atas, hadirlah pesan edukatif untuk mengajak semua orang berbuat dan berkata jujur. Jujurlah! Karena kejujuran itu penting. 

Sebab, kebohongan akan membuka pintu-pintu keburukan, seperti halnya dalam dongeng di atas. Dengan begitu, penting dimengerti bahwa sikap jujur hendaknya tertanam dalam diri supaya akan terbukanya pintu-pintu kebaikan.

9. Gunakan waktu dengan baik.

Waktu adalah uang. Karenanya, gunakan waktu dengan baik. Waktu tidak akan berputar balik. Waktu terus berjalan. Betapa kita sadari, waktu begitu berharga. Menyia-nyiakan waktu sama halnya membuang kesempatan yang bisa dilakukan. 

Menunda merupakan contoh kebiasaan buruk tidak memaksimalkan waktu. Hal itu tergambar pada dongeng Belajar dengan Tekun. Salah satu tokoh Ginting digambarkan menyia-nyiakan waktu.

Tokoh Ginting memanfaatkan waktu belajar saat akan ujian saja. Berbeda dengan tokoh Agam. Yaitu selalu memanfaatkan waktu belajar dengan baik. Tokoh setiap hari belajar sedikit demi sedikit, sehingga saat akan menghadapi ujian tokoh tidak kelelahan harus belajar menghafal dan memahami materi. 

Sikap yang dilakukan tokoh Agam adalah salah satu contoh menggunakan waktu dengan baik. Hal itu terbukti, berkat memanfaatkan waktu belajar dengan baik, tokoh mendapatkan hasil ulangan yang memuaskan.

Dari dongeng di atas, penting dipahami bersama supaya menggunakan waktu dengan baik. Karena waktu itu tidak bisa diulang. Betapa waktu sangat berarti, itulah menjadi pesan terindah untuk menghargai waktu.

10. Jangan hanya cukup tahu, tapi juga mencinta dan menjaga demi kelestarian keragaman bangsa.

Indonesia memiliki keragaman yang luar biasa. Mulai dari bahasa, tari, masakan, lagu, alat musim, dan lain sebagainya. Sebagai warga negara yang baik, kita tidak cukup mengetahui perihal keragaman itu. 

Mencintai keragaman merupakan wujud dari kita merasa memiliki keragaman, sehingga jiwa untuk menjaga demi kelestarian keragaman muncul dari hati nurani.

Melestarikan keragaman bangsa dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya seperti yang dilakukan siswa-siwi sekolah dasar di Jepara. Salsabila dalam dongeng Kekayaan Bahasa Daerah, menghadirkan siswa-siswi tersebut sebagai salah satu contoh wujud melestarikan lagu daerah. Yaitu diwujudkan dengan cara menyanyikan lagu-lagu daerah. 

Mereka tidak saja cukup tahu lagu-lagu daerah, akan tetapi akan menampilkan di acara pentas seni. Lagu-lagu yang akan dinyanyikan di antaranya ada lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dan tiga lagu daerah dari Jawa Tengah. Seperti Gundul-Gundul Pacul, Lir-Ilir, dan Gambang Suling.

Di kehidupan sehari-hari, wujud cinta terhadap lagu-lagu kebangsaan dan daerah, biasanya dilakukan pelajar Indonesia saat melakukan upacara hari Senin. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta. Selain itu, beberapa sekolah juga menyanyikan lagu daerahnya di usai pidato pembina upacara atau setelah upacara selesai.

Wujud melestarikan keragaman bangsa juga tergambar dalam dongeng Tari-Tarian Nusantara karya Anton Dwi R. Si Jago Randai karya Kak Ian, dan Hombo Batu karya Yeni Endah. Ketiga dongeng tersebut menggambarkan seorang tokoh yang mencinta, menjaga, dan melestarikan keragaman tari dan budaya. Tokoh-tokoh di dalam cerita memiliki kecintaan dengan tanda ikut mendalami tari dan budaya daerah.

Sebutlah dongeng Si Jago Randai, tokoh Zul ingin ikut berlatih tari Randai, tetapi dilarang kakeknya kerena masih kecil. Sehingga, akhirnya tokoh Zul berlatih sendiri di rumahnya. Sikap yang dilakukan tokoh Zul adalah contoh merasa memiliki keragaman budaya, sehingga memiliki keinginan untuk memakai (belajar) budaya tersebut.

11. Tolong menolonglah yang akan menjadikan hidup penuh kebermanfaatan dan kebaikan.

Ajaran agama Islam adalah setiap manusia harus saling tolong-menolong terhadap sesama. Yaitu membantu meringankan beban yang dialami orang lain. Kita mengakui sebagai makhluk sosial. Siapa yang mau menolong, pasti nantinya akan ditolong. Karenanya, sikap tolong menolong dianjurkan guna meraih kebermanfaatan dan kebaikan hidup.

Niat tolong menolong itu hendaknya muncul dari hati nurani, bukan dari perbuatan semata untuk mendapatkan pengakuan atau pujian orang lain. Jiwa tolong menolong datang dari hati. 

Contoh nyata menolong dari hati adalah memberikan makanan atau uang kepada pengemis saat di jalan. Sikap tolong menolong yang tercermin dari dongeng disuguhkan melalui berbagai hal. Yaitu dengan memberikan bantuan untuk menirukan seperti dalam dongeng Warisan Budaya Lagu Daerah dan Buah Ketekunan. 

Selain itu, menolong dapat dilakukan dengan cara memberikan tips dan trik, seperti dalam dongeng Belajar dengan Tekun. Yaitu bercerita tentang tokoh Ginting yang membagikan pengalaman cara belajar sehingga ia mendapat nilai 100 saat ujian. Dua contoh sikap tolong menolong di atas, jika dilakukan setiap manusia maka akan terciptalah suatu kehidupan yang penuh kebermanfaatan dan kebaikan bagi orang lain.

12. Menerima adalah sikap menghargai perbedaan.

Menghargai perbedaan merupakan salah satu sikap cinta damai. Walaupun berbeda, setiap manusia tetap memiliki kebutuhan yang sama, yaitu keharmonisan. 

Keharmonisan dalam menjalani kehidupan dapat diwujudkan melalui sikap menghargai pendapat. Menghargai berarti menerima. Yaitu menerima segala perbedaan pendapat dan sudut pandang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, tentram, dan damai. Karena perbedaan itu, hakikatnya menyatukan.

Di kehidupan bersosial masyarakat menghargai perbedaan penting dilakukan setiap manusia. Sikap menghargai perbedaan tercermin seperti halnya dongeng Pro dan Kontra. 

Yakni, sebuah dongeng anak yang mengangkat tema tentang cinta damai. Penulis, Herdita Dwi R. menceritakan dua orang anak sedang bertengkar karena perbedaan pendapat. Konflik yang terjadi adalah perbedaan pendapat perihal Jalanglote Mak Ripah. Karena itulah mereka bertengkar.

Beruntunglah tokoh Mama segera melerai, mendamaikan dengan saling menerima masing-masing pendapat. Sikap yang dilakukan tokoh Mama merupakan sikap menghargai perbedaan, khususnya pendapat. 

Tokoh Mama menerima masing-masing pendapat, dan kemudian memberikan pengertian kedua anaknya. Dengan sikap menerima itulah, tidak akan menimbulkan perselisihan sehingga berakibat konflik yang berkepanjangan. Karena, dapat menimbulkan ketidakharmonisan antarsesama.

13. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan.

Hidup itu pilihan. Seperti apa, bagaimana, dan mengapa merupakan hasil keputusan dari beberapa pilihan yang ada. Setiap orang mempunyai hak untuk memilih apa yang diinginkan dengan bebas dan sesuai batasannya. 

Apa yang dipilih tentun sudah dipikirkan secara matang. Memang tidak dapat dipastikan apakah pilihan itu benar. Tentunya, sudah dipikirkan berdasarkan pertimbangan keputusan terbaik yang dibuat sendiri.

Kebebasan  memilih tercermin pada dongeng Jadilah Suporter yang Baik. Sebuah cerita yang mengambil konflik perdebatan tiga orang siswa pelajar. Perdebatan itu terjadi perihal tim sepak bola manakah yang berhak didukung untuk menjadi pemenang. Dalam dongeng, salah seorang tokoh bernama Ziyad memastikan Zamit untuk memilih tim kelas VI B. Sedangkan Zain, memilih kelas VI A.

Beruntunglah Pak Agus datang, dan menasehati bahwa boleh saja mendukung tim mana saja. Jangan memaksa orang. Hormatilah orang yang berbeda pilihan. Dari dongeng tersebut kita ketahui bawa setiap orang memiliki pilihan tersendiri. Dan seseorang berhak memilik atas pilihannya.

14. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.

Dualisme dunia telah mengajarkan bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Setiap manusia diharuskan untuk melewati ujian hidup yang bernama kegagalan. Karena gagal adalah awal dari keberhasilan yang besar. 

Dalam pandangan Islam,  manusia diwajibkan untuk pantang menyerah terhadap kegagalan. Siapa yang mau mencoba, maka ia telah bersiap untuk mengarungi dunia. Apapun resikonya.

Sikap pantang menyerah tercermin pada tokoh Ulo pada dongeng Hombo Batu. Tokoh Ulo bersemangat berlatih melompati bangunan yang disusun bebatuan. Meski sempat cidera pada kakinya, ia tidak menyerah terus berlatih hingga bisa melompati batu setinggi dua meter. 

Sementara itu, dongeng lain yang juga sama adalah Si Jago Randai. Keinginan turut meramaikan tradisi musim panen membuat tokoh Zul giat dan tekun berlatih Randai secara mandiri. Ia melihat saksama sekaligus mengingat-ingat gerakan-gerakan Randai. 

Namun, sayangnya tokoh Zul dilarang kakeknya. Meski begitu Zul tidak sakit hati. Zul terus berlatih, hingga akhirnya kakeknya memintanya untuk bergabung.

Dua dongeng di atas menunjukkan secara jelas, bahwa usaha apapun yang kita lakukan, pasti akan membuahkan hasil. Entah berwujud apa, pasti akan imbal baliknya, karena, hakikatnya tidak ada usaha yang mengkhianati hasil atas usaha yang kita lakukan.

15. Belajarlah saling memaafkan untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan damai.

Ajaran agama Islam, setiap manusia dianjurkan memiliki untuk saling memaafkan atas kesalahan yang dibuat orang lain. Kalau saja Allah maha memaafkan, mengapa manusia tidak. 

Kata maaf berarti mengakui telah melakukan kesalahan sehingga seseorang dituntut untuk meminta maaf. Sementara memaafkan berarti mau menerima  kesalahan orang lain, dan saling meminta maaf atas kesalahan.

Kata maaf memang sederhana dan mudah diucapkan, akan tetapi maaf yang dari hati itu sulit dilakukan. Karenanya, belajar memaafkan dan meminta maaf penting untuk dilakukan. 

Hal itu sebagaimana terdapat pada dongeng Belajar Pada Semut. Tokoh Belo meminta maaf kepada tokoh Gaga. Kemudian, tokoh Gaga juga meminta maaf kepada tokoh Belo. Mereka menyadari kesalahan masing-masing, yang kemudian mereka menjadi teman yang rukun dan damai.

Sementara itu, memaafkan dapat belajar pada dongeng Belajar Kelompok. Yaitu, tokoh Indah meminta maaf kepada kedua sahabatnya yang telah menunggu. 

Kemudian, kedua teman tersebut juga minta maaf karena kebiasaan buruknya saat belajar membuat tokoh Indah terganggu saat belajar. Akhirnya mereka saling memahami kesalahan yang dilakukan.

Dari kedua contoh memaafkan dan minta maaf di atas dapat dijadikan pelajaran menarik, bahwa setiap manusia hendaknya saling mengerti dan memahami satu sama lain. 

Jika bersalah, segeralah meminta maaf supaya tidak menimbulkan ketidakdamaian. Selain itu juga, tidak menimbulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan. Dengan begitu, belajar memaafkan adalah suatu kepentingan bersama guna menciptakan kehidupan yang rukun, damai, tentram, dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun