Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

25 Tahun Menjadi Kolektor Mainan Restoran Cepat Saji

12 Agustus 2019   10:20 Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:20 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miniatur anjing Dalmatian adalah koleksi pertama di tahun 1994| Dokumentasi pribadi

Awalnya tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menulis tentang hobi saya ini dalam satu artikel khusus. Saya pikir tidak ada yang spesial, hanya sebatas hobi saja. 

Padahal hobi ini sudah saya tekuni lebih dari 25 tahun dan menurut saya sih tidak begitu penting untuk dipublikasikan atau dipamerkan. Tapi memang saya sering "pamer" di status WA atau IG story, kalau pas ada "anggota" atau barang koleksi baru. Hanya sekadar mengekspresikan kepuasan dan kebahagiaan semata.

Sampai pada suatu saat. Seperti biasa ketika ada koleksi baru yang saya mau pajang di lemari kaca, saya membuat video pendek yang kemudian saya posting di status WA. Tidak sengaja, seorang teman wartawan melihat status saya dan merasa tertarik untuk menulisnya. Karena dia menganggap hobi saya ini unik dan belum pernah sama sekali ditemuinya.

Mas Amir (nama panggilannya) yang seorang wartawan dari sebuah media online besar di Jawa Timur itu mengirimkan pesan lewat WA menawarkan untuk bisa mewawancarai saya seputar hobi tersebut. Saya cukup kaget. Tidak menyangka kalau ada respon dari teman wartawan.

Awalnya saya ragu. Sempat juga merasa malu. Hobi yang menurut saya sangat biasa-biasa saja kok mau diangkat sebagai berita. Sayapun minta waktu beberapa hari untuk berpikir. Karena kebetulan waktu itu saya juga harus segera pergi ke Madiun untuk menjenguk ibu yang sedang sakit. Jadi sambil memikirkan tawaran dari mas Amir tersebut.

Setelah sekitar 2 minggu lepas dari semua kesibukan, akhirnya saya menerima tawaran mas Amir dan minggu kemarin bisa bertemu untuk berbagi cerita yang menurut dia cukup unik dan menginspirasi ini. Saya pastinya sangat senang kalau bisa membagikan pengalaman yang bisa menginspirasi.

Tangkapan layar berita di Tribun Jatim| Sumber: Dokumentasi pribadi via Tribun Jatim
Tangkapan layar berita di Tribun Jatim| Sumber: Dokumentasi pribadi via Tribun Jatim

Kalian pasti masih bertanya-tanya, apa sih hobi saya itu?

Sejak tahun 1994, saya mengumpulkan mainan atau boneka miniatur yang menjadi hadiah kalau kita membeli paket anak dari sebuah restoran cepat saji yang terkenal. Pada waktu itu belum banyak restoran cepat saji yang menjual paket mainan tersebut, hanya McD dan KFC.

Anak-anak kalau akhir pekan sering minta jalan-jalan. Cari makannya pasti seputar resto cepat saji itu. Otomatis saya memilih praktisnya dengan membeli makanan sekalian mendapat mainan. Apalagi waktu itu bersamaan dengan diluncurkannya film-film yang box office seperti Dalmatian, Avatar, Spongebob, Doraemon, dan lain-lainnya. 

Trik dari resto cepat saji tersebut memang cukup jitu. Terbukti dengan seringnya saya kehabisan hadiah yang saya incar. Kadang dari 4 seri, saya cuma mendapat 2. Karena walaupun saya ingin beli mainannya satu seri, tapi nggak mungkin membeli sekaligus 4 paket bahkan kadang lebih. Karena harus setengah mencicil biar nggak berat. Terus keesokan harinya mau beli lagi, eh sudah kehabisan.

Itulah salah satu duka mengkoleksi mainan dari paket resto cepat saji. Meskipun begitu, saya cukup happy walaupun mendapat 2 atau 3 mainan. Tapi kadang kalau sedang dapat rezeki ya bisa membeli sekaligus satu seri.

Kebetulan anak saya 3 orang laki-laki semua. Meskipun mereka suka juga bermain dengan miniatur boneka tersebut. Tapi mereka termasuk anak-anak yang cukup teliti dan telaten untuk menyimpan mainannya kembali. Saya menyediakan satu kontainer plastik khusus menyimpan boneka-boneka kecil itu.

Sampai pada suatu saat saya merapikan isi kontainer mainan tersebut. Saya cukup kaget ketika menyadari kalau mainan dari resto cepat saji sudah cukup banyak. Sambil iseng-iseng saya susun di meja, ternyata kok terlihat sangat bagus dan menyenangkan sekali melihatnya. Dari situlah terbersit mencarikan lemari khsusus untuk memajang mainan-mainan itu.

Akhirnya saya memesan sebuah lemari kaca dengan ukuran tinggi 1.5 cm x 60 cm. Dan sejak ada lemari itulah, semangat saya makin tinggi untuk menambah koleksi. 

Apalagi semakin ke sini semakin banyak resto cepat saji yang mengeluarkan paket makan untuk anak-anak dengan hadiah boneka miniatur tersebut. Mulai dari Hokben. AW, Burger King, Yoshinoya sampai Chicking resto fast food paling junior pun ada. Jumlah koleksi sampai 500 buah.

Sampai sekarang seluruh jumlah koleksi saya kurang lebih 500 buah. Terakhir sekitar tahun 2005 pernah saya hitung sudah mencapai 300an dan saya cukup hafal satu per satu. Karena tiap hari selalu saya tengok, bahkan tiap bulan selalu saya bersihkan. Sampai sekarang belum pernah saya hitung lagi. Capek juga sih hehehehe

Karena jumlahnya makin banyak, tampak dari susunan yang main berdesak-desakan. Saya pun memesan lagi lemari kaca untuk menampung beberapa mainan yang masih plastikan, belum saya buka karena belum bisa di pajang.

Lemari kaca tempat menyimpan koleksi mainan dari restoran cepat saji| Dokumentasi pribadi
Lemari kaca tempat menyimpan koleksi mainan dari restoran cepat saji| Dokumentasi pribadi

Di dukung suami dan anak-anak

Saya tidak pernah mempunyai target harus membeli setiap minggu atau setiap bulan. Bahkan kadang saya tidak sempat bertandang ke resto cepat saji kalau memang tidak sedang lagi ada kepentingan. 

Kalau kebetulan saya melihat mainan yang diluncurkan itu cukup unik dan menarik menurut saya, pasti saya langsung membeli. Minimal 2 atau maksimal 3. 

Tidak sampai membabi buta. Meskipun kadang kalau besoknya ingin beli lagi, tapi sudah keburu habis. Saya sudah cukup puas mempunyai 2-3 koleksinya.

Tidak pernah ada dana khusus karena semua itu memang spontan. Hobi yang iseng tapi cukup bikin refresh serta semangat kalau melihat boneka-boneka tersebut terpajang di lemari kaca. 

Salah satunya adalah menjadi jejak historis dari anak pertama umur 7 bulan sampai bermunculan 2 orang adiknya. Jadi kalau melihat mainan-mainan itu, serasa ingat masa kecil anak-anak hehehe.

Dan pajangan bonek-boneka tersebut tidak hanya saya nikmati sendiri. Suami pun kadang ikut menikmati meski hanya memandang dari balik kaca. Tentu saja karena kunci lemari kaca itu saya simpan. 

Tidak ada satupun yang boleh membuka kecuali saya. Biarin dibilang pelit, karena mainan itu semua sekarang menjadi aset yang berharga buat saya. Aset yang memiliki kisah historis tak ternilai.

Sebagian dari koleksi kesayangan | Dokumentasi pribadi
Sebagian dari koleksi kesayangan | Dokumentasi pribadi

Pernah di tawar teman dengan nilai puluhan

Menyinggung soal nilai historis yang tak ternilai, memang cukup masuk akal. Karena mengumpulkan boneka-boneka itu selama 25 tahun bukan hal yang mudah. Ada suka duka, banyak cerita terutama jejak sejarah dari anak-anak kecil hingga sekarang semua sudah dewasa.

Bahkan seorang teman pernah menawar dengan harga puluhan juta. Dia sangat tertarik dengan semua fitur boneka yang menjadi koleksi saya. 

Dari fitur superhero, animal, sampai tokoh-tokoh lucu dunia yang disukai anak-anak seperti Spongebob, Minion, sampai Doraemon. 

Tapi untuk saat ini saya tidak pernah terpikir untuk menjualnya. Tidak tahu kalau suatu saat nanti ada konglomerat yang mau membeli dengan harga fantastis hahahahaha.. Yang jelas saya belum bosen untuk mengumpulkan dan akan terus menambah koleksi sampai bosen.

Semoga cerita saya ini bisa menginspirasi dan diambil dari sisi positifnya. Silahkan tonton tayangan Youtube di bawah ini, tapi jangan lupa subscribe ya. Video ini dibuat oleh wartawan Tribun Jatim, Mayang Essa. Salam hangat...


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun