Rumah tangga menyatukan 2 orang dengan karakter dan latar belakang yang berbeda. Jadi, wajar saja kalau penuh dengan konflik.
Bahkan jauh sebelum bicara soal karakter dan latar belakang, pria dan wanita saja merupakan 2 spesies yang berbeda. Dengan perbedaan cara pandang, berpikir, memandang dan mengatasi suatu masalah.
Jika pria dan wanita sama-sama tidak memahami kecenderungan dalam memandang dan mengambil sikap, mereka akan terus beradu serta saling tak mau mengalah.
Contoh sederhana, pria mengatasi masalah dengan cara diam, menyendiri dan fokus berpikir untuk mencari solusi. Saat wanita melihat hal ini, dia akan sedih karena dia berpikir suaminya sedang menjauhinya. Karena tak mau bercerita dan hanya diam.
Saat istri makin mendesak suami untuk berbicara, suami akan makin jengkel dan justru makin menjauh. Di sinilah konflik bisa saja muncul karena istri akan merasa tidak dianggap dan diabaikan.
Contoh kedua, wanita mengatasi masalah dengan cara terus berbicara untuk membuat hatinya lega meskipun itu sama sekali tidak membantu wanita mendapatkan solusi.
Pria menganggap wanita sedang mengeluh, menyudutkan dan menyalahkan dirinya. Padahal, itulah cara wanita meluapkan kekesalan dan mengatasi masalahnya.
Pria yang tidak paham justru akan menceramahi istri panjang lebar dan membela diri serta tak mau disalahkan. Wanita yang mendengar hal ini, akan cenderung marah, kesal dan kecewa. Karena suaminya sendiri, tidak memahami tabiat atau keinginan hatinya.
Kecenderungan berbeda suami dan istri dalam menghadapi masalah saja, sudah bisa membuat konflik hebat diantara keduanya.
Dan, hal-hal seperti ini jika tidak segera diatasi akan makin larut, runyam dan tak kunjung selesai. Nah, apa sih sebenarnya penyebab konflik suami istri yang tak kunjung selesai seperti ini?
Apakah benar hanya karena suami istri tidak memahami cara pandang satu sama lain?
